63. Pertanyaan Bu Ani?

255 30 8
                                    


_____________________

Tok...tok

Assalamualaikum!

Tiara mengucapkan salam begitu tiba di rumah, dan dari dalam sana pun terdengar suara sahutan dari Ibu Ani yang berjalan mendekati pintu.

"Wa'alaikumssalam. Kok lama Tia?" tanya Ibunya penasaran.

"Iya Bu, tadi ajak Echa main dulu ke taman di pertigaan jalan sana!" jawabnya usai mencium punggung tangan.

"Eh, ada Pak Mayor!" Ibu Ani beralih menatap Mayor Juna. "Kok bisa bareng pulang sama Pak Mayor, Tia?" sambungnya sambil mengerinyit.

Tia menoleh ke arah Mayor Juna namun, pria itu yang mengambil alih pertanyaan Ibu Ani. "Tadi nggak sengaja ketemu di sekolah yayasan, Bu, jadi saya ajak bareng sekalian."

"Jadi kamu ajak Echa sama Pak Mayor ke taman! Aduh, Tia kamu kenapa ngerepotin terus Pak Mayor sih!"

"Bukan Tia yang ngajak, tapi emang saya yang ngajak Tia sama Echa buat main di sana, dan saya minta maaf karena terlalu kesoren antar Tia pulang!"

"Oh begitu, iya nggak apa-apa. Hmm, kalau begitu ayo masuk dulu, Pak Mayor!"

"Iya, terima kasih, Bu. Saya buru-buru mau ke masjid udah adzan soalnya." Mayor Juna menolak halus untuk mampir.

"Oh. Iya sudah tidak apa," sahut Bu Ani memaklumi.

Mayor Juna tersenyum. "Masjid atau musholla terdekat di sini ada di mana ya? tanyanya sembari menoleh ke arah jalan.

"Di sini nggak ada masjid, Mas. Ada musholla aja, cuma jauh dari sini!" jawab Tiara.

"Kalau mau, Pak Mayor boleh sholat di sini," ujar Ibu Ani menawarkan tempat sholat padanya.

"Baik. Kalau begitu saya izin numpang sholat di sini, ya Bu!"

"Iya, silahkan Pak."

Bu Ani mempersilahkan Mayor Juna untuk masuk ke dalam rumahnya, yang kemudian disusul Tiara berjalan di belakangnya.

"Tia, kamu ngapain toh di depan pintu, ngintip-ngintip Pak Mayor lagi sholat!"

Ibu Ani berjalan menghampiri sebab melihat Tiara yang berdiri di depan ruangan sholat, lantas menegurnya. Tiara berbalik dengan ekspresi sedikit tersentak.

"Tia nggak ngintip, Bu! Tapi lagi ngeliatin aja, karena baru ini lagi ada seorang laki-laki yang sholat di rumah. Biasanya, kan ayah!" ucap Tiara berkata jujur.

"Iya, kalau ayah masih hidup juga kita pasti sholat berjamaah di ruangan itu!"

"Tia jadi kangen suasana bareng ayah, Bu." Raut wajah berubah sendu.

"Sudah jangan sedih begitu, nggak enak kalau dilihat Pak Mayor. Kita kirim doa saja untuk ayah, ya!" Tangan kanan Bu Ani mengusap lembut lengan Tiara.

"Iya, Bu." Mengangguk kecil.

"Kalau Ibu lihat, kayanya kamu semakin dekat sama Pak Mayor. Kalian punya hubungan spesial?"

Ibu Ani mengubah topik pembicaraan, dengan bertanya karena rasa penasarannya perihal Tiara dan Mayor Juna yang dilihatnya semakin dekat dan cukup akrab.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang