Waktu sudah menunjukan pukul 22.10 WIB ketika team menyelesaikan diskusi berat mereka. Baron yang berniat ke markas meraih ponselnya yang sedari tadi jauh dari jangkauannya. Ia berniat chat Elsa, menanyakan barangkali ada titipan.
Baron kaget ketika melihat ada 3 missed call dari Elsa, ia kemudian membuka chat room, terdapat 3 chat dari Elsa. Pertama, ia meminta izin untuk mengajak Lala makan di Kedai Kita, sebuah Resto Pizza yang sebenarnya tidak jauh dari apartemen, tapi tetap harus menggunakan mobil atau motor. Pukul. 18.45 WIB.
Chat kedua. menginfokan kalau Elsa akan berangkat, karena Baron tidak mengangkat telfon dan membalas chat. Ia berpesan agar Baron tidak khawatir, dan akan mengabari lagi kalau sudah sampai di tempat. Pukul.19.00 WIB.
Chat ketiga. Elsa mengirimkan foto Lala di hadapan pizza yang terhidang di hadapannya, dengan muka sumringah, captionnya : 'Adeknya seneng dibawa makan pizza haha!', dan janji dari Elsa untuk mengabari jika mereka sudah kembali di apartemen. Pukul. 20.02 WIB.
Tidak ada chat ataupun telfon yang mengabari kalau kedua gadis itu sudah di apartemen. Baron kemudian melakukan panggilan pada ponsel Elsa. Sudah 3 kali telfon, tidak juga diangkat. Sudah tidurkah mereka? Pikir Baron.
"Lo balik apartemen Ron?" tanya Tama membuyarkan pikiran Baron.
"Iya! Gue masih utang penjelasan sama si Lala! Tapi ini si Elsa ga angkat telfon! Udah tidur apa ya?" sahut Baron, masih mencoba menelfon Elsa, di percobaannya yang ke empat!
"Tidur kali Ron!" sahut Nyoman.
"Gue ke apartemen apa balik?" tanya Nyoman lagi pada Baron.
Baron tampak terdiam sejenak.
"Balik aja deh! Lo juga Niel, Pras! Pada istirahat aja! Malam ini load otak kita udah kepenuhan! Gue nunggu kabar Elsa disini aja deh, sambil nungguin si Tama!" jawab Baron.
"Lah, lo juga pulang aja Ron! Lo yang paling banyak pikirannya! Istirahat gih!" seru Tama.
"Lo udah kasih beban pikiran banyak buat gue! Masih segala masih mau dijaga! Kalau mau dijaga tuh, kasih liburan, bukan beban pikiran! Udah ga usah dijaga gue! Balik sana lo!" omel Tama. Tampak masih kesal dengan permintaan teman-temannya tadi untuk approach kembali ke Dias.
"Iya Ron! Istirahat lo!" sahut Niel, setuju dengan Tama, diikuti juga oleh anggukan setuju Nyoman dan Pras.
"Gue kan udah tidur tadi pagi, sampe jam 12! Masih seger ini gue! Lagian rumah ke apartemen lebih jauh daripada dari sini ke apartemen! Disini aja gue!" bantah Baron.
Keempat sahabatnya tidak lagi mendebat, mereka akhirnya berpamitan dan pulang ke rumah masing-masing.
Baron yang sangat ingin merokok pun pamit sebentar pada Tama. Ia ikut turun bersama teman-temannya untuk merokok di basement.
Sudah pukul 23.15 ketika akhirnya Baron kembali naik ke ruangan Tama. Tama sudah pulas ketika dengan perlahan Baron masuk, membersihkan dirinya sebentar kemudian rebahan di sofa bed yang memang tersedia di kamar VVIP itu.
Badannya lelah, pikirannya tidak berhenti bekerja, hatinya tidak tenang! Ah, kenapa ini! pikir Baron. Ia ingin tertidur pulas, melepaskan sejenak pening di kepalanya. Tapi sedari tadi ia hanya bolak balik di sofabed. Melirik jam di pergelangan tangannya, pukul 23.52 WIB.
Baron bangkit, melirik Tama yang sedang lelap, kemudian mengetik di group Edogawa's , menyampaikan kalau ia akan ke apartemen, untuk cek Elsa dan Lala.
Markas, Unit 2110,
00.45 WIB
Setelah terdiam sejenak di depan pintu apartemen, Baron akhirnya memutuskan untuk masuk. Apartemen ini memang miliknya, namun saat ini ada 2 orang gadis di dalam sana. Ia berpikir apakah sopan jika langsung masuk atau tidak, karena sekali lagi ia menelfon Elsa namun tidak juga diangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..