Rumah Baron, 16.12 WIB
Penjelasan Baron tadi terhenti oleh dering telfon pada ponsel Pras. Dari Raul. Raul baru saja menyampaikan teknis keberangkatan lusa. Dimana Pras diminta untuk menjemput Raul pukul 06.00 pagi di Cendrawasih.
Raul akan berangkat seorang diri ke Malang menuju ke tempat temannya. Alamat di Malang nanti akan diinfokan setelah mereka bertemu. Di Malang stay selama 2 hari, baru kemudian kembali ke Jakarta.
Raul juga meminta rincian biaya untuk diemailkan ke emailnya, setelahnya dia akan transfer 60%. Sisanya akan di transfer sesampainya Raul kembali ke Jakarta.
Selama di Malang, Pras yang tetap akan mengantarkan Raul dan temannya. Namun nanti Pras akan disewakan motel di dekat tempat tinggal temannya.
Mereka segera membuat perhitungan bensin, tol, uang makan dan jasa untuk diberikan kepada Raul.
Setelah keluar nominal, Pras segera email kepada Raul, menggunakan alamat email baru tentunya.
Baron dan team pun segera melakukan diskusi mengenai taktik dan teknis mengenai keberangkatan Pras ke Malang.
"Gue dan Nyoman akan ngikutin Pras dan Raul. Pake mobil lo ya Nyoh, ga mungkin pake mobil gue! Terlalu kentara!" Baron memulai diskusi setelah Pras mengirimkan email pada Raul.
Nyoman mengangguk mantap.
"Niel dan Tama standby di sini. Salah satu dari kalian harus standby untuk kemungkinan dihubungi Elsa untuk menjemput dan mengantar si Dias! Karena kemungkinan si Dias akan menggunakan penawaran Elsa untuk menjemput dia pas jam pulang! Bapaknya ke Malang soalnya kan!"
Niel dan Tama mengangguk. Kemudian saling menatap.
"Ya udah, gue aja! Dari kemarin gue belum tugas lapangan! Gentian!" Tama mengajukan dirinya. Niel tersenyum senang.
"Oke, update ya!"
"Gue Kak?" Elsa yang kali ini berbicara
"Lo cukup satandby di rumah, tanya-tanya si... siapa itu? yang keponakan bibi lo?"
"Isah?"
"Iya! Isah! Dan update tentang si Dias juga ya, kalau dia ada hubungin lo buat minta jemput, langsung alihkan ke Tama! Jangan lo pick up sendiri!" Baron menjelaskan, dan menekankan kalimat terakhirnya.
"Sa?!" Baron bertanya kembali pada Elsa, memintanya menjawab pernyataan terakhir yang ia ucapkan, karena melihat Elsa yang hanya diam.
"Iyaaaa Kak!" Elsa menjawab, cemberut! Kalau cuma begitu mah, adrenalinnya ga akan terpacu! Batinnya.
"Pras, kalau bisa lo tanya nama motel yang udah dipesenin buat lo! Biar gue sama Baron juga bisa langsung reservasi kamar!" Nyoman menambahkan
"Iya, coba nanti gue tanya, sekalian gue konfirmasi email udah dia terima apa belum!" Pras menjawab sembari mencatat.
"Tam, dashcam udah dicek? Sekalian sama pulpen sadap, masih oke kan?" Baron bertanya pada Tama.
"Gue bawa yang korek aja ah Ron! si Tama aja bawa yang pulpen!" sahut Pras menimpali.
"Ga apa-apa Tam?" Baron kembali bertanya pada Tama
"Bebas gue mah! Tapi belum gue cek! Malam ini gue cek deh!" jawab Tama
"Kalau dashcam sih ga ada masalah kayanya, belum dipake lagi kan ya? Terakhir kalau ga salah di kasus Miss Dea ga sih Nyo?" Tama menambahkan, menengok pada Nyoman untuk menerima jawaban.
Nyoman nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berkata,
"Iya bener!" Nyoman
"Berarti masih di mobil gue ya?" Nyoman bertanya, lebih pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..