Pada akhirnya Baron mengakhiri meeting kali ini. Walaupun pembicaraan antara Baron dengan Nyoman, Pras dan Niel masih berlangsung alot. Ketiga sahabat masih kukuh dengan pendiriannya, tidak setuju Baron bertemu dengan Raul. Baron sudah mengerti, tapi rasanya tidak mungkin membiarkan Elsa yang pergi sendiri menemui Raul kan.
Meeting diakhiri dengan ketegangan diantara mereka. Baron tidak menjanjikan apa-apa, namun ia akan update sesegera mungkin pada Team.
Elsa diam, ia merasa tidak ada ranah ikut campur dalam perdebatan ini. Ia masih orang luar disini.
"Dibatalin aja Kak!" sahut Elsa begitu sambungan telfon ditutup.
"Bener kata Kak Pras tadi, terlalu beresiko Kak!" tambah Elsa lagi.
Baron tidak menjawab. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Pusing. Itu yang saat ini ia rasakan.
"Kak! lo istirahat dulu aja kali ya? Tenangin diri lo dulu! Kalo lo tanya gue, gue setuju buat dibatalin! Lagian kalau dari bahasanya si Tante Angel kayanya ga pengen ketemu sama si Raul itu! Lo ga usah ga enak sama si Tante!"
Baron hanya mendengarkan saja. Kali ini ia merebahkan tubuhnya di kasur. Tak enak sama Tante Angel katanya. Elsa tidak tahu kalau sekarang dialah yang ada di pikiran Baron.
"Ya udah, gue balik dulu ke kamar ya Kak! Lo pikirin dulu aja! Mumpung masih jam segini, masih enak kalau mau batalin!" sahut Elsa kembali. Ia berdiri, mengambil ponselnya yang tergeletak di meja.
"Boleh ga lo disini dulu?" tanya Baron, ia menatap Elsa dari kasur. Elsa yang sedang bersiap seketika terdiam, menengok kepada Baron, heran.
"Kenapa?" tanya Elsa.
"Ga tau, lagi ga mau sendiri!" kata Baron datar.
"Lo rebahan aja nih disini! Lo belum rebahan kan dari tadi! Gue biar di sofa!" lanjut Baron, kemudian berdiri, menepuk kasur yang sebelumnya ia tempati, mempersilahkan Elsa untuk menempatinya sekarang. Kemudian lelaki itu melangkah ke sofa, dimana Elsa masih berdiri mematung.
"Geser!" ucap Baron kembali, meminta Elsa utuk bergeser karena ia ingin duduk di sofa itu.
Entah mengapa, Elsa si perempuan keras kepala nan judes itu, menurut begitu saja. Ia melangkahkan kakinya, bergeser dari tempatnya semula, memberi ruang bagi Baron yang langsung duduk di sofa, kemudian duduk menyender santai, kakinya dipanjangkan, ujung kakinya diletakan di pinggir tempat tidur, kedua lengannya diletakan di kepalanya, bersiap untuk memejamkan matanya kembali.
Elsa yang melihat itu menarik nafasnya, agak kesal dengan Baron yang menurutnya tidak jelas, namun tidak tega juga kalau harus ditinggalkan. Elsa pun mengikuti perkataan Baron untuk bergeser ke tempat tidur, merebahkan tubuhnya yang memang terasa lelah.
Butuh waktu beberapa saat bagi Elsa untuk menyadari dimana dirinya berada, ketika tiba-tiba terbangun. Ia meraba mencari ponselnya, kemudian terkaget ketika melihat jam di ponselnya. Sudah pukul 18.57 WIB!!
Ia mendudukan dirinya, terlihat Baron yang masih tertidur pulas di sofa, masih dengan posisi yang sama seperti tadi. Berarti hampir 2 jam ia dan Baron tertidur!
Elsa kembali mengecek ponselnya, mencari barangkali ada pesan dari Tante Angel mengenai makan malam mereka malam ini. Nihil. Tak jadi kah?
"Astaga! Udah jam segini! Ga jadi kita Sa?" suara berat Baron mengagetkan Elsa yang masih asik dengan ponselnya.
"Gue juga baru kebangun Kak! Tau-tau jam segini aja!" Elsa menjawab Baron, setengah geli melihat muka kaget ditambah muka bangun tidur milik Baron.
"Ini kita ga jadi?" tanya Baron sambil mengucek matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..