Part.14

2.9K 252 5
                                    


"Lah, ini dia, dicariin daritadi! Dari mana lo Sa?" Via langsung mengoceh begitu melihat Elsa yang sedang jalan ke arah meja mereka.

"Tau Kak Ca! kebiasaan! Handphone main tinggal aja lagi!" Nabil ikut mengoceh.

Kedua gadis itu belum menyadari mimik wajah Elsa yang menahan air mata, mereka bahkan tidak menyadari ada Baron yang jalan di belakang Elsa.

Elsa langsung duduk di tempat awal ia duduk, dengan wajah menunduk. Ia mati-matian menjaga air matanya agar tidak jatuh.

Perasaan Elsa campur aduk, takut, kesal dan marah pada kejadian yang barusan ia saksikan dan juga pada Baron yang malah marah padanya. Saat ini sungguh, ia ingin pulang dan menangis di kasurnya di rumah.

Baron duduk di samping Tama. Tempat duduknya tadi ketika datang. Wajahnya dipenuhi amarah.

Nabil dan Via yang akhirnya sadar ada Baron di belakang Elsa dan berniat meledek mereka, langsung mengurungkan niatnya. Mereka pun takut dengan wajah masam Baron.

Nyoman, Tama, Pras, Niel pun memandang Baron dan Elsa. Mereka menyadari ada yang tidak beres dari penampakan wajah Baron. Mereka mengerti, pasti urusan kasus.

Mereka saling memandang satu sama lain dengan pandangan paham, seolah bicara dengan telepati.

"Sayang..aku anter kamu pulang yaa..ini kayanya ada urusan mendadak" Nyoman bersuara, memecah keheningan yang terjadi antara mereka.

"Iyaa sayang..ga usah dianter..kami kan bawa mobil" Nabil menjawab mengerti.

"Nyo, lo anter Nabil dan Via. Tungguin mereka di apart sampe pagi. Pras temenin mereka!"

"Elsa! Lo sama gue!"

Baron tiba-tiba bersuara dengan datar. Kalimatnya tegas dan tajam.

Semua yang di meja kaget, melihat ke arah Baron, bingung dengan perkataan lelaki itu. Terutama Elsa. Ia melotot tajam. Terhenyak dalam lamunannya.

"Ga! Apaan! Gue mau pulang sama Nabil sama Via!" Elsa memberanikan diri bersuara, karena melihat yang lain hanya diam. Sepertinya masih mencerna perkataan Baron.

"Lo sama gue! Telfon keluarga lo! Bilang lo sama gue!" Baron berkata sambil menatap tajam Elsa.

Semua di meja menciut melihat tatapan Baron pada Elsa.

"Ron!" Pras memandang Baron, menegur dan meminta penjelasan.

"Cerita dulu Ron, Elsa anak gadis orang, mau lo bawa kemana?" Tama ikut membuka suara.

"Gue ga mau!" Elsa mencicit, air matanya sudah tak sanggup lagi ia tampung. Mengalir begitu saja. Nabil dan Via segera memeluk Elsa.

"Gue cerita nanti di markas! Sekarang langkah ini yang harus diambil" Baron menjawab dengan frustasi. Ia mengusap wajahnya berkali-kali.

"Dan lo! Lo ga usah bilang ga mau! Ini karena lo! Lo pikir gue mau main bawa-bawa anak orang sembarangan!" Baron menatap Elsa lagi dengan tatapan tajam.

"Ini ada apa sih?" Via yang kebingungan ingin membela sahabatnya. Ia memeluk Elsa dengan erat.

"Nyo!" Baron menatap Nyoman, meminta Nyoman untuk segera melaksanakan instruksinya tadi.

"Gue bawa Elsa ke markas! Tama, Niel, ikut gue!"

"Sekarang!"

Baron berkata tegas. Dan menekankan kata terakhirnya ketika melihat bahwa tidak ada satu orang pun di meja yang bergerak.

"Lo ga usah khawatir! Gue dan temen-temen gue cowo baik-baik. Kami ga akan ngapa-ngapain lo! Lebih jelas akan gue jelasin di markas. Apartemen SMO!" Baron kembali menatap Elsa sambil berdiri.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang