Kamar Rawat 311, 07.02 WIB
Elsa dan Nabil sampai di RS tepat pukul 07.02 WIB. Mereka datang bersamaan dengan dokter yang akan cek kembali kesehatan Baron dan Nyoman untuk memastikan benar sudah boleh pulang atau tidaknya.
Begitu sampai, Nabil langsung mendampingi Nyoman yang memang diperiksa terlebih dahulu. Sementara Elsa beranjak untuk memanaskan teko listrik.
Sesudah Nyoman dinyatakan Ok, Dokter beranjak untuk cek kondisi Baron. Untuk Baron tidak lama, karena luka beratnya hanya di tangan, yang ia claim sudah tidak sakit lagi. Sementara sisa kecelakaan pada bagian tubuh lainnya hanya berupa luka baret ringan saja.
Dokter mengkonfirmasi mereka sudah boleh pulang. Urusan adminstrasi akan diurus oleh si pemilik sedan yang kemarin menabrak mereka.
Setelah mengatakan demikian, dokter pamit untuk pergi dari kamar rawat mereka untuk lanjut memeriksa pasien lainnya.
Baron segera meraih ponselnya untuk menghubungi Tama. Ia sudah cek jadwal penerbangan kemarin, dan akan meminta Tama memesankan tiket untuk Nyoman, Nabil dan... Elsa?
"Nyo, flight jam 2 aja ya? Biar ga keburu-buru?" Baron menengok pada Nyoman yang ternyata sedang disuapi oleh Nabil.
Nyoman menatap Nabil, "Jam 2 sayang?" tanyanya pada Nabil. Nabil mengangguk, menatap Baron.
"Iya Kak, yang jam 2 ok!" Nabil yang menjawab Baron.
Baron mendumel kesal. Dasar bucin! Dia yang ditanya, cewenya yang suruh jawab! Omelnya dalam hati.
"Lo ga apa-apa Sa?" kali ini Baron bertanya pada Elsa, yang ternyata sudah menaruh mangkok bubur di hadapan Baron, dan sekarang sedang mengaduk kopi panas, yang Baron yakin untuk dirinya.
"Apa?" tanya Elsa, ia duduk disamping Baron, menyerahkan cangkir kopi pada Baron, kemudian mengeluarkan ponselnya.
"Flight jam 2? Ga apa-apa?" tanya Baron kembali, tangannya bergerak mengambil cangkir kopi, mengangkatnya menuju bibir untuk menyesap kopinya, belum lagi cangkir sampai di bibir Baron, tangan Elsa sudah menarik cangkir tersebut.
"Makan dulu baru minum kopi!" sahut Elsa datar, meletakan kembali cangkir Baron pada meja, disamping mangkuk bubur.
Baron melotot, kaget. Tapi kemudian mengambil mangkok buburnya, mengaduk dan memakannya cepat, setelah suapan ketiga, ia letakan mangkok buburnya dan mengambil cangkir kopinya kembali.
Nyoman dan Nabil terpaku melihat adegan duo BUSI itu.
"Sa?!" panggil Baron kembali
"Hmm?"
"Flight jam 2, oke?"
"Ngga!"
"Maunya jam berapa?"
"Kan gue bilang gue naek mobil sama lo! Keberatan banget apa?!"
"Jauh loh Sa! Yakin mau naek mobil?!"
"Ya lo yakin nyetir jauh pake tangan gitu?!"
Baron terdiam, melirik Nyoman, memohon bantuan. Nyoman yang awalnya memperhatikan mereka, segera mengalihkan wajahnya. Tidak mau terlibat dalam drama duo busi itu. Baron mengumpat Nyoman dalam hatinya.
"Ya udah, tapi sekali lo ngeluh, langsung gue pesenin tiket pesawat ya!" sahut Baron yang tidak ditanggapi oleh Elsa.
Nabil yang sedari tadi berusaha menetralkan wajahnya sudah tak tahan. Ia tersenyum lebar melihat pertahanan Baron yang runtuh begitu saja, kalah oleh keras kepala kakak sepupunya itu.
**
Tiket sudah dipesan Malang-Jakarta. Flight jam 14.09 WIB. Waktu sudah menunjukan pukul 09.50 WIB. Dua pasang bucin dan busi sudah siap untuk berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Mode Operation! (TERBIT)
FanfictionSebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang dikerjakan oleh sebuah gruah grup detektif partikelir bercampur dengan romansa dan persahabatan..