Part.79

3.6K 501 159
                                    

Rumah Lama Lala, 08.10 WIB

Baron masih di posisinya saat ini, bersembunyi di bawah wastafel, dibalik tirai kolong dapur. Pada siapapun yang memilki ide untuk memberikan tirai pada kolong dapur ini, Baron berterimakasih.

Baron menunggu suara-suara yang ia yakini milik Raul, Widya dan satu orang pria asing benar-benar tak terdengar di telinga.

Paling tidak ia sudah dapat nama dan total orang yang ada di rumah itu.

Raul, Widya, Rudy, Bejo, Ipul, Rama, dan si pria tadi. Total 7 orang!

Tadi pria itu menyebutkan 'perempuan-perempuan' di kamar atas! Baron yakin salah satunya adalah Lala! Karena tadi Widya menyebutkan nama Mama Lala dan Lala. Tapi siapa perempuan satu lagi yang disebut mantannya? Tak mungkin Elsa kan?! Pacaran saja tidak! Masa iya tiba-tiba jadi mantan?! Lalu Elsa kemana?!

Mengenyampingkan pikiran itu, Baron kemudian mengirimkan video rekaman tadi pada grup Edogawa's, ia juga menyebutkan nama-nama yang tadi disebut dan posisi orang-orang itu sesuai yang disampaikan Raul.

Baron menunggu sesaat, masuk notifikasi chat dari Pras yang mengatakan agar Baron jangan bergerak terlebih dahulu, karena polisi belum sampai, sekitar 15 menit lagi katanya. Tama menambahkan bahwa walaupun kejadian ini mendebarkan dan tidak mengenakan, namun justru bisa langsung membawa Raul dan antek-anteknya ke penjara! Sudah masuk ke penculikan, penyekapan dan penganiayaan!

Namun Baron belum sempat membuka semua chat itu, karena tiba-tiba tedengar suara teriak keras dari lantai atas! Suara wanita mengumpat dengan sumpah serapah!

Jantung Baron mau copot! Itu suara Elsa! Baru saja ia akan keluar dan mengendap ke atas, ketika ada suara pintu terbuka, kemudian terdengar suara Widya.

"Aku aja! si Jilbab ni pasti bikin ulah lagi! Perempuan kurang ajar!" omel wanita itu.

"Udah biarin, Widya aja yang urus! Gue ga mau ke atas! Kalau gue yang ke atas, mati itu perempuan sama gue nanti!" suara Raul, kemudian menutup pintunya!

Anjing! Bawa-bawa mati tu tua Bangka! Lo yang mati sama gue kalau sampe ada apa-apa sama Elsa! geram Baron, ia sangat marah saat ini!

Ia keluar dari persembunyiannya, hati-hati melihat kanan-kiri! Sepi! Kemudian segera lari ke lantai 2! Ia disambut oleh tatap terkejut pria berbadan kekar yang ia yakini bernama Ipul berdasarkan pembicaraan Raul dengan orang tadi! Bukan! Bukan si tukang pukul yang tempo hari bergelut dengannya.

"Sehat Pul?" sapa Baron santai. Ipul yang kaget, sudah membuat gesture waspada, namun menurunkan waspadanya ketika orang asing di hadapannya ini menyapa namanya, ia pikir mungkin salah satu teman bos nya.

Baron sampai di anak tangga terakhir, semakin dekat dengan Ipul yang berdiri menyambutnya, masih dengan wajah bingung.

Baron meletakan tangannya santai di bahu Ipul, merangkulnya dengan tangan kirinya. Ipul yang sudah mengendurkan waspadanya menerima saja rangkulan Baron, kemudian dengan gerakan cepat, tangan kanan Baron meninju perut Ipul.

Lelaki kekar itu terkesiap, membungkuk memegang perutnya, kemudian memandang marah pada Baron. Ia segera menegakan tubuhnya, siap melayangkan tinju balasan pada Baron dengan tangan kanannya. Baron mengelak ke samping, kemudian melayangkan lututnya menyerang perut Ipul kembali dengan keras. Ipul mundur, darah mengalir dari bibirnya, menandakan luka internal rongga dalam nya.

Ipul terduduk lemas, Baron melepas tali gorden di jendela samping, membalikan badan kekar Ipul, kemudian mengunci kedua tangan lelaki itu dibelakang tubuhnya, dan mengikatnya erat menggunakan tali gorden tadi. Ipul yang lemas kesakitan tidak melawan, Baron membalikan kembali badan Ipul ke arahnya, dan menyumpal mulut lelaki itu menggunakan sarung tangan motor entah punya siapa yang tergeletak begitu saja di kursi.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang