"Silakan duduk! Ayo kita mulai bahas satu-satu."
Alan mulai membaca draft bab awal milik Revina dan menampakkan ekspresi yang sulit ditebak maknanya. Revina begitu gusar.
"Rev!" akhirnya suara bariton Alan menghentikan angan Revina sejenak.
"Iya Pak. Bagaimana?"
"Ini harus diulang dari awal Rev. Dari yang saya liat di konsep kamu waktu itu, ini gak sinkron sama permasalahan yang mau kamu kaji juga sama rencana penelitian kamu."
"Tapi Pak, menurut saya ini udah---"
"Kalo saya bilang belum, berarti memang belum Rev. Kamu harus sesuaikan lagi. Di sini siapa dosen pembimbingnya? Kalo kamu gak butuh pendapat saya, buat apa kamu punya dosen pembimbing?"
"Maaf Pak. Saya... Saya akan perbaiki lagi. Makasih buat bimbingannya Pak."
"Revina, kamu masih ada kelas apa setelah ini?"
"Gak ada Pak."
"Bagus, jadi kamu bisa ikut saya, saya mau tunjukkin sesuatu sekalian nanti kita lanjutkan bimbingannya."
"Ikut Pak Alan? Ke mana Pak?"
"Nanti kamu juga tau."
Revina tak berani bertanya apa pun lagi. Ia memilih menurut saja dengan ajakan Alan. Revina hanya ingin cari aman. Ia tak sudi diceramahi lagi oleh mantan kekasihnya. Mereka kini berada dalam satu mobil, setelah sekian lama.
"Rev, soal yang di kantin itu, maksud saya soal postingan gak jelas tentang kita yang beredar itu, saya minta maaf."
"Kenapa Pak Alan harus minta maaf?"
"Karena saya udah buat orang-orang jadi berpikiran buruk tentang kamu. Mungkin juga saya bikin kamu ribut sama kekasih baru kamu karena dia salah paham."
"Irsyad... Untungnya dia pria yang baik. Dia gak salah paham sama saya, justru dia selalu support saya."
Alan yang mendengar Revina memuji-muji Irsyad nampak mulai emosi. Ia mempercepat kecepatan mobilnya.
"Kita mampir sebentar ke bandara, saya harus jemput seseorang."
Sesampai di bandara, tak berapa lama kemudian datanglah sosok gadis manis yang langsung merangkul Alan dengan mesranya. Revina yang menyaksikan sempat mengira gadis itu kekasih baru Alan. Tapi dugaan Revina ternyata salah besar.
"Hai Kak, ini pasti Kak Revi ya? Pacarnya Kak Alan kan? Ternyata emang cantik ya. Pantes Kak Alan antusias banget kalo cerita soal Kakak. Oh ya, kenalin Kak.. Aku Prita, adek sepupunya Kak Alan."
"Ehm, aku Revina..."
"Udah Ta, kita balik aja ke rumah sekarang! Kakak juga masih ada urusan sama Kak Revina."
"Iya deh Kak, yang penginnya berduaan aja. Udah gak sabar banget kayaknya."
Mereka pun menuju ke rumah Alan. Dalam perjalanan, Alan menjelaskan secara singkat kepada Prita bahwa hubungannya dengan Revina sudah berakhir.
"Loh kok gitu sih Kak? Kenapa? Kalo ada masalah kan bisa diomongin baik-baik. Sayang banget Kak Alan, padahal menurut aku Kak Alan sama Kak Revi itu udah serasi banget."
"Kalo kamu mau tau kenapa alasannya, mungkin Revina bisa lebih jelasin semuanya ke kamu Ta."
Setelah itu hening, tak ada lagi yang mengucap sepatah kata pun.
---
Mereka bertiga tiba di rumah Alan.
"Udah gih, kamar kamu udah disiapin di atas. Sana istirahat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kenangan Mas Dosen
RomanceRevina Shania Rosaline mendapat kejutan besar di masa-masa akhir semester perkuliahannya. Setelah merana menghadapi LDR tanpa kepastian, sang kekasih--Alan Raskal Affandra yang dulu juga seniornya di kampus tiba-tiba kembali dari studinya di Tiongko...