Part.53

3K 348 29
                                    

Heritage Modern Batik, Booth, 10.35 WIB

Baron setia ada di samping Elsa selama Elsa membuka percakapan dengan Tamara. Semakin mendengarkan, lelaki itu semakin dibuat kagum oleh wanita disampingnya ini!

Hah! Apa secara resmi diangkut saja menjadi team SMO? Kemampuan Elsa dalam interogasi samar patut diacungi jempol. Pikir Baron dalam hati.

Tunggu! Siapa itu? Pak Rudy? Udah sembuh dia?

Baron memperhatikan seorang lelaki paruh baya berperawakan sedang yang ada di sebrang booth tempatnya dan Elsa berada. Menggunakan tongkat penyangga kaki dan perban pada kaki dan lengannya. Ya benar, orang itu adalah Rudy, si pemilik sedan yang menabrak Baron dan Nyoman.

Baron mengernyit, jika teorinya kemarin benar, bisa jadi orang itu juga ada disini! Baron mengedarkan pandangannya ke area sekitarnya, mencari-cari sosok yang ada dipikirannya. Pembicaraan Elsa dan Tamara disamping terdengar samar-samar di telinganya.

Tiba-tiba Elsa menyodorkan sesuatu di hadapan Baron. Masker?. Baron yang sedang fokus ke arah lain kaget, menatap Elsa dengan tatapan bingung.

"Dipake sayang! Kamu kan belum sembuh-sembuh amat! Takut malah nularin ke orang!" ucap Elsa dengan mode manja pada Baron.

Baron mengambil masker dari tangan Elsa sambil menengok ke arah Tamara yang sedang memperhatikan mereka dengan tersenyum.

"Pasangan muda tuh bikin sirik! Hahaa!" ucap Tamara, menepuk pelan bahu Baron. Baron hanya tesenyum dengan matanya, karena ia sudah mengenakan masker yang diberikan Elsa tadi.

"Tante, aku pamit dulu yaa! Ini makasih yaa Tante!" pamit Elsa sopan, sambil menunjukan bungkusan belanjaannya pada Tamara, kemudian merangkul tangan kiri Baron dengan mesra.

"Iya sayang! Kamu kalau masih di Surabaya, nanti malem makan bareng ya sama Tante!" jawab Tamara riang, ia menengok ke Baron juga, seolah meminta persetujuan Baron.

Baron mengangguk pelan "Iya Tante, boleh!" kali ini Baron menjawab. Elsa yang juga sudah mengenakan maskernya segera mendorong pelan lengan Baron, mengode lelaki itu agar segera jalan.

"Mari Tante!" ucap mereka berdua kompak.

Elsa terus mendorong Baron sampai keluar venue, Baron yang tidak protes menurut saja ketika Elsa menggiringnya ke salah satu coffeshop yang terlihat sepi, jauh dari venue.

"Take away aja Sa! Kayanya harus meeting full team! Biar aman di Hotel aja!" sahut Baron. Saat ini mereka sudah berdiri di depan waitress yang sudah siap mencatat orderan mereka.

"Oke! Lo capucino apa Americano?" tanya Elsa

"Americano aja!" jawab Baron. Ia sudah sibuk chat di grup The Dwarfs.

"Sweet or Savory?" tanya Elsa lagi. Baron mendongakan kepalanya, menatap Elsa bingung.

"Cemilannya?" jawab Elsa cepat

"Savory! Ini aja nih, cassava!" jawab Baron segera setelah mengerti maksud Elsa. Ia menunjuk singkong goreng yang dikemas fancy ala coffeshop.

"Singkong goreng aja, gaya pake cassava-cassava segala!" tambah Baron kembali, berbisik pelan di telinga Elsa.

Elsa tersenyum geli mendengar Baron misuh.

Baron kemudian merogoh kantongnya, berniat memberikan dompetnya pada Elsa untuk membayar makanan mereka. Beberapa saat masih berusaha, kemudian lelaki itu tampak panik.

"Sa! Dompet gue!" panik Baron, ia menatap Elsa dengan wajah cemas. Elsa yang awalnya ingin berpura-pura bodoh sontak tertawa geli melihat air muka Baron.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang