73. Sampai jumpa

306 37 13
                                    


___________________

Tiba di Fathan Hambalang, Mayor Juna segera mencari keberadaan Zio. Namun, ia justru tak menemukan pria itu di sana. Hal itu pun membuat Mayor Juna berdecak jengkel.

Tak menyerah sampai di situ, lantas ia mengecek postingan story Zio di akun Instagramnya. Dalam story itu ia menemukan keberadaan Zio. Segera kakinya bergegas pergi dari sana untuk berangkat menemui Zio.

Mobil Mayor Juna melesat cepat di jalan. Matanya menatap lurus ke depan, meski tersirat sorot kemarahan di dalamnya.

Selang beberapa menit, akhirnya ia tiba di tempat yang dituju. Segera keluar dari mobil dan berjalan dengan langkah cepat namun, tegas. Memasuki cafe sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.

Ke ujung dunia atau ke lubang semut pun, kamu tetap akan saya cari Zio!

Netra mata Mayor Juna pun menyoroti satu pria yang tengah bersantai dengan sekelompok teman-temannya. Terlihat asap tebal mengepul di udara, ketika pria itu menyesap rokok elektriknya.

"Zio!" panggil Mayor Juna bernada dingin, begitu juga dengan raut wajahnya.

Sekelompok orang dengan pria yang dipanggil itu lantas menoleh ke arah Mayor Juna, yang berdiri dengan gagah bak menantang.

Pria yang merasa terpanggil itu pun berdiri dari duduknya, lalu berjalan mendekat. "Hebat juga anda, bisa menemukan saya di sini!" ucap Zio dengan smrik mengejeknya.

"Saya perlu bicara dengan anda. Jadi, kita selesaikan masalah di luar!" pinta Mayor Juna tanpa basa-basi.

"Ok, silahkan!" Mempersilahkan Mayor Juna untuk jalan keluar lebih dulu, tentu saja dengan ekspresi tengilnya.

Keduanya pun sama-sama melangkah keluar dari cafe. Langkah kaki Mayor Juna berhenti, lalu berbalik menghadap Zio.

"Apa yang mau anda selesaikan dengan saya? Cepat bicara, saya nggak punya banyak waktu untuk mengobrol dengan anda!" Lagi-lagi Zio melemparkan senyuman miring pada Mayor Juna.

"Kenapa anda masih terus menganggu Tiara?" tanya Mayor Juna dengan kedua tangan yang terkepal kuat-kuat.

"Hmm... kenapa ya? Sebentar saya pikir-pikir dulu!" Pura-pura berpikir, meski Mayor Juna sendiri tahu gelagatnya.

"Anda bukan lagi kekasihnya, jadi berhenti menganggu. Kalau anda masih tetap keras kepala, maka anda akan berhadapan dengan saya! Dan saya nggak akan tinggal diam, kalau anda berani menyakiti Tiara!" ancam Mayor Juna dengan sorot mata keseriusannya.

"Hei, santai aja, Bro!" Menjeda, "kenapa anda terlihat seperti pahlawan? Anda saja bukan siapa-siapanya Tiara!"

"Walaupun saya bukan siapa-siapanya, tapi saya berkewajiban melindungi dia dari pria tak punya otak seperti anda!"

Zio terbahak-bahak mendengar kalimatnya. "Anda lucu sekali, Mayor! Nggak punya status tapi merasa berkewajiban melindungi?"

Melihat serta mendengar kalimat ejekan itu, lantas membuat Mayor Juna geram. Terlebih dengan raut wajah, Zio yang sedari tadi sangat menjengkelkan. Tangan kirinya itu tiba-tiba saja mencengkram erat kerah baju Zio, lalu menariknya untuk mendekat. Dengan tatapan penuh intimidasi, Mayor Juna kembali menyampaikan peringatan untuknya.

"Jangan pernah main-main dengan saya! Karena saya tidak akan segan-segan melemparkan anda ke kandang binatang!"

Zio yang sedang meringis itu, lantas terlihat kesulitan untuk bicara dan bernapas, karena tercekik. Yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah menatap Mayor Juna, sambil mencoba melepaskan cengkraman tangannya.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang