Part.54

3.5K 407 53
                                    

"Jarik batik?" tanya Nyoman.

"Maksudnya gimana Ron?" Tama

Ya! Baron sudah menutup kembali dashboard, ketika tiba-tiba saja jarik batik yang tadi sempat ia lihat sekilas menghantui pikirannya.

Ia membuka kembali dashboard dan menarik foto yang sebelumnya ia taruh begitu saja.

Benar saja! Jarik batik yang tadi menganggu pikirannya adalah jarik batik dari pernikahan ibunya! Ya! Pernikahan ibunya dulu dengan Raul.

Baron hafal benar, karena ia suka sekali motifnya. Bagi Baron yang tidak begitu mengerti batik, untuk tiba-tiba menjadi suka, menandakan bahwa jarik batik tersebut benar memiliki motif unik.

Foto itu adalah foto pernikahan ibunya dan Raul, tentu saja ada Baron dan Bernard disitu. Kenapa bisa seseorang yang tidak ia kenal memiliki foto keluarganya? Dan orang itu secara tidak sengaja menabraknya dan Nyoman? benar tidak sengaja kah? Atau jangan-jangan orang ini adalah orang yang ia kenal? Baron belum bertemu dengannya, jadi tidak bisa memastikan, walaupun tiba-tiba muncul rasa takut dalam dirinya.

Baron menyimpan kembali foto itu di tempatnya semula. Ia juga mengambil kartu nama atas nama Rudy Prasetyo yang ada di dalam dashboard dan menaruh di kantongnya. Baron menenangkan dirinya sebelum kemudian turun dari civic genio itu.

Baron menghampiri Pak Adit kembali, membuka obrolan mulai dari lakalantas, kondisi cuaca, sampai ke inti pertanyaannya. Apakah pemilik mobil itu adalah benar si penabrak yang saat ini sedang dirawat? Pak Adit dengan tegas menyatakan iya! Pak Adit sudah memeriksa KTP, SIM dan STNK, semua sesuai atas nama Rudy Prasetyo.

Pak Adit kemudian bertanya, apakah Baron ingin menemui si pemilik sedan, Rudy Prasetyo, yang tentu saja disetujui langsung oleh Baron.

Baron dan Pak Adit menghampiri lelaki itu. Kondisinya kurang lebih hampir sama dengan Nyoman, namun kaki lelaki itu lebih parah. Kaki kirinya tak bisa berjalan untuk beberapa waktu ke depan. Begitu info dokter yang disampaikan ke Pak Adit.

Melihat kedatangan Baron dan polisi, Rudy sontak memohon maaf pada Baron sambil menangis tersedu. Ia mengaku kalau ia lelah karena lembur di kantor dan belum tidur sejak semalam sehingga mengantuk dalam mengendarai mobil tadi.

Baron memperhatikan profil Rudy.

Lelaki itu berperawakan sedang, tidak tinggi, tidak juga pendek. Rambutnya pendek, keabuan, mungkin berusia akhir 40-an. Kulitnya sawo matang, dengan tangan kekar dan kasar pada kulit tangannya, menandakan ia lebih sering bekerja luar ruangan, bukan kantoran! Lembur di kantor? Rasanya tidak!

Walaupun menangis tersedu, tidak ada air mata keluar dari matanya. Orang lain bisa saja terkecoh, karena lelaki ini berkali kali mengucek mata dengan lengannya, dan membuat gesture membuang ingus. Baron langsung menyadari bahwa lelaki ini berpura-pura!

Dan yang paling penting, ia tidak mengenal pria ini! Jadi benar, pria ini adalah orang asing yang kebetulan memiliki foto keluarganya. Kebetulan?

Tidak ingin ada drama, Baron mengatakan kalau dirinya dan Nyoman memaafkan lelaki itu, dan tidak akan memperanjang kasus ini. Semua akan diselesaikan secara kekeluaragan. Pernyataan Baron dicatat oleh Pak Adit.

Setelah itu Baron pamit untuk kembali ke ruang rawat Nyoman. Kamar 311, sesuai info dari Suster baik hati tadi.

"Dalam perjalanan ke kamar Nyoman, ada satu teori yang muter-muter di kepala gue!" lanjut Baron setelah cerita panjangnya tadi.

"Orang itu suruhan Raul?!" Elsa melanjutkan ucapan Baron yang masih menggantung.

Semua orang menatap Elsa. Elsa menatap Baron, meminta jawaban atas tebakannya tadi.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang