"Jadi, ada apa, Clar?" tanya Alan lagi.
"Hm, jadi kamu gak suka kalo aku dateng ke sini, ya?"
"Bukan gitu, Clara. Maksud aku, kenapa harus malem-malem begini kalo gak ada tujuan yang penting."
"Apa aku butuh alesan buat ketemu kamu? Aku kan pengin nemuin pacar aku. Gini ya, Lan, dari pagi sampe sore kamu sibuk kerja di kampus. Kalo aku nyamperin kamu di kampus, yang ada kamu malah cuekin aku. Aku kalah diperhatiin dari kerjaan kamu. Kalo bukan malem gini, kapan lagi aku bisa ketemu kamu."
"Hmm, okey. Terus?"
"Ya udah gitu aja. Eh iya, Prita mana?"
"Dia nginep di rumah temennya."
"Wah pas banget kita cuma berdua dong sekarang."
"Emang kenapa kalo cuma berdua?"
"Ya gapapa. Hehe... Alan, aku dateng gak pake tangan kosong, kok. Nih, aku bawain kue kesukaan kamu. Gak mungkin kamu nolak buat makan ini, kan? Aku siapin buat kamu, ya."
"Kue itu--"
Alan mendadak flashback ke masa lalunya, saat ia masih bersama Revina.
"Kak Alan..."
"Iya Sayang, kenapa?"
Alan dan Revina sedang berada di perjalanan dengan mobil Alan.
"Kak, kita berhenti sebentar, ya. Tuh di deket sini ada toko kue."
"Kamu mau beli kue?"
"Ya masa' aku mau beli material sih, Kak? Ya gak ada di situ lah."
"Rev!"
"Lagian pertanyaan Kakak aneh. Iya, Kak, aku lagi pengin makan kue."
"Kan kita tadi baru makan malem, Sayang, kamu gak takut kekenyangan kalo ditambah makan kue?"
"Kita beli satu aja, Kak. Terus kita makan bareng-bareng. Jadi gak akan kekenyangan dong. Ayo, Kak!"
"Ya udah iya, iya deh. Aku gak pernah bisa nolak permintaan pacar aku yang manis ini."
Mereka berdua masuk ke sebuah toko kue.
"Wah banyak banget yang enak, Kak, kita beli yang mana, ya?"
"Gini deh. Karena kamu udah ngajakin aku ke sini, kali ini biar aku yang pilih kuenya, ya. Hm, kalo gitu, kita beli kue kesukaan aku aja."
"Huh... Tadi sok gak mau kekenyangan. Tapi gapapa deh, aku juga suka kok kue kesukaan Kakak."
"Nah sipp."
Setelah mereka mendapatkan kuenya, mereka kembali ke mobil.
"Kak, kalo nunggu sampe di rumah kelamaan. Pengin cepet-cepet makan kuenya."
"Hmm. Oke, Sayang, kita cari tempat yang enak buat makan kuenya di sekitar sini, ya."
Mereka pun akhirnya menikmati kue mereka di sebuah bangku taman diiringi dengan canda tawa. Alan dan Revina saling menyuapkan kue ke satu sama lain di bawah sinar bulan malam yang memperindah suasana.
===
"Alan!! Alan? Kamu kenapa? Diajak ngomong dari tadi malah ngelamun aja." Suara Clara sambil menggoncangkan tubuh Alan melenyapkan seluruh lamunan indah Alan.
"Hah? I-iya kenapa, Clar?"
"Kamu yang kenapa, Lan? Mikirin apa, sih?"
"Eng-gak, kok. Gak ada apa-apa, Clar."
"Ya udah nih, makan kuenya, ya."
Alan menyantap kuenya. Pikirannya saat ini jadi kacau.
"Kenapa? Lo kenapa, Lan? Sekeras apa pun usaha lo buat lupain dia, kenapa justru makin hari kenangan tentang lo sama dia terus dateng di pikiran lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kenangan Mas Dosen
RomansaRevina Shania Rosaline mendapat kejutan besar di masa-masa akhir semester perkuliahannya. Setelah merana menghadapi LDR tanpa kepastian, sang kekasih--Alan Raskal Affandra yang dulu juga seniornya di kampus tiba-tiba kembali dari studinya di Tiongko...