63

242 62 18
                                    

***

Lisa membuka matanya, lalu dirasakannya sakit menjalari tubuhnya. Berawal dari kakinya, sampai ke paha dan pinggangnya. Beberapa kali ia mengerjap, tapi hanya ada cahaya putih yang dilihatnya. Terlalu silau untuk terus menatap, jadi ia tutup lagi matanya.

"Lisa? Kau sudah sadar? Lisa," suara yang familiar masuk ke telinganya. Itu suara Jennie, ini suara ibunya, tapi suara itu tidak terdengar seperti seorang gadis dua puluh tahun.

Ia mengerjap sekali lagi. Berusaha memfokuskan pandangannya, lantas dilihatnya sang ibu— wanita dewasa yang melahirkannya. Kerut di wajah cantik ibunya sekarang terlihat jelas dalam pandangannya. Wanita itu membungkuk, memperhatikannya.

"Apa aku sudah kembali?" ia ingin bertanya, tapi hanya suara serak yang keluar dari mulutnya. Tenggorokannya terasa sangat menyakitkan, terasa sangat kering. Bahkan tangannya terasa terlalu berat untuk bisa ia gerakan. Tubuhnya seolah mati rasa, tidak lagi berfungsi.

Kemudian didengarnya sang ibu berteriak, memanggil dokter. Lisa masih merasakan sakit yang teramat sangat di tubuhnya, seolah tubuhnya baru saja dihantam sebuah besi keras. Baru saja dipukuli dengan stik besi, seolah akan mati karenanya. Setelahnya beberapa pria dengan jas putih datang padanya, bicara padanya, menyentuhnya.

Baru setelah beberapa jam kemudian, ia dapatkan kembali kesadarannya. Kini Lisa bisa duduk dengan tenang di ranjang rumah sakit, mendengar cerita ibunya. Mendengar semua yang keluar dari mulut ibunya. Lisa terlibat kecelakaan sesaat setelah bertengkar dengan ibunya. Sebuah mobil menabraknya, empat hari yang lalu. Gadis itu tidak sadarkan diri setelah dihantam sebuah mobil empat hari yang lalu.

"Aku pikir kau akan mati! Augh! Anak nakal! Bisa-bisanya kau membuat ibumu khawatir!" marah Jennie, sekarang bisa kembali memeluk putrinya yang masih kebingungan. Apa semua yang dialaminya selama ini hanya mimpi? Ia hanya tidur selama empat hari, kemudian bermimpi luar biasa panjang, apa begitu yang sebenarnya terjadi? Kwon Jiyong sampai putrinya Kwon Alice, apa mereka hanya mimpi?

Lisa tidak punya banyak kesempatan untuk berfikir, sebab bius terus merusak kesadarannya. Obat terus merusak skenario dalam kepalanya, menghapus semua angan yang terpikirkan olehnya. Ia tidak berdaya sekarang, tidak bisa menanyakan G Dragon juga putrinya. Perjalanannya ke masa lalu, tidak bisa mengalahkan semua cairan yang disuntikan padanya.

Dua hari dirawat, seorang pria datang menjenguknya. Kim Eden datang dengan koper besarnya. Rambutnya berantakan dan pria itu berkeringat. Lisa melepaskan sendoknya ketika melihat pria itu tiba-tiba muncul, mendorong pintu dengan sangat keras kemudian berlari memeluknya.

Sama seperti Lisa yang kebingungan, Jennie pun begitu. "Siapa dia?" tanya Jennie, tanpa suara.

"Aku pikir kau benar-benar koma, maaf karena aku baru datang sekarang," kata Eden, memeluk dengan luar biasa erat, membuat Lisa semakin kebingungan. Apa yang harus aku lakukan? Kwon Jiyong dalam ingatanku itu nyata atau hanya mimpi?

Lisa mendorong Eden. Tidak seberapa keras, tapi cukup untuk melepaskan diri dari pelukan pria itu. Jennie masih memperhatikan mereka, tapi melihat Eden memperkenalkan dirinya, membungkuk dengan sopan kemudian minta maaf karena tiba-tiba datang dan membuat keributan, wanita itu melunak. Jennie biarkan Eden menggantikan posisinya untuk membantu Lisa makan, lalu ia tinggalkan mereka berdua, memberi waktu untuk bicara sebab merasa ada suasana canggung di sana.

"Aku benar-benar minta maaf karena pergi begitu saja, waktu itu," kata Eden, sekarang duduk di tepian ranjang. Memperhatikan Lisa yang masih kebingungan. Lisa masih berusaha menata pikirannya. "Situasi di rumahku tidak terlalu baik, waktu itu. Aku terpaksa pergi-"

"Dimana pamanmu sekarang?" potong Lisa, lebih penasaran akan ingatannya sendiri. "Pamanmu masih hidup kan? Penyanyi itu... Alice, dia sepupumu kan? Bukan kekasihmu?" tanyanya ingin tahu.

"Paman?"

"Iya, pamanmu, Kwon Jiyong. Dimana dia sekarang?"

"Bagaimana kau tahu tentangnya? Aku tidak tahu dimana dia sekarang," jawab Eden. "Tapi, apa sebenarnya terjadi? Aku langsung ke sini karena dapat kabar kalau kau kecelakaan lalu koma. Kau sudah baik-baik saja sekarang?" tanya pria itu, tapi Lisa tidak bisa mengatakan apapun. Ia masih berusaha mengatasi kekacauan dalam kepalanya, dalam ingatannya.

Malam itu ia berada di rumahnya. Baru saja memberi makan bayinya. Lisa ingat Jiyong mengiriminya pesan, mengatakan kalau pria itu sudah sampai di studio rekaman Choi Seunghyun. Ia membalas pesan itu, lalu turun ke bawah, akan mengisi perutnya sendiri sambil mengobrol dengan mertuanya.

"Saat menikah kemarin aku tidak memberikan hadiah apapun untuk kalian," begitu katanya, setelah selesai makan. "Ini..." malam itu, ia juga mengulurkan sebuah amplop untuk mertuanya. Isinya tiket pesawat juga voucher hotel. Lisa ingat kalau ia menyiapkan paket liburan untuk mertuanya. Mengatakan kalau Tuan dan Nyonya Kwon pasti kelelahan karena selama ini sudah membantunya merawat Alice. Mereka butuh liburan sekarang, karenanya Lisa beri sebuah paket liburan super nyaman untuk keduanya.

Mereka bersenang-senang malam itu. Lalu ia kembali ke kamarnya, kembali mengecek keadaan bayinya dan saat membuka mata Jennie lah yang pertama kali muncul di depannya. Lisa masih tidak bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi. Semuanya terjadi begitu tiba-tiba.

Ia tiba-tiba berada di tahun 2020. Hidup bertahun-tahun di sana, bahkan punya anak. Lalu tiba-tiba ia merasakan sakit luar biasa. Ibunya bilang ia terlibat kecelakaan. Seolah belum cukup mengejutkan, kekasih yang meninggalkannya, tiba-tiba kembali. Mengatakan juga kalau pamannya sudah lama meninggal.

"Ya, Alice sepupuku, tapi kedua orangtuanya sudah lama meninggal, kecelakaan," begitu kata Eden.

Selain menangis, merasakan sesak yang teramat sangat dalam dadanya, ditambah nyeri di kakinya, juga kebingungan, Lisa tidak bisa melakukan apapun. Jennie dan Eden mengkhawatirkannya, tapi dokter bilang apa yang Lisa alami sekarang hanya efek samping dari kecelakaannya. Lisa bisa saja berhalusinasi, atau bermimpi. Mimpi yang terasa luar biasa nyata untuknya.

Lisa mendapat lebih banyak obat sekarang. Sebab dokter merasa ada kerusakan dalam ingatannya. Lama ia tinggal di rumah sakit, dan selama itu juga Eden ada di sana, merawatnya. Di depan para dokter juga kedua orang itu, Lisa terus menangis, membicarakan Kwon Jiyong juga Kwon Alice yang membuatnya terlihat terlalu sakit untuk boleh pulang. Gadis itu tidak bisa mengendalikan dirinya, hingga tidak seorang pun mempercayainya. Tidak seorang pun percaya kalau mimpinya nyata, bahkan dirinya sendiri.

***

AshesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang