Somewhere, 05.02 WIB
Elsa terbangun dengan kepala berat. Ia linglung, memperhatikan sekitar. Ia berada di kasur tanpa sprei yang ada di sebuah kamar. Kamar itu luas, perabotnya lengkap, kasur queen size, meja dandan cantik yang terlihat mahal disebelah kasurnya. Lemari besar berwana putih di sebrang kasur tempat ia berada, disebelah kanan lemari ada pintu yang Elsa duga adalah pintu kamar mandi, dan disebelah kanan kamar mandi ada rak kaca yang berisi pajangan boneka yang sudah berdebu dan bersarang laba-laba. Di sebelah rak kaca, terdapat tirai, menandakan jendela besar ada di balik tirai itu. Dimana dia?!
Lala! Dimana gadis itu?! Terburu-buru Elsa bangkit dari tidurnya, sedikit lega, karena ternyata Lala ada, tidur dengan posisi meringkuk, di lantai, dekat pintu, sepertinya pintu keluar.
Elsa tercekat, ia baru saja teringat kejadian semalam.
Tak lama dari kedai Pizza, Raul membawa mereka ke pinggir jalan, lelaki itu turun, tak lupa mengunci pintu dari luar, bertemu dengan seseorang yang sepertinya temannya. Lelaki itu kemudian kembali lagi, membawa teh dalam botol minum kemasan, dan memaksa Lala dan Elsa untuk meminumnya.
Raul menjambak rambut Lala, sebagai ancaman agar Elsa mau meminum minuman yang ia bawa. Sementara sebagai ancaman untuk Lala, Raul menodongkan pisau pada Elsa, sehingga Lala meminum juga minuman tersebut.
Lelaki licik itu pintar, ia menggunakan kepedulian satu sama lain dari Lala dan Elsa. Mereka tidak mungkin tega kalau salah satu dari mereka tersakiti, sehingga mereka pasti menurut jika salah satunya diancam untuk disakiti.
Kemudian mata Elsa terasa sangat berat, berkali kali ia mencubiti tangannya sendiri agar tidak tertidur, tapi tak berhasil. Elsa terlelap ketika masih di mobil Raul. Sebelumnya ia memperhatikan Lala yang sudah duluan terlelap di kursi depan.
Dan disinilah mereka berada saat ini! Tapi, ini dimana?! Sial!
Elsa menghampiri Lala yang meringkuk di depan pintu, mencolek gadis itu. Lala menengok, rupanya ia tidak tidur. Air mata mengalir dari matanya.
"Teteeeeh!" seru Lala, ia segera menghambur dalam pelukan Elsa.
"Aku takut!" ucap Lala lagi.
Elsa tidak bisa menjawab, ia mengelus rambut Lala, berusaha menenangkan gadis itu, padahal dirinya pun sedang ketakutan setengah mati! Apa yang harus ia lakukan saat ini?! Apa yang Baron akan lakukan di saat seperti ini?!
Ah! Ponselnya! Kemana ponselnya?! Masih memeluk Lala, Elsa celingukan mencari ponselnya.
"Kayanya diambil sama dia Teh!" ucap Lala, ia melepaskan pelukannya dari Elsa, paham apa yang sedang dicari oleh Elsa, karena ia pun melakukan hal yang sama tadi.
Mampus! Kalau Raul lihat chat di grup bagaimana! Semua team SMO akan terungkap! Elsa panik!
**
Beans Brew, 05.32 WIB.
Dimas baru saja mematikan panggilan telfonnya pada Dias. Atas instruksi Baron, Dimas menghubungi Dias. Dalam mode speaker, Dimas berbicara dengan Dias.
Tak banyak yang mereka dapatkan. Dias menyampaikan, kalau semalam ayahnya chat dia, mengatakan ada urusan mendadak dan tidak bisa pulang. Dias bertanya urusan apa dan kemana, namun tidak dibalas oleh sang Ayah. Dias yang masih dalam mode dihukum karena kasus mabuk dan keceplosan kemarin dilarang keras untuk meninggalkan rumah. Atas instruksi Pras yang tiba-tiba, Dimas juga sudah mendapatkan nomor Rudy yang Dias kirimkan.
Kali ini Dimas menelfon Rudy, dengan memegang list point pertanyaan yang sudah disusun oleh Baron dan Team untuk ditanyakan pada lelaki itu.
"Assalamualaikum Om!" sapa Dimas sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..