Sudah berjalan dua hari semenjak kejadian menggemparkan hati di ruangan Alan, di mana ia menyatakan cinta pada perempuan lain dengan mantan kekasihnya sebagai saksi.
Hari ini Clara kembali mengunjungi Alan di kampus. Alan sedang fokus menatap layar laptopnya, ia tengah mengerjakan presentasi materi untuk bahannya mengajar di kelas. Clara pun mengetuk pintu ruangan Alan.
"Iya masuk!" ucap Alan dari dalam ruangan.
"Hai Alan, kamu lagi sibuk banget kayaknya."
"Eh, Clar! Kok kamu di sini?"
"Kenapa? Emang gak boleh ya kalo aku mau nemuin pacar aku sendiri? Aku cuma pengin ketemu kamu, kangen..."
"Eehh... Ya gapapa sih," sahut Alan sambil menggaruk kepalanya.
"Oh iya, aku bawain makanan kesukaan kamu. Kamu keliatan sibuk banget. Jangan lupa makan, ya!"
"Iya makasih Clara. Tapi sebenernya kamu gak perlu repot-repot begini."
"Ah kamu nih! Aku gak repot, kok. Lagi pula aku seneng bisa kasih perhatian ke pacar aku."
"..."
Alan tak menjawab Clara lagi. Ia justru lebih memilih tetap sibuk dengan laptopnya. Sebenarnya ia memang ingin mengalihkan perhatiannya. Jujur saja ia tak suka dengan situasinya sekarang, hanya berdua dengan Clara di ruangannya.
Clara yang hampir lima belas menit hanya diam dan merasa tak dipedulikan oleh Alan akhirnya angkat bicara.
"Alan??"
"Eh iya, Clar, ada apa?"
"Kok gak dimakan? Ini kan kesukaan kamu."
"Iya nanti aku makan, kok. Aku masih sibuk sekarang."
"Kamu dari tadi cuekin aku mulu. Apa gak bisa ditinggal bentar aja kerjaannya? Aku ke sini kan juga pengin ngobrol sama kamu."
"Gak bisa Clara, aku lagi sibuk. Bahan materi ini harus segera jadi. Tapi kalo kamu mau ngobrol ya udah, aku dengerin kamu kok, tapi aku sambil ngerjain ini."
Clara agak kecewa dengan jawaban Alan. Ia hanya ingin Alan meluangkan waktu untuk memperhatikannya seperti pasangan pada umumnya, tapi Alan justru lebih memilih fokus dengan laptopnya.
"Lan, ini kan udah dua hari semenjak kita jadian,"
"He e, terus?"
"Gimana kalo kita jalan berdua? Ya... Itung-itung buat rayain hari jadian kita. Semacam kencan pertama kita."
"Hm, kita bisa pikirin itu. Tapi kita bicarain soal itu lain kali aja, ya. Akhir-akhir ini aku lagi banyak kerjaan."
Sekali lagi Clara merasa tersaingi oleh pekerjaan Alan.
"Alan, kamu sebenernya serius gak sih sama aku?"
Alan pun agak kaget dengan pertanyaan Clara kali ini.
"A-apa??"
"Ini udah dua hari tapi aku ngerasa gak ada bedanya aku pacar kamu atau bukan. Apa kamu udah berubah pikiran?"
"Maksud kamu?"
"Kamu nyesel jadian sama aku? Mungkin waktu itu kamu nembak aku karena emosi sesaat dan cuma pengin buat Revina cemburu. Apa itu bener?"
"C-Clara... Mana mungkin begitu? Kenapa aku bisa begitu?"
"Ya karena kamu masih sayang sama Revina. Aku tau kamu itu orangnya setia, aku bahkan masih inget perkataan kamu waktu itu 'kamu kalo udah satu ya tetep satu itu aja'. Kamu gak akan pernah bisa lupain dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Kenangan Mas Dosen
Roman d'amourRevina Shania Rosaline mendapat kejutan besar di masa-masa akhir semester perkuliahannya. Setelah merana menghadapi LDR tanpa kepastian, sang kekasih--Alan Raskal Affandra yang dulu juga seniornya di kampus tiba-tiba kembali dari studinya di Tiongko...