Part.15

3.1K 246 8
                                    


Markas, Unit 2110, 23.30 WIB

Baron baru saja membuka pintu apartemennya dan menyuruh Elsa untuk masuk lebih dulu. Elsa yang sudah lelah hanya diam saja. Masuk dengan pasrah.

"Model cowo kaya gimana maksud lo?" Ucap Baron setelah menutup pintu apartemennya. Ia berjalan ke arah kulkas untuk mengambilkan minuman untuknya dan Elsa.

"Hah?" Elsa yang baru saja mendudukan dirinya di sofa menengok bingung ke arah Baron.

"Tadi di lift, lo bilang kalau orang tua lo ga akan biarin lo keluar sama cowo model gue! Emang gue modelnya gimana?" tanya Baron. Ia memberikan minuman yang ia ambil pada Elsa, dan melangkah ke Balkon mini di ruangan itu.

"Ga tau! Gue asal ngomong! Gue kesel ama lo Kak!" Elsa menjawab sekenanya. Ia meletakan begitu saja minuman yang diberikan Baron, dan menyenderkan kepalanya di kepala sofa. Elsa memejamkan matanya sejenak, ia merasa sedikit pening.

Tak lama kemudian terasa getar dari ponselnya. Elsa merogoh tas nya untuk mengambil ponsel dan mengecek siapa yang menghubunginya. Tertera nama 'Viaaaaa!'

"Yup"

"Dimana?"

"Udah di apartemen SMO"

"Lo baik-baik aja kan? Kata Kak Pras, Kak Tama dan Kak Niel ga langsung ikut ke apartemen? Lo ga apa-apa?"

"Hhmmh"

"Lo kok jawabnya gitu? Lo ga dalam keadaan terancam kan?"

"Ngantuuk!"

Tuut..tuut.. panggilan voice call yang dilakukan Via dialihkan menjadi video call. Elsa dengan malas menyetujui dan memencet gambar kamera pada ponselnya.

"Hmmmmm" sahut Elsa malas

Wajah Via dan Nabil memenuhi layar.

"Lo beneran aman? Ni udah di apart? Mana Kak Baron?" rentet pertanyaan Via membuat Elsa malah ingin tertawa. Sahabatnya satu itu kalau sedang panik bisa melebihi ibunya sendiri bawelnya.

Elsa mengarahkan kamera ponselnya ke arah balkon.

"Apaan? Lo ngeliatin apaan?" tanya Via bingung, karena ia tidak melihat apapun. Area balkon memang sedikit redup.

"Lo nyariin Kak Baron kan? Noh disana, auk ngapain" jawab Elsa malas, ia memutar kembali kamera ponsel untuk menghadap dirinya.

"Tapi aman kan? Beneran Kak Ca?" kali ini Nabil yang bertanya.

Tiba-tiba ponsel Elsa diambil oleh Baron. Ia menengok sebentar pada Elsa "Maaf, pinjem" katanya singkat.

"Elsa aman! Boleh bicara sama Nyoman atau Pras?" Baron mengambil alih, ia membawa ponsel Elsa ke area meja meeting.

Elsa tidak perduli dan kembali menyenderkan kepalanya pada kepala sofa. Ia menutup wajahnya dengan lengannya.

Baron mengubah kembali mode video call menjadi voice call. Dan mematikan mode speakernya. Suaranya yang sudah dalam mode serius, terdengar jauh lebih dalam. Elsa tidak perduli, ia tidak berniat untuk kepo. Ia merasa sangat kelelahan, mengantuk, pening dan marah.

***

Elsa terbangun dengan linglung. Awalnya ia sempat bingung dan segera teringat kejadian beberapa jam yang lalu. Elsa segera mendudukan dirinya, namun pergerakannya yang tiba-tiba membuat kepalanya yang sudah agak enakan menjadi kembali pening.

"Pelan-pelan aja, kalau langsung duduk gitu malah pusing!" suara Baron mengagetkan Elsa.

Elsa menengok, dan melihat bahwa ternyata Baron sedang duduk di meja meeting di depan laptop yang menyala, sepertinya sedang bekerja. Baron bekerja menghadap ke arah Elsa yang tertidur di sofa tamu.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang