Part.43

3K 279 9
                                    

Niel sudah kembali ke tempat Bang Jali. Bang Jali sedang mengerjakan pesanan miliknya.

"Ini uangnya Bang!" Niel menyerahkan uang yang tadi diberikan oleh Dimas.

"Ya ampun, makasih banyak ya Kang ya!" sahut Bang Jali

"Sama-sama Bang!" Niel kembali mendudukan dirinya di bangku panjang milik Bang Jali. Matanya masih fokus ke rumah Raul.

Dimas dan Dias, ramah, berpenampilan menarik, mirip dengan sang bapak. Terlihat seperti anak baik. Tapi kenapa yang satu mengincar Lala, yang satu mengincar Baron?! Niel nampak sedang berpikir ketika melihat Tama melewati ketoprak Bang Jali menuju rumah Raul.

Tama dan Niel bertemu pandang ketika Tama memutar motornya untuk parkir. Mereka menganggukan kepala samar.

Tama tampak turun dari motor, dan masuk ke dalam teras setelah terlihat gesture seperti mengucap salam pada si empunya rumah.

"Kang! Ini kang, jadi 100 aja dah, korting 5 rebu karena akangnya udah bantuin saya!" Bang Jali menepuk pundak Niel yang sedang memperhatikan Tama.

"Lah! Jangan Bang, nanti ga cepet kaya! Ni saya bayar ya!" jawab Niel menyerahkan selembar seratus ribuan dan 5 ribuan.

"Ya ampun, makasih ya Kang! Semoga melimpah rejekinya!" sahut Bang Jali senang.

Niel yang tiba-tiba melihat Dimas mengeluarkan motornya langsung panik. Ia menyambar jaket berhoodie dan helm full facenya, buru-buru naik ke motornya, bersiap untuk mengikuti Dimas yang masih tampak bersiap.

"Kang! Jangan lupa ini ketopraknya!" Bang Jali yang melihat pergerakan Niel buru-buru memberikan 7 bungkus ketoprak yang dibagi menjadi 2 plastik oleh Bang Jali.

"Kan! Si tolol! Mau dikemanain ini ketoprak banyak banget! si goblok Niel!" bisik Niel dalam hati, ia menerima bungkusan plastik dari Bang Jali dengan senyum terpaksa.

Niel berpikir untuk menunggu Dimas yang tak kunjung berangkat itu di mini market depan saja. Sekalian ia bagikan ketoprak ini pada anak-anak muda yang sering nongkrong disana.

Rumah Raul 11.00 WIB

Tama memarkirkan motornya di depan rumah Raul. Baru saja ia menyapa Niel dengan menganggukan kepalanya samar.

Melihat Dimas dan Dias yang sedang ada di teras, Tama berinisiatif turun untuk memberikan salam pada mereka, sekalian interogasi tipis bekedok basa basi!

"Assalamualaikum.." sapa Tama sopan dengan menganggukan kepalanya pada kedua orang di teras itu.

"Waalaikumsalam.." Dias yang menjawab, ia kaget melihat Tama yang sudah ada di depan pagar rumahnya.

"Eh, bentar ya Mas Yoga, saya ambil tas dulu ke dalam. Masuk Mas!" ucap Dias kembali, ia segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam.

Sementara itu Dimas yang awalnya duduk membelakangi Tama, menengok dan tersenyum sopan.

"Duduk dulu Mas!" ucap Dimas ramah.

"Makasih Mas, disini aja, biar langsung jalan!" jawab Tama lagi. Dimas mengangguk sopan. Ia kemudian berdiri dari duduknya, jalan ke arah Tama berdiri dan mengeluarkan motornya, diparkirkan di sebelah motor Tama.

"Berangkat juga Mas?" tanya Tama.

"Iya nih! Saya nitip adek saya ya Mas, malam ini saya ga bisa jemput soalnya!" jawab Dimas kembali. Ia mulai memanaskan motornya.

"Iya Mas, udah di booking sama Mbak nya dari kemarin!" Tama menjawab sembari tersenyum tipis.

"Oh hahaa,oke oke!" Dimas

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang