Part.62

3.4K 423 26
                                    

Suster baru saja keluar untuk mengantarkan makan malam Tama pada pukul 17.30 WIB tadi. Tama segera meminta Pras untuk mengunci pintu, untuk memulai diskusi dan kronologi perihal yang baru saja terjadi padanya.

Ini yang sedari tadi ditunggu oleh semua orang, tak ada yang berani bertanya pada Tama, sesuai instruksi Baron, biar Tama yang memulai ceritanya.

"Kaya yang lo semua tahu! Dias nelfon gue, minta gue buat nemuin dia di café!"

"Selanjutnya dia tanya, apa aja yang dia omongin waktu mabok kemarin, wajahnya panik waktu akhirnya gue mutusin buat bilang yang dia omongin ke gue!"

"Dia resah, bolak balik liat handphone nya!"

"Ada satu moment, dimana alih-alih dia menyanggah yang dia omongin, dia malah beberin semuanya! Bener kata lo Ron! Si Raul nyuruh dia flirting sama lo! Si Dias ini disuruh deketin lo, terus nanti dia bikin seolah-olah lo ngelecehin dia! Biar lo masuk penjara! Plan B nya adalah racunin elo!"

Tama berhenti sejenak, melihat reaksi Baron, namun lelaki itu hanya menatap Tama datar.

"Perubahan mood nya itu loh! Ketakutan, marah, tenang dalam rentet waktu sepersekian detik aja! Butuh pertolongan ni anak! Kasihan!" lanjut Tama kembali.

"Pake kasihan lo! Dia yang bikin lo begini kalau lo lupa!" ketus Niel, menepuk pelan pipi Tama yang lebam.

"Anjing!" umpat Tama, mengusap pipinya yang sakit sambil melotot pada Niel.

"Lanjut!" ucap Nyoman kesal, ikut melotot pada Niel yang memotong cerita Tama.

"Terus dia minta anter gue pulang ke rumah lamanya!" Tama melanjutkan ceritanya.

"Begitu sampe, ada mazda si Raul di carportnya! Feeling gue udah ga enak, gue pamit langsung! Tapi si Dias minta gue masuk, wajahnya berubah lagi jadi sedih! Gue ga tega, dan ikut masuk! Gue pegang kap mobil, panas! Berarti tu mobil belum lama sampe nya sebelum gue kan!"

"Di rak sepatu ada 3 pasang sepatu!"

"Gue dikasih minuman botol, gue minum, terus kepala gue berat banget! Kayanya dia ngasih sesuatu di minuman gue!"

"Begitu sadar, gue udah ada di dalam kamar! Dikunciin! Gue denger Dias debat sama si Raul!"

"Si Dias nangis-nangis, nyeyakinin Raul kalau gue cuma tukang ojek online doang!"

"Raul ketakutan kalau Dias keceplosan ngomong semuanya ke gue! Which she really do, it means she lies to her dad!"

"Si Raul ini jahat banget sih! dia marah banget sama Dias, bilang kalau 'jajain diri aja ga becus' lah, 'tolol' lah, that mean words to his own daughter! Toxic banget sih bener!"

"Abis itu Raul bilang kalau gue harus dikasih pelajaran supaya ga ngomong macem-macem keluar! Dia ga percaya kalau si Dias ga ngomong apa-apa sama sekali! Pasti ada keceplosan satu atau dua kata katanya!"

"Ga lama abis itu, pintu kamar dibuka, 2 orang kemarin itu masuk, nanya-nanya gue orang mana, kerjaan gue apa, dan nanya apa aja yang udah diomongin Dias ke gue!"

"Mereka ngancem! Bilang kalau Dias anak orang penting! Dan kalau ada satu aja omongan Dias yang gue sebarin, mereka ga akan segan-segan habisin gue!"

"Ini baru peringatan awal katanya!"

"Lo digebukin disitu?" Baron bertanya, wajahnya sudah mengeras.

"Dikit!" sahut Tama enteng.

"Abis itu mereka ngegeledah gue! Ga nemu apa-apa! Dasar emang tolol! Padahal kan bisa buka jok motor gue, dompet sama handphone disitu! Mereka bisa dengan mudah tahu gue siapa! Malah kalau dia cek handphone bisa ketahuan kalau gua ada hubungan sama lo kan Ron!"

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang