Part.81

4.1K 546 138
                                    

Rumah Sakit, 06.00 WIB.

Baron masih tertidur di ranjangnya. Semua team lengkap tidur di ruangan Baron, termasuk Tama yang baru saja sembuh.

Pintu ruangan terbuka sedikit, menampakan Elsa yang mengintip. Dari semalam ia ingin mengetahui kabar dari Baron. Sampai dengan pukul 21.00 WIB, ketika suster masuk dan memintanya untuk beristirahat kembali, belum juga ada kabar dari group Elsa and The Dwarfs! Ia memang meminta mereka semua untuk langsung update kondisi Baron.

Walaupun setengah sadar ketika kejadian, Elsa melihat jelas Baron dipukuli habis-habisan oleh Raul, ia ingin menolong, tapi tubuhnya tidak bisa ia gerakan, rasanya sakit sebadan-badan.

Awalnya ragu, namun akhirnya Elsa masuk ke dalam ruangan.

Tama tidur di bed penunggu, dipojok ruangan. Nyoman di sofa panjang, sementara Niel dan Pras menempati single seat yang ada di kiri kanan sofa panjang Nyoman.

Elsa menghampiri Baron, memperhatikan lelaki itu dengan seksama. Wajahnya tampak lebih berwarna sekarang. Berbeda dengan kemarin sore, ketika Elsa pertama menjenguknya.

Luka gores hanya sedikit di tubuhnya, ada di pipi dan lengan saja. Yang parah pasti luka dalamnya. Semoga lelaki ini baik-baik saja! doa Elsa dalam hati.

Elsa celingukan, mencari tempat duduk besi yang biasanya ada di samping bed. Kakinya masih sakit, ia memang belum pulih betul.

"Gimana kondisi Sa?" suara Baron tiba-tiba memenuhi telinga Elsa. Wanita itu sontak menengok pada Baron yang sedang menatapnya. Rasa haru tiba-tiba menyergap Elsa, tanpa bisa diajak kerjasama, airmata turun dari pelupuk matanya.

Baron bingung, pasti Elsa merasakan sakit karena kejadian sialan itu, sampai menangis begini! Pikir Baron dalam hati, ia tidak tahu kalau dirinya lah yang ditangisi oleh gadis itu!

Baron mengambil tangan Elsa yang memang ada di ujung ranjangnya, menggenggamnya erat.

"Sakit ya Sa? Yang mana yang sakit? Maaf yaa!" ucap Baron pelan.

Elsa yang juga bingung dengan dirinya sendiri malah semakin menangis mendengar ucapan Baron. Ia terharu dapat melihat Baron kembali, ia terharu Baron bahkan bisa bicara lagi di hadapannya! Reflek, Elsa menarik tangannya dari Baron untuk menutup wajahnya sendiri! Elsa malu!

Baron tidak tahu harus berbuat apa, ia juga sulit bergerak saat ini, ingin rasanya memeluk gadis di hadapannya itu! Eh?!

"Sa..gue panggil suster aja ya?" ucap Baron akhirnya, tak tega melihat Elsa yang terus menangis.

Tanpa disangka, tangisan Elsa berubah menjadi raungan.

Baron melotot kaget, Pras yang jaraknya paling dekat dengan ranjang pun terbangun oleh suara tangis perempuan, setengah linglung ia terbangun, bersyukur melihat Elsa dan membuyarkan ketakutannya akan hadirnya sosok tak kasat mata di ruangan itu. Ya! Pras pikir ia mendengar suara hantu!.

Pras pun berdiri, menghampiri Elsa, ia menatap Baron dengan tatapan tanya yang dibalas kedikan bahu, menandakan kebingungan yang sama dengan Pras.

Pras menyentuh bahu Elsa pelan "Kenapa Sa?" tanya Pras.

Elsa yang menangkup wajahnya pada kedua telapak tangannya menengok pada Pras, dan tanpa disangka malah meletakan wajah dan tangannya itu pada bahu Pras, melanjutkan tangisnya.

Pras melotot kaget, menengok pada Baron yang tampak kaget dan marah. Lelaki di ranjang itu memberikan kode dengan tangan mengibas pada Pras, menandakan agar Pras menjauh! Baron bahkan berusaha duduk dari tidurnya, ingin meraih Elsa agar jangan menyender pada Pras.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang