45

555 64 13
                                    

Taehyung membanting stir nya asal, lalu keluar dari mobil dengan tergesa memasuki gedung yang sebelumnya disebutkan sang musuh. Kakinya  melangkah pelan, safirnya tajam menatap pada ruangan kosong itu dengan tangan yang sibuk memasukan beberapa peluru ke dalam selongsong pistolnya.

Alis nya berkerut, apa si jeon sialan itu menipunya? kenapa gedung nya  begitu sepi, bahkan deru nafasnya saja terdengar berpadu dengan ketukan langkah kakinya.

"Jeon jungkook dimana kau, brengsek?!!"

Teriakan taehyung hanya di balas gema suaranya sendiri, yang membuat sekelompok orang tersenyum miring di salah satu ruangan dengan layar besar di hadapan mereka.

"Apa dia benar-benar datang sendirian hyung?"

"Molla, kita pastikan saja sekarang. Bagaimana menurutmu lord?"

Jungkook tak lantas menjawab, ia masih memperhatikan taehyung yang berteriak dengan mengacungkan pistolnya.

"Yijeong, jihoon...Siapkan semuanya" titah jungkook tanpa menoleh, yang langsung dipatuhi keduanya.

"Dan kalian semua bersembunyilah, kita akan mengepung si vante sialan itu disini"

"Baik, my lord" kompak mereka, lalu berhambur dan bersembunyi di posisi masing-masing.

Jungkook menyeringai, membalikan kursinya memperhatikan jihoon dan yijeong yang sedang berkutat dengan si manis diatas kursi yang sudah dimodifikasi.

"Apa semuanya sudah selesai?"

"Hm, kurasa kita bisa mulai sekarang" jawab yijeong, dengan anggukan pelannya.

Sedangkan jihoon hanya fokus pada si manis yang menunduk lemas sebab luka-luka yang tak diobati. Dengan perlahan ia angkat dagu yoongi, lalu tersenyum kecil.

"Bersiaplah, sebentar lagi kau akan melihat sesuatu yang besar yoonie. Jangan lupa untuk tersenyum oke? ahjussimu akan datang"

"A-ahjussi..."

"Ya, ahjussimu. Dia akan datang kemari untuk menyelamatkanmu, eum...apakah menurutmu dia akan berhasil? atau akan mati ditangan kami? secara dia hanya seorang diri, sedangkan kami berpuluh-puluh orang" ujar jihoon yang sukses membuat yoongi dilanda rasa cemas, mata sayunya ia alihkan keseluruh ruangan...dan benar saja, disetiap sudut berdiri sekitar 10 orang berbaju hitam dengan berbagai alat yang mereka bawa.

'Andwae...'

"Maaf harus menyiksamu, tapi kau jangan khawatir hm? karena seberapa keras pun kami melukaimu, kau tak akan mati yoongi"

Jihoon tersenyum, mengusap surai lepek si manis sebentar sebelum akhirnya menoleh pada jungkook

"Mulailah"

Pria jeon itu mengangguk, menekan tombol yang memunculkan layar rekaman cctv di depan si manis, agar remaja itu juga bisa melihat taehyung. Jungkook menyeringai, berdehem sebentar lalu menyalakan microphone.

"Yyak! apa kau tak lelah terus berteriak eoh?"

Taehyung menoleh cepat kala suara sang musuh terdengar, mata safirnya menatap sekitar dengan waspada, dengan pistol yang setia berada di tangan kanan nya.

"Katakan dimana kau sekarang!"

"Ck! santai lah sebentar kim, kau terlalu terburu-buru" 

"Jangan berbasa-basi jeon! cepat katakan dimana kau berada sekarang bajingan!!" geram taehyung, dengan tubuh yang terus bergerak waspada memperhatikan sekitarnya

"Sebentar, aku harus memastikan sesuatu dulu"

Sebelum taehyung melayangkan protesan, tiba-tiba saja muncul layar besar dengan si manis di dalam nya yang tengah duduk terikat diatas kursi, persis dengan apa yang ia lihat sebelumnya. Tapi ada yang berbeda disini, di kursi itu terdapat berbagai kabel dan kawat-kawat kecil yang mencuat mengelilingi kursi.

MAFIA LOVE ( TAEGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang