Part.22

2.8K 256 22
                                    

Baron tidak langsung menyusul Elsa yang sudah menempatkan dirinya kembali di meja bersama dengan Lala, melainkan masuk ke dalam store.

Lelaki itu kemudian keluar membawa bungkusan plastik, dan menyerahkannya pada Elsa. Elsa menatap bingung, namun mengambil bungkusan plastik yang diserahkan Baron.

Di dalamnya terdapat botol air mineral, biscuit beraneka ragam, permen, onigiri, vitamin dan obat-obatan.

Elsa mengalihkan pandangannya dari plastik ke wajah Baron, bertanya lewat mimik wajahnya.

"Mau ke Bandung kan? Itu untuk persediaan! Ga usah cemberut!" Baron menjawab Elsa. Ia mendudukan dirinya di tempatnya semula.

"Aaaah, so sweet banget sih kalian" Lala menimpali dengan senyum lebar. Sementara Elsa menyembunyikan senyumnya, ia salah tingkah karena Baron menuruti kemauannya.

"Kamu gimana kepalanya La?" Baron bertanya pada Lala.

"Udah enakan Kak, nih makan udah abis, udah minum obat dan tolak angin yang dibeliin Teh Elsa juga tadi.." jawab Lala.

"Emang di Jakarta ga ada keluarga?" Baron bertanya kembali

"Ada sih, tapi udah pada jauh Kak, maksudnya hubungannya ga harmonis, jadi mau mampir juga ga enak hehe.." jawab Lala dengan senyum dipaksakan.

"Di Ciwidey sama mamah doang?"

"Iya Kak, aku cuma berdua sama mamah, papa ku udah ga ada dari aku umur 7 tahun-an deh"

"Emang sering motor-an Ciwidey-Jakarta?"

"Udah 3 kali sih sama ini Kak.."

Baron mengangguk-angguk, pelan-pelan ia memancing Lala.

***

Setelah memastikan kondisi kesehatan Lala, mereka bertiga sepakat untuk bersama-sama berangkat ke Bandung.

Agar Lala tidak curiga, Baron dan Elsa mengatakan bahwa mereka akan menemani sampai ke Padalarang saja, dan lanjut ke Bandung bukan mengikuti Lala ke Ciwidey. Lala malah berterimakasih karena perjalanannya akan ditemani oleh 'pasangan pengantin baru' yang seperti kakak baginya.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.15. Ketiga orang itu memutuskan untuk siap-siap berangkat sebelum matahari semakin tinggi. Kedua wanita izin untuk ke kamar mandi dulu, sementara Baron melipir, menelfon team nya untuk update situasi.

Baron menutup telfon dengan sedikit kesal. Ia baru saja melakukan converence call bersama dengan teamnya.

Niel dan Pras saat ini sedang ada di bandara, Raul ternyata flight ke Malang. Niel dan Pras kehilangan jejak. Baron menginstruksikan untuk menunggu dulu saja kepulangan Raul, dengan rutin menengok rumah dan rumah kontrakannya secara berkala.

Tama masih sibuk di Rumah Sakit, belum bisa berkontribusi banyak dalam kasus. Baron mengatakan padanya untuk tak perlu cari tahu plat nomor si pemotor, karena Baron sudah bersama langsung dengan orangnya.

Nyoman yang baru bangun hanya mendengar update dari teman-temannya. Hari ini ia akan bertemu dengan Miss Dea (kasus 120) untuk closing kasusnya. Setelahnya ia bisa incharge full di kasus Raul.

Dan mereka berempat secara bersamaan mengumpat :

"TAI!"

"ANJING!"

"BANGKE!

"MONYET!"

Ketika Baron bercerita secara singkat mengenai si pemotor yang adalah Lala, dan bahwa dirinya dan Elsa akan ke Bandung menggunakan motor demi mencari tahu mengenai Lala ini.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang