Epilog

717 62 21
                                    

Di Sebuah ruangan gelap terdapat seorang laki-laki dewasa terikat di atas kursi yang berada ditengah-tengah. Ruangan bernuansa gelap itu nampak pengap karena dominasi si pria tan, yang nampak sibuk menorehkan goresan-goresan luka pada tubuh lemas di hadapannya.

Sedangkan di sudut lainnya ada seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, tengah fokus memainkan rubik kesayangannya. Sesekali mata berwarna safirnya melirik pada sang daddy yang tengah sibuk memberikan pelajaran pada orang jahat yang berani menyentuh miliknya.

"Ck! kapan giliranku? aku sudah tidak tahan ingin mencabik wajah jelek itu daddy"

"Bersabarlah, prince. Daddy masih belum puas memberikan hukuman pada pria bajingan ini" ucap taehyung tanpa menoleh

Tangannya semakin bersemangat, menari diatas tubuh telanjang yang sekarang sudah dipenuhi darah itu. Matanya tajam menghunus, bahkan rasa-rasanya bisa menembus otak siapapun.

Nafasnya memburu, emosi membuncah di ubun-ubun. Ingin sekali ia membunuh pria ini sekarang juga, tapi diurungkan karena sang anak memintanya agar dia tak membunuhnya.

Taehyung menoleh, lalu tersenyum miring sebelum beranjak dan memberikan pisau miliknya pada daejung. 

"Giliranmu, boy"

Pisau di ambil, kaki pendek nya berjalan pelan penuh intimidasi mendekati pria yang terikat itu. Jemari kecilnya meremat erat, lalu mencabik-cabik wajah itu hingga tak berbentuk lagi. Seringaiannya muncul, dan dengan sekali ayunan, ia menebas kepala yang terkulai itu hingga terlepas dan memuncratkan darah hingga mengenai wajahnya. 

"Ck! beginilah akibatnya jika kau berani menyentuh mommy ku" ucapnya, lalu memotret tubuh itu untuk ia cetak dan disimpan di album khusus.

Taehyung yang melihat itu hanya tersenyum, membiarkan sang anak bermain sepuasnya dengan mainannya. Ia hanya duduk tumpang kaki memperhatikan dengan jemari yang mengapit nikotin.

"Jika sudah selesai, segera bersihkan dirimu. Jika mommy tau, pasti kita akan di marahi"

"Hm, aku tau" balasnya datar tanpa menoleh karena sibuk dengan ponsel mahalnya.

Taehyung hanya menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, anak nya yang satu ini benar-benar menuruni semua yang ada dirinya, tapi tidak dengan wajahnya yang sangatlah mirip dengan yoongi.

Dan tanpa diketahui mereka berdua, ada sesosok mahluk mungil lainnya yang sedang mengintip di balik pintu dengan berkacak pinggang.

"Lil master hyun sedang apa?"

Daehyun tersentak, segera memberi gestur untuk diam pada mingyu.

"Syut! diam paman"

Pria jangkung itu segera mengangguk, mengatupkan bibirnya rapat-rapat mematuhi perintah lil masternya.

"Aku sedang mengintip daddy dan daejung, ish! mereka memang tidak kapok, padahal mommy sudah melarang mereka untuk bermain seperti itu lagi" jelasnya, dengan mata yang fokus menatap kegiatan di dalam.

"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus segera memberitahu mommy"

Kaki pendeknya segera berlari, disusul mingyu yang ketar-ketir karena takut terjadi sesuatu pada lil masternya.

"Mommy!"

Pria dewasa itu menoleh, mengangkat alisnya bingung saat sang anak berlari menghampirinya.

"Ada apa? kenapa berlarian, nanti jatuh" ucapnya lembut

"Hehe maaf"

Yoongi tersenyum, menuntun anak tampannya itu untuk duduk di meja makan. Tangan putihnya terangkat, mengelus surai hitam si anak dengan lembut.

MAFIA LOVE ( TAEGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang