Part.12

3.1K 223 5
                                    


Hari ini sudah tepat 2 minggu dari kejadian di Mall tempo hari. Baron dan team sudah menyelidiki Raul, bahkan sudah mengintai rumah lama dari pria itu selama kurang lebih 7 hari ini. Tama dan Pras lah yang ditugaskan Baron untuk tugas tersebut.

Hasilnya hingga saat ini masih nihil. Masih bersih.

Baron mulai meragukan firasatnya mengenai Raul. Bisa jadi Raul memang sudah berubah. Bagus kalau memang begitu bukan.

"Nyo, gimana menurut lo?" Ucap Baron sore itu di mobil.

Saat ini Baron dan Nyoman sedang menangani kasus lain. Kasus dugaan perselingkuhan petinggi perusahaan dengan anak SMA yang minta diselidiki oleh istri si pengusaha.

Kasus perselingkuhan itu membuat kedua sahabat itu sedang berada di parkiran mobil depan café tempat si Bos sedang diduga berkencan saat ini.

Mengintai pergerakan si Bos bersama dengan anak SMA yang diduga selingkuhan-nya itu.

Nyoman yang sedang fokus memperhatikan kedua pasangan di café outdoor itu menengok heran ke arah Baron.

"Kemana sih arah lu? Pake prolog kalo ngomong tuh!" Nyoman mendelik kesal karena merasa Baron tidak jelas dengan pertanyaannya.

"Raul! Menurut lo gimana? Ni gue baru dapat kabar dari Tama, sampai saat ini masih clean"

"Baru 7 hari Ron, sabar! Kita tunggu sampai 2 minggu! Kan lo yang bikin kebijakan itu!"

Ya, dalam proses penyelidikan SMO, Baron membuat satu kebijakan, dimana mereka mengintai target selama 2 minggu pertama terlebih dahulu. Jika tidak ada pergerakan, team akan rehat dulu satu minggu, dan start lagi diminggu ketiga.

"Apa jangan-jangan si Raul udah jadi baik kali Nyo!" lanjut Baron

"Ya kalau emang bener gitu bagus kan! Yang penting kita siaga!"

"Selama belum ada kasus lain, biarin aja dulu bagi 2 team gini. Satu fokus Raul, satu fokus kasus. Lo jangan jadi ga enakan gitu!" Nyoman membaca maksud Baron.

Benar, Baron merasa tidak enak, ia takut kalau ia malah mencampurkan urusan pribadi ke pekerjaan mereka.

"Ini bukan urusan pribadi lo, ini jadi urusan SMO! Biar gimana, usaha ini lo yang bentuk! Apalagi, Raul lah asal mula lo bikin SMO ini kan. Gue dan anak-anak terjun, karena kita emang suka. Jangan jadi ga enakan gitu. Ga cocok lo!" Nyoman menambahkan.

Baron mengangguk, sedikit terharu dengan perkataan sahabat setengah bule nya itu.

Nyoman dan Baron kembali fokus mengintai si Bos dan wanita muda nya itu sampai ponsel Baron bergetar, memperlihatkan nama Niel di layar.

"Oit, gimana?" sapa Baron saat ponselnya sudah diangkat

"Positif!"

"Haha! Bangke! Oke, thanks Niel!"

Baron menutup sambungan telfon Niel dengan wajah senang. Nyoman ikut tersenyum.

"Case closed ini sih!"

Baron mengangguk senang menanggapi kalimat Nyoman.

"Stock foto udah cukup?"

"Udah! Cabut apa gimana ni?"

"Ikutin dulu aja sampai apartemen! Tuh, udah selesai mereka!"

"Gas!"

Kedua sahabat itu pun kembali mengikuti mobil si Bos dan perempuan muda yang baru saja mereka ketahui adalah anak dari si Bos dengan selingkuhannya yang baru meninggal 2 bulan lalu.

Ya, info itu yang barusan diberikan oleh Niel lewat ponsel.

Setelah 3 hari pertama penyelidikan, Baron mengusulkan untuk tes DNA antara si Bos dengan perempuan yang diduga selingkuhan itu. Entah mengapa, ia ada feeling kalau dua pasangan itu ada hubungan darah. Meskipun awalnya istri si Bos menolak, namun akhirnya menyetujui.

