Part.24

3K 279 14
                                    

Rumah Lala, 19.45 WIB

Waktu sudah menunjukan pukul 19.45 WIB, namun Baron masih tampak enak tidurnya. Elsa tidak tega membangunkan lelaki itu. Ia yang dibonceng saja pegal, apalagi Baron kan.

Lala dan Ibunya sedang di kamar Sang Ibu. Lala yang masih tidak enak badan minta tolong Ibunya untuk dikerok. Sehingga mereka berdua minta izin untuk masuk ke dalam kamar sang ibu.

Kondisi diluar masih hujan deras. Elsa asik melamun di pinggir pintu.

"Kok ga bangunin gue Sa! Udah mau jam delapan aja ini!" Baron terbangun, ia kaget melihat waktu pada jam digital di tangannya.

"Lo enak banget tidurnya Kak! Kasian gue liatnya!" sahut Elsa yang tak kalah kaget karena mendengar Baron yang tiba-tiba bicara ditengah keheningan.

"Mau minum hangat lagi? Kalau mau biar gue izin panasin lagi di dapur" ucap Elsa yang melihat Baron meraih teko berisi teh yang sudah dingin.

"Ga usah Sa, ini aja, lo mau?" jawab Baron malah balik menawarkan Elsa minum.

"Eh, sudah bangun Nak Dirga..kok gue-elu, lagi berantem ya?" tiba-tiba Ibu dari Lala melangkah ke ruangan depan tempat Elsa dan Baron berada.

"Eh iya Tante..kita suka kebawa masa pacaran Tan, jadi suka kebiasaan manggil gue-elu hehee" jawab Elsa cepat. Baron yang sedang meneguk minumnya merasa terselamatkan kembali karena sekali lagi pertanyaan sepele bisa dihandle Elsa.

"Jangan dibiasakan, masa panggilan ke teman sama ke pasangan sama, dibiasakan pake bahasa halus yaa" ucap Ibu Lala kembali.

Baron dan Elsa hanya mengangguk dengan salah tingkah.

"Maaf ya, Lalanya udah tidur. Dia ga enak badan banget tadi, habis dikerok sambil ngobrol-ngobrol tau-tau ga ada suaranya, Tante cek malah udah tidur dia hahaa" Ibu Lala kembali berbicara.

"Iya, ga apa-apa Tante, kasian Lala, tadi di pom bensin juga memang sudah muntah, makanya aku dan Mas Dirga maksa untuk antar dia pulang. Ga tega kalau harus naik motor sendirian, mana jauh lagi kan Tan.." Elsa menjawab panjang lebar.

"Iya, itu anak memang kalau sudah punya kemauan susah untuk dilarang. Tante sebenarnya ga kasih dia jauh-jauh motoran begitu. Mana anak perempuan, satu-satunya lagi! Tante takut!"

"Habis Tante larang, besoknya dia pulang sudah potong rambutnya, jadi bondol seperti sekarang ini, katanya : udah kaya laki laki aku Mah, jadi mamah ga usah kuatir! Habis itu ya rambutnya bondol terus, panjang sedikit langsung potong! Biar rada sangar mah!"

"Begitu katanya! Pas Tante tetap ga kasih izin, dia malah nangis, memohon untuk tetap berangkat dan janji untuk pulang dengan selamat!"

"Tante bisa apa kalau dia udah begitu, akhirnya Tante kasih dia berangkat! Tante cuma bisa berdoa dia dipertemukan orang-orang baik. Sudah 3 kali ini ke Jakarta sendirian. Alhamdulilah pulang selamat, malah sekarang dipertemukan dengan kalian, orang-orang baik"

"Tadi Tante tanya, kok bisa begitu saja percaya sama kalian. Lala bilang, mata kalian tulus, sudah gitu, kami juga kan tidak punya apa-apa ya, kalaupun kalian jahat, apalah yang mau diambil dari kami ini kan hahaa"

Ibu Lala bercerita panjang lebar, diikuti tawa miris diakhir ceritanya.

Baron dan Elsa terdiam mendengar cerita dari Ibu Lala.

"Maaf Tante, tadi katanya Lala ada urusan di Jakarta, cari kerja mungkin ya Tante?" Baron memulai kembali percakapan.

"Bukan..Lala sudah kerja, dia kerja di pabrik dekat sini, jadi admin..dia ada cari orang di Jakarta Nak Dirga"

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang