Part.49

3.1K 318 24
                                    

Kamar rawat 311, pkl. 17.30 WIB

Dua pasang manusia dari Jakarta masih asik bercengkrama di kamar rawat ini. Terlepas dari kecelakaan yang baru saja dialami Baron dan Nyoman, ternyata malah membawa mereka dalam kehangatan dan pelepasan rindu.

Baik yang nyata dan terang-terangan dilakukan oleh Nyoman dan Nabil, maupun dari yang sembunyi-sembunyi gengsi, siapa lagi kalau bukan Baron dan Elsa. Yang malah lebih banyak berdebat kusir atas hal-hal kecil.

"Gue udah pesenin hotel buat lo berdua ya..nanti abis makan malem gue anter!" ucap Baron, pandangannya fokus pada layar ponselnya yang sudah ia pegang kembali baru sekitar 2 jam yang lalu.

"Ah Kak! Aku mau disini aja, nemenin Kak Nyoman.." ucap Nabil cemberut.

Baron menoleh pada Nabil, kemudian pada Nyoman. bingung harus menjawab apa.

Nyoman yang ditatap Baron, kemudian mengalihkan pandangannya pada Nabil.

"Sayang..kamu sama Elsa bobok di hotel aja yaa..kan dari pagi belum istirahat loh kamu! Kalo kamu nanti yang sakit gimana?" Nyoman membujuk Nabil yang wajahnya masih dilipat.

"Iya Bil, kita istirahat dulu di hotel, besok pagi kan balik lagi kesini Bil..ya kali gue tidur sama si Kak Baron di hotel!" ucap Elsa asal sambil asik dengan ponselnya, tak menyadari kata-katanya membuat 3 orang lainnya di ruangan menatap kaget padanya.

Menyadari tiba-tiba hening, Elsa mengangkat kepalanya dan kaget melihat semua orang menatapnya. Ia kemudian menyadari kata-katanya yang ambigu.

"Ya, maksudnya kalau Nabil mau disini kan tempat tidur penunggu cuma ada 1! Ya masa Kak Baron yang ke hotel sama gue!" jelas Elsa buru-buru.

"Pada mikir apaan sih?!" omel Elsa lagi. Nabil dan Nyoman tertawa geli, sementara Baron tersenyum salting. Lah?!

"Ya udah, iya deh! Tapi nanti ya, maleman aja! Deket ya Kak hotelnya?" akhirnya Nabil menyetujui ucapan Elsa.

"Deket kok, satu blok dari sini kalo kata gmaps! Gue cari yang paling deket dari RS!" jawab Baron.

"Ron! kata dokter tadi kita beneran boleh pulang besok kan ya?!" Nyoman memastikan kembali perkataan dokter tadi pada mereka.

"Iya! Lo, Nabil sama Elsa naik pesawat aja ya! Gue minta pesenin Tama nanti. Tunggu visit dokter besok pagi dulu, biar dapet jam pastinya!" jawab Baron. Ia masih fokus pada ponselnya, mengecek flight besok.

"Lah, elo?" tanya Nyoman

"Gue bawa mobil lo lah Sat! Udah di bengkel sekarang! Tadi pas pak polisi balikin handphone, sekalian serah terima mobil juga! Gue langsung telfon bengkel yang direkomen pak polisi! Udah ngobrol juga, malam ini dikerjain, besok pagi harusnya udah OK!" jelas Baron panjang lebar.

"Lah, suruh orang aja Ron! Lo kan lagi luka juga itu!" sahut Nyoman, tak setuju.

"Ah, orang ga apa-apa tangan gue!" ucap Baron enteng.

"Awww!! SA! Apaan sih?!" jerit Baron seketika ketika Elsa dengan sengaja menyenggol lengan Baron yang diperban.

"Katanya tadi ga apa-apa?!" jawab Elsa enteng. Baron melotot kesal pada wanita itu, namun Elsa tak bergeming, seolah tak ada apa-apa.

"Makanya, ga usah sok sehat! Orang kuat juga ga apa-apa sekali-kali sakit!" lanjut Elsa kemudian dengan wajah tanpa rasa bersalah, sementara Baron masih melotot kesal padanya.

"Ya kalau disenggol sengaja gitu sakit lah Sa! Kalau dibawa nyetir mah oke aja! Kan tadi udah dicoba!" jawab Baron masih dengan sisa kesalnya. Ia tadi memang mencoba mobil Nyoman bersama orang bengkel, tapi hanya sekedar mengecek saja.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang