Part.25

3.2K 288 16
                                    

Waktu menunjukan pukul 21.30 WIB saat Ibu Lala menyelesaikan ceritanya tadi. Ia masih dalam dekapan Elsa.

Baron bingung, mempertimbangkan, apakah ia akan membuka penyamarannya dan mengatakan yang sesungguhnya atau tidak.

"Maaf Tante, boleh tahu siapa nama orang itu? orang yang dicari oleh Lala?" Baron memberanikan diri bertanya pada Ibu Lala.

Ia memutuskan tidak akan membuka terlebih dahulu penyamarannya. Agar ia bisa bergerak lebih leluasa, Baron kuatir jika ia membuka peyamarannya dan mengaku bahwa keluarganya juga adalah korban Raul, maka ia akan sulit bergerak karena nantinya akan melibatkan lebih banyak perasaan.

Sekarang saja sudah sulit karena melibatkan Elsa, takut kalau Elsa yang kena. Apalagi jika harus menambahkan 2 wanita lagi. Terlalu beresiko.

"Aditama Raul Gonzales! Nyebut namanya saja Tante jijik Nak Dirga!" jawab Ibu Lala pelan. Baron tidak kaget mendengar jawaban itu. Persis seperti apa yang ia duga.

"Semoga orang itu mendapatkan karmanya!" tambah Ibu Lala dengan wajah penuh amarah.

Elsa menatap Baron. Ia sedang menduga-duga apakah Baron akan mengatakan yang sesungguhnya atau tidak. Elsa berharap Baron mengatakan yang sesungguhnya, maksudnya bukankah jika sesama korban bisa bersatu mereka bisa lebih kuat lagi dalam menghadapi si lelaki jahat itu?!

Tapi Elsa tidak berani berkata-kata, bukan ranahnya, batinnya.

"Sudah sedih-sedihannya! Ternyata sudah mau jam 10 saja ya! Ayo, kita istirahat! Nak Dirga pasti cape kan abis nyetir jauh. Neng Elsa juga! Ayo, pada masuk kamar, Tante mau kunci pintunya!" Ibu Lala memecah kesunyian yang tiba-tiba mendominasi ruangan itu.

"Eh, iya Tante..Tante duluan aja, Saya mau numpang ngerokok dulu diluar boleh Tante? Daritadi mau ngerokok masih deras soalnya, ni mumpung agak reda-an. Nanti biar saya yang kunci pintunya.." jawab Baron sopan.

"Jangan lama-lama ya, tambah malam tambah nusuk dinginnya soalnya..tadi udah Tante tambahin selimutnya di kamar Lala ya, kelonan aja lah, kalau mau lebih hangat mah! Mumpung pengantin baru!" ucap Ibu Lala disertai senyum jahil.

"Itu baju Nak Dirga, besok pagi baru disetrika nya weh ya Neng Elsa! sekarang masih keneh lembab! Ya udah, Tante masuk ya, abis nangis, jadi tambah ngantuk!" sahut Ibu Lala kembali. Ia tesenyum, namun matanya memancarkan kesedihan mendalam.

"Iya, mangga Tante, nanti besok Elsa setrikanya. Makasi ya Tante, insyaallah kebaikan akan datang ke Tante dan Lala!" jawab Elsa, sekali lagi memeluk Ibu Lala.

Ibu Lala membalas singkat pelukan Elsa dengan tepukan ringan pada pundaknya. Ia mengelus kepala Elsa dan masuk ke ruangan dalam setelah memberikan senyuman juga pada Baron.

Elsa baru saja mau berbicara, ketika Baron mendahuluinya berbicara.

"Istirahat Sa! Besok kita bahas lagi!" ucap Baron, ia berdiri dan membawa rokoknya ke arah teras.

"Kak.."

"Ngga, belum saatnya kita kasih tau siapa kita! Biar gue atur dulu ya Sa! Udah sana tidur!"

Baron berbicara dengan tajam, walaupun berbisik. Elsa yang baru saja mau mengungkapkan pendapatnya tertegun, bisa-bisanya laki-laki ini tahu apa yang mau diucapkannya!

Elsa yang awalnya mengikuti Baron hingga ke teras langsung membalikan badannya dengan kesal dan melangkah masuk ke kamar Lala.

Elsa mengambil selimut tambahan dari Ibu Lala yang sudah diletakan di tempat tidur dan membawanya keluar, meletakannya di dekat tas selempang Baron yang tergeletak begitu saja di ruang depan. Kemudian masuk kembali ke dalam kamar setelah sebelumnya melirik Baron yang sudah mulai asik dengan rokoknya.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang