Ruang Rawat Baron, 18.50 WIB
"Okey, bisa kita mulai ya?" kali ini Baron yang membuka pembicaraan. Ia duduk di ranjangnya, menatap team nya yang saat ini sudah berkumpul di hadapannya.
"Sebelumnya, gue mau bilang makasi banget sama lo semua! Karena lo semua mau bantu gue dalam kasus ini! Kasus yang ga ada duitnya, malah bikin kita boncos dan babak belur! Thanks banget guys!" ucap Baron, kata-katanya sedikit tersendat oleh haru, namun ia dapat menguasai dirinya dengan baik.
"Apaan sih Ron! Lo akan ngelakuin hal yang sama kalau salah satu dari kita ngalamin kaya gini! Ga usah kaya gini-gini, ga cocok!" Niel menjawab, mengakhiri dengan canda diujungnya, padahal dirinya juga terharu mengingat kondisi Baron terkapar kemarin.
"Tai ah! Ga usah ada gini-gini an ah! Nanti gue nangis! Kemarin lihat lo mau mati aja gue udah mau nangis! Langsung aja lah!" cetus Tama, mengusap kasar matanya menggunakan lengannya. Semua yang melihatnya tertawa geli. Termasuk Elsa yang sebenarnya juga sudah menahan tangis.
"Udah Ron! Bener kata Niel! Lo akan ngelakuin hal yang sama buat kita! Apa yang kita lakuin sekarang adalah karena kita adalah keluarga! Nothing beats family!" ucap Pras, malah menambah haru suasana.
"TAI!" ucap Tama, menunduk, menutupi wajahnya diantara lututnya. Sekali lagi gelak tawa memenuhi ruangan karena melihat tingkah random lelaki satu itu.
"Lo abis digebukin jadi cengeng dah Tam!" seru Niel dengan tawanya, dihadiahi dengan lemparan botol minuman tepat di kepalanya oleh Tama!
"Udah! Lets start!" kali ini Nyoman yang berkata, sedari tadi ia hanya diam menyimak. Ia berdiri dan menepuk keras punggung Baron, menandakan supportnya untuk sahabatnya itu!
"Sakit Anjing!" keluh Baron, mengusap punggungnya dari belakang.
"Oke! Ayo serius!" Baron sudah masuk ke mode serius.
"Oke! Gue mulai ya!" Nyoman juga masuk ke mode serius. Ia memegang setumpuk dokumen di tangannya. Lelaki bule itu menengok ke arah Tama, memastikan Tama sudah siap dengan tabletnya, dan diajawab dengan anggukan mantap darinya.
"Pertama : Raul, Widya dan Rudy akan dituntut dengan kasus penculikan dan penganiayaan, dengan ancaman penjara 4-12 tahun! Karena mengakibatkan luka berat!" terang Nyoman.
"Hukuman dari masing-masing mereka akan berbeda, sesuai dengan perannya masing-masing dalam kasus ini!"
"Dari keterangan mereka kemarin, terungkap semuanya! Sesuai dengan analisa lo,Ron! Mengenai rencana Raul untuk kembali menggunakan Lala dan Mamahnya untuk terakhir kalinya! Raul menggunakan Lala untuk mengancam Mamanya, supaya Mamanya mau menandatangani surat kuasa penyerahan rumah mereka dan gedung usaha Alm suaminya dulu!" terang Nyoman kembali.
"Sabar! I'm getting there!" ucap Nyoman, ia melihat Baron yang bersiap bertanya. Ia paham apa yang akan Baron tanyakan. Semua menatap Nyoman, heran, apa maksud lelaki setangah bule itu.
"Lo pasti mau nanya kan, kok bisa nyasar Lala, apa udah pernah ketemu sebelumnya?! Iya?!" tanya Nyoman pada Baron. Baron hanya tersenyum simpul, menggaruk hidungnya yang tak gatal.
"Awalnya Raul dan kawan-kawan udah nyerah, tapi mereka butuh uang! Belum lagi Rudy yang tiba-tiba datang minta uang bagian dia karena udah ngelaksanain tugasnya untuk mencelakai gue dan lo Ron! alih-alih dikasih uang, si Rudy malah disuruh nemuin temennya yang jual narkoba! Raul mau coba jual katanya! Makanya si Rudy disembunyiin di rumah lamanya itu kan! Rudy nurut, karena dia butuh duit buat anaknya!"
"Nah, si Widya ini ternyata emang sering nginep di rumahnya si Lala kalau lagi di Jakarta! Makanya itu rumah ga begitu berdebu! Banyak ilalang dan rumput liar, tapi ruangan bawahnya terawat! Gue lihat waktu gue cari lo kemarin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..