Hal yang mudah untuk mendapatkan sample dari si Bos, karena bisa meminta dari istrinya yang adalah kliennnya. Namun, butuh usaha lebih mendapatkan sample dari perempuan muda itu. Nyoman lah yang akhirnya mendapatkan sample rambut si perempuan muda itu dengan segala akal bulusnya.

Benar dugaan Baron. Mereka adalah ayah dan anak.

Markas, Unit 2110, 20.30 WIB

Team SMO sudah lengkap malam ini. Mereka berkumpul di markas untuk membahas kasus 120 (kasus dugaan perselingkuhan yang tadi mereka selidiki) sekaligus membahas kasus Raul.

Ya, Tama dan Pras mendapatkan info terbaru dari penyelidikan mereka tadi.

"Gue udah email Miss Dea ya. Tinggal tunggu konfirmasi dari dia!" Nyoman membuka pembicaraan

"Thanks Nyo!"

Baron menanggapi Nyoman singkat, kemudian melirik ke arah Tama dan Pras, menunggu mereka berbicara.

Pras yang menyadari pandangan Baron menyenggol Tama. Tama tampak kaget, malah memberikan pandangan nyolot pada Pras.

"Ngomong Jing! Ngapa jadi melototin gue! Bangke lu!" Pras tak kalah nyolot, balik melotot pada Tama, sambil menunjuk Baron. Menunjukan bahwa Baron meminta mereka memberikan laporan.

Tama baru tersadar dan kemudian tergelak sendiri akan kelakuannya dan wajah Pras yang masih tampak kesal.

"Maap! Ni bos gue bangke banget, mintanya ada-ada aja!" Tama mengemukakan alasannya karena juga sedang menghandle pekerjaan utamanya di ponselnya.

"Jadi gini Ron.." Tama kembali ke mode serius.

"Selama 7 hari ini gue sama Pras ngikutin gerak gerik si Raul, sesuai report kita, orang itu masih clean. Mungkin karena baru keluar penjara juga, dia masih jaga image nya, atau mungkin ya karena belum ada kerjaan aja lagi kan"

"Untuk report yang sekarang mau kita berikan awalnya masih dugaan. Tapi hari ini kita udah fix. Cewe muda yang selalu sama si Raul itu adalah anaknya"

"Gue dapet info dari tukang bubur kacang ijo yang ada dekat rumahnya. Si Raul itu ada 2 anaknya, satu cewe satu lagi cowo. Tapi si tukang bubur ga tau anak cowonya kemana. Udah lama pergi, katanya dulu ke Surabaya, tapi terus ga ada kabar beritanya"

"Si Raul sendiri duda, istrinya udah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Setelah itu ga pernah kelihatan menikah lagi. Tapi memang kerjaannya selalu keluar kota, jarang ada di rumah" kali ini Pras yang melanjutkan.

"Kayanya malah tetangga sekitarnya ga tau kalau si Raul itu baru keluar penjara atau bahkan pernah dipenjara. Intinya, image nya di lingkungan rumahnya bagus"

"Dulu kita ga ngorek kesana ya Ron?" Nyoman menimpali.

"Iya, dulu kita fokus ke lingkup pergaulannya kan. Karena dulu katanya dia jarang di rumah, kita ga gali lagi" Baron menanggapi dengan serius.

"Terus Pras?" Baron

"Nah, sekarang info terbaru yang paling krusial menurut kita! Anak cewenya itu katanya baru aja ngelamar kerjaan. Lagi nunggu diterima atau ngga-nya katanya" Pras kembali melanjutkan.

"Krusialnya apaan?" Niel kali ini yang menanggapi

"Dia ngelamar jadi baby sitter di daerah Kemang. Area rumah lo!" Tama yang melanjutkan.

Semua anggota terdiam, tak menyangka akan kalimat terakhir yang tadi diucapkan Tama.

"Anjing! Berapa persen kemungkinan dia ngelamar ke rumah lo Ron??" Niel membuka percakapan dengan panik, setelah 4 teman lainnya terdiam sejenak.

"Ga tau gue, gue cek dulu ke nyokap!" Baron berdiri, meraih ponselnya dan menjauh dari teman-temannya.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang