Epilog

385 65 10
                                    

***

"Orang yang menabrakku juga Kim Junghyun," Lisa memberitahu Jiyong juga dua orang lain didepannya— Yongbae dan Hyorin. "Polisi memberitahu ibuku bagaimana kejadiannya, lalu ibuku memutuskan untuk berdamai. Polisi bilang Kim Junghyun sakit parah, dia di rawat di rumah sakit jiwa tapi entah bagaimana dia bisa kabur, mencuri sebuah mobil kemudian menabrakku."

"Dia sakit jiwa?" tanya Yongbae dan Lisa mengangguk.

"Dia sudah dihukum karena menabrak Jiyong oppa. Tapi kondisinya jadi lebih buruk setelah hukuman itu. Begitu bebas, dia dirawat di rumah sakit jiwa. Dokter pikir kondisinya membaik, karena itu dia boleh rawat jalan, tapi sekarang, dia akan menetap di rumah sakit, selamanya. Padahal selama ini, ibuku bilang kalau dia sudah meninggal. Aku tidak menduga kalau Jiyong oppa akan kecelakaan karenanya, maaf, harusnya aku tahu dari awal, jadi Jiyong oppa tidak akan kecelakaan," katanya kemudian.

"Tidak apa-apa, kecelakaan itu tidak melukaiku," tenang Jiyong. Sudah berdamai dengan kondisinya sekarang. "Sekarang aku juga tidak terlihat seperti seorang pria 63 tahun, tidak buruk," susulnya, sedari tadi memperhatikan wajah Yongbae juga istrinya. Membayangkan bagaimana rupanya kalau ia bertemu lagi dengan Lisa di usia 60 tahunan.

"Kau menyukainya?" heran Yongbae, kesal karena Jiyong tidak menua. "Bagimu hanya beberapa hari, tapi untuk kami, itu dua puluh tahun, lebih dari dua puluh tahun," ketusnya, mengingat bagaimana hancurnya ia ketika sahabatnya tiba-tiba menghilang dalam kecelakaan. Bukan hanya Yongbae, semua orang hancur karena kepergian Jiyong. Pria itu menghilang selama lebih dari dua puluh tujuh tahun.

Mereka mengobrol, berdebat membicarakan waktu yang lama terlewatkan. Di tahun 2051 ini Lisa tidak melihat banyak perubahan. Tidak banyak yang mengenali Jiyong. Tidak banyak yang mengingat G Dragon. Bahkan ibunya tidak mengingat pria itu. Tidak juga mengingat Lalisa Kim yang dulu menjadi temannya.

Ibunya tetap menikah dengan Lee Jaewook, tetap menyukainya, tetap mencintainya, bersumpah kalau ia akan menebus semua luka yang dulu ditorehkannya pada pria itu. Hamil karena pria lain, kemudian meninggalkannya, Jennie akan butuh banyak waktu untuk menebus kesalahannya. Lisa merasa ia tidak berhak melarangnya. Ia biarkan ibunya melakukan yang ingin dilakukannya, ia hanya akan menonton wanita itu dari jauh. Menjadi tempat Jennie pulang, kalau ia sudah lelah dihukum.

Sama seperti ingatannya, Alice tumbuh sebagai seorang penyanyi. Yongbae bilang, Alice tumbuh jadi seorang gadis penyayang. Mereka membohonginya, mengatakan kalau orangtua Alice meninggal karena kecelakaan. Tidak seorang pun tega mengatakan kalau ayah dan ibunya menghilang bersamaan dalam satu malam. Bukan hanya Alice yang dibohongi, Eden juga Dong Katsu pun sama.

"Alice menunggu-nunggu ulangtahunnya setiap tahun," Hyorin berkata. "Dia menunggu hadiah dari ibu dan ayahnya setiap tahun. Kakakmu yang menyimpan dan memberikan hadiah-hadiah itu satu persatu, setiap tahun. Eden juga menyukainya, hadiah dari paman dan bibinya. Meski kalian tidak ada, kami pastikan Alice tidak kesepian, kami menepati janji. Tapi bisa-bisanya kau berkencan dengan Eden?! Dia keponakanmu!" susulnya.

"Kita bertemu di kampus, kenapa kalian tidak bilang apapun? Aku tidak tahu kalau Eden keponakanku!" balas Lisa, balik memprotes. Meski ia pun tahu alasannya— Yongbae dan Hyorin takut akan merubah masa depan. Bagaimana kalau Lisa tidak melakukan perjalanan waktu itu, tidak bertemu dengan Jiyong jika ia tidak berkencan dengan Eden? Masa lalu Lisa adalah masa depan mereka.

Tapi sekarang, mereka berada di titik awal yang sama. Tidak satupun dari mereka tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak lagi ada kekhawatiran, mereka akan merubah masa depan. Mereka sudah bisa kembali hidup normal, tanpa kekhawatiran akan menghapus satu sama lain. Meski harus menahan diri, tidak mengaku pada Alice kalau mereka orangtuanya, Jiyong lebih suka begini. Lisa tetap berada di sisinya. Gadis itu pun sama, meski sekarang putrinya lebih tua darinya, semua akan baik-baik saja selama Jiyong masih hidup. Dunianya ternyata runtuh, ketika Eden bilang kalau pamannya meninggal dalam kecelakaan.

"Ya! Carikan aku pekerjaan," kata Jiyong, menjadi lebih santai setelah ia terima keadaannya. "Aku tidak tahu harus melakukan apa di sini, dia bekerja dari pagi sampai malam," susulnya.

"Tapi bagaimana dengan ayahku?" tanya Lisa, sekarang penasaran.

"Oh iya, kau tidak memberitahu Seunghyun hyung kalau Jennie hamil karenanya?" susul Jiyong, ikut bertanya.

Lalu, karena alasan yang sama, karena khawatir akan merubah masa depan— siapa tahu Lisa tidak jadi melakukan perjalanan ke masa lalu kalau ia hidup dengan nyaman sebagai putri dari Choi Seunghyun— Yongbae tidak mengatakan apapun pada Seunghyun.

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Texas. Tapi aku sudah menghubunginya, menyuruhnya untuk segera pulang."

***
Bonusnya kapan-kapan, ngebabu dulu

AshesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang