Part.10

3.5K 279 11
                                    

Rumah Keluarga Cakra, 09.00 WIB

Hari ini adalah hari minggu. Sudah 2 minggu dari acara pertunangan Nyoman dan Nabil, artinya sudah 2 minggu pula kejadian pengejaran Baron terhadap yang diduga Raul, mantan suami mamanya.

Baron dan team SMO maasih mengerjakan kasus ini, namun mereka tidak bisa bergerak banyak, mengingat sudah 3 tahun lebih Raul masuk penjara, selama itu tidak ada kasus apapun yang berkaitan dengannya. Istilahnya, Raul belum banyak bergerak, sehingga secara umum belum ada yang bisa diselidiki oleh Baron dan team.

Hal ini membuat Baron belum mengatakan apapun pada abangnya. Kalau dugaan dia benar, baru ia akan memberitahu abangnya, hanya sekedar untuk berjaga-jaga saja.

"Hari ini kamu kemana Ron?" Mama Sarah, ibu dari Baron yang sedang sibuk menyuapi cucu semata wayangnya mengalihkan pandangan kepada anak bungsunya yang baru saja turun tangga menuju ke meja makan, tempat berkumpulnya sang Mama dengan abang dan keluarganya yang saat ini sedang sarapan.

"Ga kemana-mana Ma" sahut Baron sambil menjawil pipi keponakannya yang sedang makan

"Om Bayon! Janan!" Banyu, si anak kecil yang memanggil Baron dengan sebutan Om Bayon pun kesal.

Anak itu lanjut mengomeli Baron dengan lucunya. Baron hanya tertawa geli, ia hafal benar kalau keponakannya itu tidak senang dijawil pipinya, apalagi jika sedang makan.

"Banyu! Ga boleh ngomong kalau lagi mengunyah nak!" Lulu, mama Banyu berkomentar memperingati anaknya yang masih mengomeli om nya itu.

"Butan Banyu, Mama omelin Om Bayon! Butan Banyu!!" Banyu balik melotot ke arah mamanya.

"Ron! Pagi-pagi ini Ron!" Lulu berbalik arah mengomeli adik iparnya. Sementara Baron hanya tertawa geli.

Bernard, sang abang yang adalah papa Banyu pun hanya menggelengkan kepalanya, sudah biasa melihat drama antara anak-istri dan adiknya itu.

Ya, Baron di tengah keluarganya, bukan merupakan patung hidup seperti yang biasa disampaikan oleh orang-orang yang baru dekat dengannya.

Aslinya ia adalah pria hangat, jahil dan senang bercanda. Namun memang, hanya sedikit orang yang bisa merasakan sisi asli seorang Baron.

"Temani mama ya Ron, mama ada arisan" Sang mama melanjutkan obrolannya yang tadi terhenti karena pertengkaran kecil antara cucu dan anak bungsunya.

"Hah? Kemana?"

"Ke Central Park doang kok, nanti kamu drop aja Mama, nah, sorenya jemput lagi!" Mama.

"Memang Pak Jo kemana?" Baron mempertanyakan keberadaan supir pribadi mama.

"Cuti, anaknya nikah! Kamu ini bawel banget! Cuma sekali-kali aja diminta anter mamanya! Kenapa? Ga mau kamu?!" Mama mengomel sembari melotot memperhatikan Baron.

"Ya mauu, mau kok! Kan Baron cuma tanya aja! Galak bener!" Baron buru-buru menjawab dengan suara menciut.

Abang, Kaka Ipar bahkan Banyu tertawa melihat interaksi Baron dan Mamanya itu.

Mama Sarah sudah berusia 63 tahun saat ini. Namun kecantikannya tidak pernah pudar. Ia pun tetap aktif dengan berbagai aktivitasnya. Arisan, yoga, berkebun, memasak, semua dilakoninya. Bahkan hingga saat ini, ia yang mengantar-jemput Banyu untuk bersekolah, karena Lulu juga merupakan wanita karier yang tidak full di rumah.

Arisan sang Mama yang diadakan sekalian makan siang membuat Baron harus bersiap setelah dirinya selesai sarapan.

Mamanya adalah orang yang tepat waktu, jika janjian pukul 12.00, maka ia harus sudah jalan dari pukul 10.45 WIB. Hal itu lah yang menyebabkan sang mama berulangkali menggedor pintu kamar Baron dan meminta untuk cepat keluar, mengingat waktu sudah menunjukan pukul 10.30 WIB.

Silent Mode Operation! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang