Berbeda 180°

70 2 0
                                    

Jujur, Irsyad merasa bersalah karena membiarkan Revina pulang sendirian semalam. Namun, ia tak menyangka kalau karena hal itu, bunda Revina jadi sekesal ini. Irsyad masih belum tahu ada kejadian buruk yang menimpa kekasihnya kemarin.

“Tante, aku juga mau minta maaf sama Revina.”

“Revina juga belum mau ketemu kamu. Mending kamu pulang aja sekarang. Gak ada gunanya kamu di sini. Kami juga sedang nunggu tamu.”

Benar saja, Rosela mengusir Irsyad. Kekasih Revina itu terheran-heran, mengapa sikap bunda Revina bisa berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam sekejap. Biasanya, beliau amat ramah dan menyanjung Irsyad. Apakah status Irsyad sebagai calon menantu idaman sudah dicopot begitu saja oleh beliau hanya karena perkara tak mengantarkan Revina pulang sekali saja?

“Tapi, Tan. Aku cuma pengin perbaiki kesalahpahaman di antara kami.”

“Ke mana aja kamu kemarin? Di saat Revina bela-belain nungguin kamu di kost kamu. Saat dia berniat sungguh-sungguh mau bicara dan baikan sama kamu. Kamu justru abaikan dia. Sekarang, kamu tiba-tiba berubah pikiran?”

“Aku bener-bener minta maaf, Tan. Izinin aku ketemu Revina sebentar, Tante.”

Tiba-tiba, Revina menyusul bundanya ke depan.

“Bunda, kok gak masuk—

Kalimat Revina terhenti begitu ia melihat Irsyad di depan pintu.

“Irsyad?”

“Rev, aku mau bicara sama kamu. Soal kemarin, aku minta maaf. Aku pun gak sanggup lama-lama diemin kamu.”

“Ir, aku—

“Vina, kamu masuk aja, Nak. Biar bunda yang bicara sama dia. Masuk, Vin.” Kali ini, untuk pertama kalinya Rosela melarang putrinya bertemu dengan Irsyad.

Revina hanya bisa menuruti bundanya. Ia masuk meninggalkan Irsyad berdua dengan bundanya tanpa berkata-kata sedikitpun.

Bunda Revina terus menyuruh Irsyad pergi. Namun, pria yang diusirnya tetap bersikeras berada di sana. Ia tak ingin pergi sebelum bicara dan berbaikan dengan kekasihnya.

Tak lama kemudian, mobil Alan sampai di depan rumah Revina. Irsyad masih amat hafal dengan mobil itu. Ia makin bingung. Mau apa si dosen itu datang kemari? Atau justru Alan-lah si tamu yang dimaksud bunda Revina tadi?

Alan yang baru turun dari mobilnya pun melihat keberadaan Irsyad di sana. Sejenak, perasaan emosi mulai mencuat. Sama dengan bunda Revina, Alan pun masih tak terima atas kejadian semalam yang menurutnya secara tak langsung Irsyad juga ikut andil menyebabkannya. Namun, Alan tetap menahan dirinya, mengingat ada calon mertua di sana.

“Selamat sore, Tante,” sapa Alan lebih dulu.

“Eh, Nak Alan udah dateng. Yuk, silakan masuk.” Sambutan yang begitu hangat dari Rosela membuat Irsyad makin terheran-heran.

Alan dipersilakan masuk. Sementara Irsyad masih tak jelas nasibnya. Sebelum Rosela akan ikut masuk dan menutup pintu, Irsyad kembali menyela.

“Tante, ini maksudnya apa? Tamu yang Tante tunggu itu ternyata Pak Alan? Kenapa sekarang Tante justru biarin dia masuk dan ketemu Revina? Padahal, sebelumnya Tante juga gak suka banget sama dia, kan?” Banyak sekali pertanyaan dan Irsyad membeberkan semuanya.

“Kalo kamu tau apa yang terjadi, kamu pasti paham kenapa tante berubah secepat ini. Kalo gak ada Alan, tante gak akan tau gimana nasib putri tante sekarang!”

Setelah mengatakan itu, bunda Revina masuk dan benar-benar menutup pintu. Irsyad masih mematung di luar, mencoba mencerna kalimat Rosela barusan. Makin pusinglah ia. Sebenarnya, apa yang terjadi?

Terjebak Kenangan Mas DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang