66. Tersipu sampai teriak ugal-ugalan

291 31 3
                                    


🎵 Say yes — Loco ft Punch

__________________


"Saya bisa jalan sendiri."

Lagi-lagi Mayor Juna selalu mendapatkan penolakan dari Tiara. Namun, untuk saat ini Mayor Juna tidak akan mau menyerah begitu saja. Ia akan tetap berusaha, menunjukkan bukti keseriusannya pada Tiara.

Mayor Juna menundukkan kepala kecil, lalu berpamitan pada Ibu Ani. "Kalau begitu saya izin pamit, Bu, Ratih!"

Mencium punggung tangan Ibu Ani tiba-tiba, dan hal itupun sontak membuat ketiganya terkejut lantas saling beradu pandang satu sama lain.

Sikap yang benar-benar tak biasa dan terasa aneh itu membuat Ibu Ani merasa canggung dibuatnya. Pria terpandang menciumi punggung tangannya.

Ya, meski beliau tahu jika itu sebagai bentuk kesopanan Mayor Juna pada orangtua. Namun, ada hal yang membuatnya tergelitik dan merasa bangga akan kehebatan kedua orangtua Mayor Juna, yang telah hebat mendidik attitude tata kramanya pada sosok orang yang lebih tua dan tak memandang kasta sekalipun.

"Iya Pak Mayor. Tolong jaga Tia, ya!" Ibu Ani tersenyum saat membalas sikapnya.

"Baik," jawab Mayor Juna mengangguk paham.

"Tia pamit ya, Bu, Assalamualaikum." Ikut mencium punggung tangan.

"Iya waalaikumsalam. Kalian hati-hati di jalan, ya. Jangan terlalu larut malam pulangnya," pesan Bu Ani pada Tiara juga Mayor Juna.

Keduanya pun sama-sama mengangguk kecil dan tersenyum. Lalu berjalan keluar menghampiri mobil yang terparkir di samping pintu pagar.

"Silahkan masuk," ucap Mayor Juna mempersilahkan Tiara agar naik lebih dulu, usai membukakan pintu untuknya.

"Makasih, Mas," jawab Tiara tersenyum kecil.

Begitu duduk di dalam, Mayor Juna segera membukakan jendela mobil di samping Tiara. "Dah, Ibu, Ratih!" Melambaikan tangan kearah keduanya yang masih berdiri di depan halaman sambil ikut membalas lambaian tangan itu.

Sedang Mayor Juna membunyikan klakson mobil, tanda benar-benar pamit berangkat, dan tersenyum ke arah yang sama seperti Tiara.

Tia, jangan lupa kabarin aku ya!

Tiara mendapatkan pesan dari Ratih dengan bahasa isyaratnya dan suara berbisik halus. Lantas pesan itu mendapat balasan acungan jempol darinya.

Setelah itu mobil pun perlahan melaju. Mayor Juna menutup kembali jendela kaca di samping Tiara. Dan di detik itulah Tiara tiba-tiba merasa gugup, karena merasa bahwa atmosfer diantara keduanya terasa berbeda dari biasanya.

Tangan Mayor Juna terulur hendak menyalakan tuner radio dan membuat Tiara melirik sekilas dengan kegiatannya itu.

Kanal frekuensi Prambors dengan saluran 102.2 FM dipilih Mayor Juna, sebagai pengisi suara diantara suasana ketegangan.

"Saya nyalain radio biar suasananya nggak canggung," ujar Mayor Juna menoleh ke arah Tiara.

"Iya, Mas," jawabnya sambil tersenyum kikuk. "Kalau boleh tahu, kita mau kemana, Mas?" sambung Tiara bertanya karena memang penasaran.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang