Part.60

3.4K 410 27
                                    

Mobil Baron, 03.02 WIB

Baron dan Nyoman masih di dalam mobil yang terparkir di depan rumah lama Raul. Berkali-kali merunutkan semuanya. Kali ini juga bersama Pras dan Niel via telfon.

"Lo inget waktu Tama jemput Dias ga?" entah kenapa Baron terpikir tempat itu.

"Bentar!" sahut Pras diujung sana. ia men-scroll pembicaraan mereka di chat kala Tama update akan menjemput Dias.

"21+!" ucap Pras bersamaan dengan Nyoman. Pria bule itu juga mencari tadi dari ponselnya.

"Kita kesana Nyo!" sahut Baron kemudian. Kali ini ia yang mengambil alih setir.

**

Baron memelankan laju mobilnya begitu mereka sudah mendekati tempat yang dimaksudkan. Ia dan Nyoman memperhatikan sekitar.

Club ini letaknya menjorok ke dalam. Untuk sampai kesana, harus melewati lorong gelap yang hanya dihiasi lampu kecil dan pohon bambu sepanjang jalannya. Walaupun di tengah kota, club ini di-design sedemikian rupa sehingga seolah-olah berada di perkampungan Bali sana.

"Stop Ron!" seru Nyoman tiba-tiba. Baron menurut. Lelaki blaster itu terlihat memicingkan matanya ke suatu pojokan. Baron mengikuti arah pandang Nyoman.

Dengan gerakan tiba-tiba Baron loncat dari mobilnya, berlari ke pojokan yang tadi sedang Nyoman perhatikan. Nyoman yang kaget segera ikut turun, mengejar Baron yang sudah berada jauh didepannya.

"Anjing!" seru Baron.

Ia menerjang lelaki yang berperawakan 2 kali lebih besar darinya. Lelaki itu tampak sedang menendangi seseorang di bawahnya.

Lelaki besar itu tersungkur, kaget dengan terjangan Baron. Hal itu mengaggetkan teman dari si lelaki besar itu yang ternyata sedang berdiri di sebelah motor Tama! Ya! Itu Tama!

Lelaki kedua yang badannya tak kalah besar segera menghampiri Baron, melayangkan bogemnya pada Baron yang kemudian di halau Baron dengan tangannya. Kaki Baron segera menendang perut lelaki kedua itu. Lelaki besar kedua ikut jatuh tersungkur.

Baron menghampiri kembali lelaki besar pertama yang sedang berusaha bangkit, Baron mendudukan badannya di badan lelaki itu, mengunci lelaki itu, dan menghujaninya dengan pukulan, ketika secara tiba-tiba kepalanya dipukul oleh lelaki besar kedua.

Baron terhuyung, tepat ketika Nyoman datang, memegangnya dari belakang. Tanpa koordinasi, Baron menghampiri lelaki besar pertama, sementara Nyoman menghampiri lelaki besar kedua.

Mereka bergelut dengan lawan masing-masing, hingga lelaki besar pertama yang sudah babak belur menarik temannya untuk kemudian lari dari tempat itu.

Baron yang sangat dendam, bersiap untuk mengejar, ketika kemudian ditarik oleh Nyoman.

"Tama!" seru Nyoman, mengingatkan Baron prioritasnya saat ini.

Baron tersadar, ia menengok pada Tama yang tersungkur di bawah sana. Badannya terlungkup, merintih menahan sakit.

Nyoman yang sudah menghampiri Tama terlebih dahulu, buru-buru membalikan badan Tama. Sekujur tubuhnya lebam. Ada darah segar mengalir dari pelipis dan bibirnya. Baron memalingkan wajahnya, tak tega.

"Lama, anjing!" rintih Tama pelan.

Nyoman spontan memeluk Tama. Ia sudah takut sahabatnya itu tidak lagi meresponnya. Baron menitikan air matanya dan jongkok disamping Tama.

"Bawa gue ke dokter! Anjing! Sakit ini!" rintih Tama kembali, membawa tawa pada dua sahabatnya yang juga kondisinya acak-acakan.

**

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang