Markas, Unit 2110, 01.35 WIB
Baron baru saja masuk ke apartemennya. Setelah perdebatan singkat tadi, akhirnya ia setuju agar Elsa pulang bersama dengan Pras dan Via.
Elsa membawa mobil Pras bersama dengan Via, sementara Pras membawa motor Elsa. Mereka konvoi. Toh Pras memang harus mengantarkan Via ke apartemennya kembali, karena tadi ia yang menjemputnya. Nanti baru Pras pulang ke rumahnya setelah mengantarkan kedua wanita itu sampai dengan aman di apartemen Via.
Baron segera membersihkan dirinya dan mengganti bajunya menjadi baju rumahan. Tadinya ia ingin langsung mengistirahatkan badannya yang sangat lelah hari ini, tapi kemudian kembali berdiri dari tidurnya dan melangkahkan kakinya ke balkon. Ia menyalakan rokoknya. Menikmati malam dan rokok sebelum berangkat tidur.
Baru saja Baron menyelesaikan aktivitas merokoknya dan melangkah ke dalam, ketika ponselnya bergetar heboh di meja meeting. Nomor asing. Siapa? Pikir Baron.
Tak lama, ponselnya bergetar lagi, ada chat masuk pada aplikasi WA nya. Baron mengambil ponselnya dan membawanya ke bed lipat. Tiba-tba saja ia sangat mengantuk. Baron melirik notifikasi ponselnya 'new message from 08xxxxx! ah, nomor asing lagi! Nanti saja lah, ngantuk banget gue! Batin Baron dan kemudian menaruh ponselnya begitu saja di kasur.
**
Baron terbangun kaget saat mendengar obrolan seru dua orang di ruangan depan. Ia melirik jam dinding di atas TV dan kembali terkaget karena waktu sudah menunjukan pukul 08.44 WIB.
Setelah melakukan stretching ringan, lelaki itu melangkah ke ruangan depan. Sudah ada Tama dan Nyoman yang sedang asik mengobrol dengan bubur di tangan masing-masing.
"Ga ada pripasi banget gue di apartemen sendiri!" omel Baron, ia melangkahkan kakinya ke dapur untuk membuat kopi.
"Ga usah ngomel! Ni bubur lu, makan!" balas Tama, ia tertawa melihat tampang bantal temannya di dapur.
"Lagian, siapa suruh apartemen dijadiin markas. Resiko ditanggung sendiri bro!" sahut Nyoman santai.
"Tai lah!" Baron masih juga mengomel saat datang ke meja meeting, membawa kopi di cangkir merah kesayangannya beserta sendok untuk memakan buburnya.
"Pulpen sama korek udah aman ya Ron!" Tama memulai pembicaraan ketika buburnya sudah habis.
"Ni abs makan, gue turun, cek mobil Nyoman!" tambahnya lagi.
"Oke..thanks Tam, good job!" jawab Baron.
"Kita jalan dari sini aja ya Ron? Ntar sore gue ambil baju abis jemput Nabil kuliah!" Nyoman menimpali mengenai rencana keberangkatan mereka ke Malang.
"Iyak!" jawab Baron singkat.
"Eh, HP gue mana ya! Semalem ada yang nelfon dan WA, nomornya ga gue kenal! Bentar!" Baron tiba-tiba teringat pada ponselnya dan segera ke ruang dalam untuk mengambil benda pipih itu.
Baron tertegun ketika membuka pesan pada ponsel yang kini sudah di tangannya.
081xxxxxxx
Bang Baron, udah bobok yaa?
081xxxxxxx
Bang Baron, toloonggg dongggg!
081xxxxxxx
Ga jadi deh!
081xxxxxxxx
Selamat bobok Bang Baron
Ia bergidik, kemudian melangkahkan kakinya kembali ke meja meeting. Mukanya yang aneh membuat kedua sahabatnya itu bertanya-tanya.
"Kenapa lo?" Nyoman
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..