48

571 66 11
                                    

Kepanikan terjadi, seokjin dengan tergesa berlari keluar mengambil obat untuk si manis. Sedangkan diruangan itu, hoseok dan s.coups tengah menekan bahu yoongi agar tetap berbaring di ranjang. Jantung kedua pria itu berdebar cepat, panik bukan main saat melihat si manis tiba-tiba terpejam di susul kejang-kejang yang hebat sampai dadanya membusung dengan ranjang yang bergerak

"Tolong tetap pegang seperti itu"

Hoseok mengangguk, menekan lebih dalam pada bahu yoongi berusaha membuat si manis tak banyak bergerak, meski nyatanya sangat sulit karena tubuh mungil itu terus mengejang hebat dengan busa yang mengalir banyak pada mulut dengan bibir pucat itu.

Sedangkan dokter bermarga jeon itu terus memantau tekanan tubuh si manis yang semakin menurun, mengumpat pelan kala grafik nya terus menujukkan tekanan yang melemah.

Mereka bertiga menoleh saat melihat pintu terbuka cepat, dengan seokjin yang berlari mendekat membawa sebuah kotak berwarna biru

"Kau yakin jin? ini dosis obat tertinggi, berbahaya jika harus digunakan dalam situasi seperti ini"

"Tak ada cara lain lagi selain mencoba ini" ucap seokjin cepat, dengan tangan yang sibuk menyiapkan suntikan.

"Tolong tahan lebih kuat, a-aku akan mulai menyuntikannya"

Kedua pria dominan itu lantas mengangguk, menahan bahu dan tangan yoongi agar tidak banyak bergerak yang berakhir mematahkan jarum suntiknya.

Seokjin menghela nafas pelan, menyakinkan dirinya jika ini adalah cara terbaik untuk menenangkan yoongi saat ini. Dengan perlahan ia mulai menusuk tangan itu dan menekannya hingga semua cairan dalam tabung kecil itu habis. Ia mundur, menjatuhkan suntikan yang baru saja ia pakai begitu saja pada lantai...lalu menoleh pada rekannya.

"Bagaimana?"

"Tekanan nya masih rendah, kita harus cepat memasangkan selang nasogastik pada mulutnya untuk membuang cairan" jelas woong, yang langsung bergegas mempersiapkan semuanya.

Seokjin membantu, memasukan selang bening itu kedalam mulut yoongi yang akan langsung terhubung ke lambung. Kedua dokter itu bekerja sama untuk keselamatan si manis, mencoba yang terbaik sebisa mereka.

Hoseok sedikit mengendurkan tekanan tangannya pada bahu sempit si manis saat merasakan tubuh mungil itu sedikit mulai tenang, ia menoleh pada seokjin lalu mengangguk pelan

"Sepertinya bekerja" gumam seokjin, menghela nafas lega.

Tubuh rapuh itu mulai tenang meski masih meninggalkan getaran kecil, busa buih yang mengalir dari mulut mungil itu juga sudah mulai berhenti yang membuat mereka berempat menghela nafas kelegaan.

Seokjin menoleh pada ranjang sang adik ipar, tersenyum kecil saat melihat kondisi taehyung mulai menunjukan peningkatan meski hanya 5%.

"Aku akan mengurus yoongi, kau bisa kembali memantau adik iparku lagi woong-ssi. Terima kasih telah membantuku"

"Bukan masalah, tugas dan tanggung jawab kita sama seokjin-ssi" balas woong tersenyum, menepuk pundak sang rekan lalu berjalan menuju ranjang taehyung.

Pria berbahu lebar itu melepas ikatan yoongi, mengelus lembut lengan dan kaki yang terlihat memerah dan lecet itu dengan bergumam kata maaf berkali-kali.

Senyum nya terbit, melihat bagaimana selang beningnya mengeluarkan cairan yang bersarang di dalam tubuh mungil itu dan tertampung dalam tabung kecil.

Ia menoleh pada hoseok dan s.coups, berterima kasih sebelum menyuruh mereka untuk kembali keluar karena tidak baik jika terlalu lama di ruang operasi seperti itu.

Setelah melihat dua pria dominan itu pergi, seokjin bergerak duduk di kursi dengan helaan nafas panjang sambil memijit pangkal hidungnya, karena merasa pusing.

"Kau baik-baik saja jin-ah?"

"Hm, aku hanya sedikit tertekan dengan kejadian barusan"

"Jangan terus di fikirkan, keduanya mulai membaik sekarang. kau sudah bekerja dengan baik jin" ucap woong, yang dibalas senyuman kecil dari pria berbahu lebar itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, ada beberapa pasien yang harus aku periksa"

Seokjin mengangguk, membiarkan dokter tampan itu pergi keluar untuk melakukan tanggung jawabnya. Ia kembali menoleh pada si manis, lalu melepas selang bening itu ketika tak ada lagi cairan yang keluar.

Dengan perlahan ia mendorong ranjang yoongi hingga benar-benar berdekatan dengan ranjang pesakitan sang adik ipar. Senyum sendunya terukir, entahlah...ia merasa sedih melihat kedua mahluk ini terbaring seperti itu.

"Cepatlah membaik..."

Bunyi ekg nyaring bersahutan di ruangan sunyi serba putih itu, dengan sepasang kelopak mata terbuka perlahan menampilkan manik indahnya. Kepala nya tertoleh ke samping, tersenyum sendu dengan setetes air mata meluruh keluar dengan bebas.

Tangan mungilnya bergerak, menggengam tangan yang lebih besar darinya dengan usapan lembut di sematkan untuk menguatkan.

"K-kenapa ahjussi belum bangun juga?"

"Apa darahku kurang?" tanya nya parau, menahan sesak yang kapan saja akan meledak dengan tangis terisak

"Ahjussi marah padaku kan?"

"Maaf hiks...t-tolong maafkan aku ahjussi, a-aku janji akan menurut dan tidak akan mudah percaya dengan orang asing lagi hiks...ayo bangun" yoongi terisak, berbaring miring menatap ahjussinya yang damai terbaring.

"Bukankah yang salah harus dihukum? jadi hiks...ayo bangun dan hukum aku hiks...j-jangan hukum aku seperti ini ahjussi, aku tidak suka hiks...kumohon"

"Pukul saja aku, atau kau ingin melukaiku? eum, aku akan mengizinkanmu...hiks...tapi tidak dengan hukuman mu yang terbaring seperti ini" isak yoongi, mendekatkan kepalanya dan bersandar pada pundak lemah ahjussinya.

"B-bangun, ahjussi sudah bilang ingin tidur sebentar, lalu kenapa hiks...kenapa sekarang belum bangun juga? apa semarah itu ahjussi padaku? jika iya tolong buka matamu dan hukum aku hiks...hukum aku sepuasmu ahjussi"

Yoongi menangis, meremat jemari taehyung erat berharap mendapat balasan tak kalah erat dari empunya.

"Kau berjanji ingin menikahiku kan? ayo buka matamu dan kita menikah hiks...a-aku sudah siap ahjussi hiks...ayo bangun, a-aku tidak sanggup melihatmu seperti ini"

Yoongi terus berceloteh lirih, berharap ahjussinya menjawab atau bahkan bergumam menyahut ucapannya....tapi nyatanya nihil, tak ada satupun kata yang keluar dari bilah bibirnya, selain bunyi ekg yang nyaring menggema.

Yoongi mendongkak, mengelus rahang tegas ahjussinya lembut lalu mendaratkan kecupan sayang pada pipinya.

Chup!

"A-aku menyayangimu taetae..." lirihnya, lalu terpejam dengan tangan yang masih menggenggam erat.

Dan tanpa disadarinya, sebuah lengkungan kecil terbit dengan jemari bergerak membalas erat dengan ibu jari mengelus lembut

'Terima kasih....'










Halloha
Vomment ya
Next Chapter?
TBC.

MAFIA LOVE ( TAEGI )✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang