Part.21

3K 286 36
                                    


Elsa tidak lama di dalam kamar mandi. Ia menyiram air ke dalam kloset jongkok yang tersedia di kamar mandi ini, seolah-olah benar beraktivitas di kamar mandi. Sebenarnya ia sangsi, apakah wanita itu masih ada di luar atau malah sudah pergi, tapi lebih baik berjaga-jaga bukan.

Terburu-buru Elsa membuka pintu kamar mandi, adrenalinnya meningkat.

Wanita cantik itu masih ada di luar, ia berjongkok sembari menyender di tembok dekat wastafel, memegang kepalanya. Sepertinya wanita itu masih muda, 19 atau 20 tahun mungkin?.

Elsa mencuci tanganya di wastafel dengan hati-hati, takut airnya menciprat mengenai wanita yang sedang jongkok itu. Wanita itu tampak memijat-mijat leher dan kepalanya.

Elsa yang sudah selesai mencuci tangan bingung. Ia harus keluar atau diam saja disini. Tapi akan tampak aneh bukan kalau dia hanya diam disini. Akhirnya ia membongkar jilbabnya, dan merapihkannya lagi.

Wanita itu menengok pelan pada Elsa.

"Teh, punten, barangkali punya minyak kayu putih?" wanita itu bertanya pada Elsa.

Elsa kaget, diluar ekspektasinya, wanita itu malah melakukan komunikasi dengannya. Untungnya Elsa selalu membawa minyak telon bayi kemana-mana.

"Kalau minyak kayu putih mah ga ada teh, adanya minyak telon, mau?" jawab Elsa

"Mau teh, kalau ga ngerepotin mah.."

"Sebentar ya.." sahut Elsa sembari merogoh tas kecilnya dan mengeluarkan minyak telon kemasan mini, menyerahkannya pada wanita itu.

Wanita itu meraih minyak telon itu dan segera membalurkannya pada kepala dan lehernya. Tak lama setelahnya, si wanita menampakan gesture ingin muntah. Ia lari ke kamar mandi, benar saja, wanita itu muntah di kloset.

Elsa merasa kasihan, segera saja menyusul wanita itu masuk ke dalam kamar mandi, tanpa jijik Elsa memijit-mijit belakang leher wanita itu untuk membantunya menuntaskan muntahnya.

Elsa dan wanita itu sudah keluar dari kamar mandi, sebelumnya si wanita menyiram bekas muntahannya, dan saat ini sedang mencuci mukanya kembali.

"Udah enakan teh?" tanya Elsa

"Tadi aku pijit lehernya berasa panas, teteh nya demam ya? Masuk angin mungkin?" tambah Elsa lagi. Saat ini ia benar merasa kuatir pada wanita itu.

"Alhamdulilah enakan teh abis muntah, cuma memang rada mual aja ini sama pusing banget.." jawab wanita itu. Wajahnya tampak pucat.

"Udah sarapan belum? Aku ambilin roti dulu ya?" Elsa teringat, tadi Baron membawa roti, ada di tas lelaki itu.

"Ga usah Teh, nanti aja, masih mual ini.." jawab wanita itu.

"Makasih banyak ya Teh, udah bantuin aku..kenalin, aku Lala" wanita itu mengulurkan tangannya pada Elsa.

Elsa menyambut tangan Lala, "Elsa.."

Elsa menjawab, tapi kemudian terpaku. Harusnya ia memberikan nama asli atau tidak ya? Kan ia sedang menyamar kan? Secara tidak sadar ia menepuk jidatnya, menyesali kebodohannya.

Lala tampak bingung melihat Elsa yang tiba-tiba menepuk jidatnya. Kemudian ia tertawa, menyimpulkan sesuatu.

"Teteh lupa ya sama suaminya? Sampe tepok jidat gitu hehee..saking fokusnya bantuin aku!" ujar Lala terkekeh.

"Suami?" Elsa bingung mendengar perkataan Lala.

"Iya, suaminya Teteh daritadi nungguin Teteh kan? Tadi aku denger Teteh telfon, maaf ya.. Samperin aja Teh, takut ngambek kalau Tetehnya kelamaan disini..aku ga apa-apa kok" tambah Lala lagi. Ia teringat pembicaraan Elsa sebelumnya tadi di telfon.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang