71. Api unggun

236 26 6
                                    


______________________

Suara slurp air kelapa terdengar begitu Tiara mengisapnya menggunakan sedotan. Menikmati air kelapa langsung dari buahnya, terasa begitu nikmat dan alami karena tidak ditambah dengan pemanis.

"Mau tambah lagi?" tanya Mayor Juna menawarkan usai melihat Tiara yang begitu asyik menikmati air kelapa muda.

"Nggak usah, Mas, maksih. Ini udah cukup. Saya juga udah kenyang," tolak Tiara secara halus.

Tentu saja Tiara menolak, karena ia sendiri baru saja menghabiskan 1 piring nasi penuh dengan ayam bakar sambal kecap.

"Ini seafood nggak dihabisin?"

"Mas ngeledek, ya!" Sorot mata Tiara berubah tajam begitu mendengar ucapannya.

Mayor Juna pun terkekeh kecil, karena gurauannya, dan ia tahu betul jika Tiara memiliki alergi makanan laut.

Ting!

Ponsel Tiara berbunyi dan memunculkan notifikasi pesan masuk pada layarnya. Tiara menoleh ke arah ponsel yang diletakkannya di atas meja.

Mengetahui pesan itu datang dari Zio, cepat-cepat Tiara memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu menoleh sekilas ke arah Mayor Juna berharap pria yang duduk di sampingnya saat ini, tak melihat isi pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mengetahui pesan itu datang dari Zio, cepat-cepat Tiara memasukkan ponselnya ke dalam tas, lalu menoleh sekilas ke arah Mayor Juna berharap pria yang duduk di sampingnya saat ini, tak melihat isi pesan itu.

Namun, sayangnya Mayor Juna sudah lebih dulu membaca isi pesan itu pada layar ponsel, setelah tertangkap dari penglihatan mata elangnya.

"Dia masih ganggu kamu?" tanya Mayor Juna dengan ekspresi wajah serius.

Tiara menoleh tersentak, karena niatnya menyembunyikan pesan Zio dari Mayor Juna berakhir sia-sia. "Hah?" Terkekeh kaku kemudian. "Ratih memang sering menganggu," kilahnya menjawab tak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

"Saya bukan tanya Ratih, tapi mantan kamu yang bernama Zio Putra Rajasa!" tegas Mayor Juna menoleh menatap sorot mata Tiara.

Celaka, pesannya kebaca sama dia, mana sekarang tahu namanya lagi!

"Kenapa diam? Kamu masih nggak mau cerita soal dia ke saya?" Kini Mayor Juna sangat menuntut Tiara menceritakan Zio.

"Udah malam, Mas, kita pulang yuk!" ajak Tiara usai menatap jam di pergelangan tangan Mayor Juna, lalu berdiri dari duduknya.

"Saya belum selesai bicara, Tia!" Dengan cepat Mayor Juna memegangi pergelangan tangan Tiara sambil mendongak menatapnya.

Sontak Tiara yang melihat ekspresi wajahnya yang datar namun terkesan mengintimidasi, membuat Tiara menelan saliva gugup.

Drttt

Suara dering ponsel kembali terdengar dari dalam tas ransel milik Tiara. Keduanya pun sama-sama menoleh ke arah tas berwarna putih itu.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang