Takut

1.9K 186 7
                                    

Ruang hampa dengan kekosongan yang terasa nyata menjadi tempat Rony berada kini. Lelaki muda itu mengernyit bingung dengan keringat di tubuhnya, rasa penasaran yang tak terbendung membuat Rony melangkah semakin dekat pada setitik cahaya yang bersinar terang menyorot dua manusia yang terekam disana bak sebuah vidio!

" Ayo sayang kamu pasti bisa, demi aku dan anak kita Sal" ucap Rony berbisik lirih di kuping istrinya

Salma terus merang kesakitan menyalurkan rasa sakitnya lewat kuku yang tertancap jelas di kulit Rony, sampai suara tangisan bayi meraung di dalam ruangan putih berbau obat dengan alat-alat medis itu

" Alhamdulilah ya Allah, terima kasih sayang, terima kasih" Ucap Rony meneteskan air mata harunya sambil mencium dahi Salma berkali-kali

" Alhamdulilah, kak aku titip anak kita. Jaga dia dengan sepenuh hati hingga akhirnya dia menemukan rumah baru untuk pulang kak, aku mau tidur sebentar yah aku capek"

Kalimat terahir yang Salma ucapkan sebelum wanita cantik itu menutup matanya dengan bibir yang sedikit terangkat membentuk senyuman tipis

" Yang buka matanya lagi jangan tidur dulu hey, nanti aja bobonya sayang!" Tutur Rony mengelus lembut pipi Salma

Lelaki itu terus saja mengelus pipi Salma dalam ketengan, sampai ketenagan itu berubah menjadi kepanikan yang luar biasa...

" Sayang hey, sayangku bangun yang" Tutur Rony berusaha membangunkan  istrinya

" Dok, istri saya kenapa ga mau buka matanya sih hiks hiks" Ucap Rony yang sudah tak lagi bisa berfikir jernih

Dokter Chintya yang membantu persalinan Salma juga tak kalah panik dengan Rony. Wanita cantik dengan kerudung coklat berjas dokter yang melekat di tubuhnya itu dengan lihainya memakai setiap alat medis yang dirasa bisa membantu Salma kembali membuka matanya

" Sayang aku mohon bertahan untuk aku dan anak kita sayang" *batin Rony menatap sendu pada Salma yang tengah terbaring di brankar dengan dokter yang menaganinya

Helaan nafas berat harus di hembuskan, dokter Chintya menarik selimut menutup seluruh tubuh Salma dengan perasaan yang berat. Sementara di belakang sana Rony sudah tak mampu lagi menopang berat badanya hingga ia limbung ke lantai dingin rumah sakit

" Inalilahi wainalillahi rojiun, waktu kematian 09.13 pagi" Ucapan yang seakan menjadi petir di telinga Rony

Dengan sisa-sisa tenaganya Rony menghampiri dunianya, ibu dari anaknya, Salmanya yak tak lagi bisa membuka mata!

" Syanga bangun, kamu liat anak kita dia butuh kamu di hidupnya. Aku masih butuh kamu juga sayang, kamu jahat kamu mengingkari janji kamu hiks hiks, aku benci kayak gini. Tolong bangun aku gak suka kamu bercanda keterlaluan kayak gini yang hiks hiks" Tangis Rony terdegar pilu menyayat hati. Mengagkat sebagian tubuh istrinya yang dingin serta pucat itu, ia sembunyikan di dada hangatnya yang basah oleh air mata

" sayangku bangun yah, kalau kamu capek istirahatnya sebentar aja sayang. Aku tunggu kamu buka mata indah kamu lagi Nuansa Salma Kaluna" Tutur Rony menatap wajah dengan derai air mata

" SALMA BANGUNNNN SAYANGGG"

___________________

Rony terbangun dengan nafas yang nyaris tercekat, tubuhnya penuh akan keringat yang bercucuran bahkan rasanya dinginnya AC tak mempan untuk Rony saat ini. Lelaki itu mengusap wajahnya gusar, di tatapnya ke samping melihat wanita yang kini tertidur pulas dengan perut buncitnya yang semakin turun!

Rony memiringkan badanya dengan menopang kepala dengan sebela tangan, ia menatap lekat setiap inci lukisan wajah istri cantiknya. Di usia kandugan Salma yang kini sudah menginjak sembilan bulan semakin membuat Rony takut akan proses persalinan istrinya itu hingga terbawa sampai ke alam mimpi

" Sayang aku ga akan pernah sanggup tanpa kamu, selama hampir sembilan bulan saling mengenal membuat aku menggantungkan hidupku padamu lalu bagaimana bisa aku hidup tanpa kamu sayang? Kamu pernah bilang nyawa tidak ada yang tau kapan akhirnya karena semua sudah menjadi takdir tuhan, tapi kali ini aku ingin egois aku akan meminta pada tuhan agar biarkan aku pergi sehari sebelum giliran mu" Monolog Rony

Rony betah memandangi wajah teduh Salma sampai kumandang Azan subuh terdegar membuat Rony membangkitkan tubuhnya dari kasur lalu menuju kamar mandi untuk berwudhu

" Loh kamu udah bangun sayang" Tutur Rony yang baru keluar kamar mandi melihat Salma duduk di atas ranjang dengan muka bantalnya

" Iya kak, aku mau sholat subuh juga hoammm" Balas Salma menguap di akhir kalimat sambil berjalan mengambil wudhu membuat Rony terkekeh melihat gemasnya Salma

Rony mengelar dua sajadah untuk dirinya dan Salma Sholat, namun ada yang berbeda kali ini karena di shaf belakang Rony menaruh sebuah kursi kecil untuk membantu Salma menjalani ibadahnya.

Selepas menjalani sholat subuh berjamaah dan melangitkan doa-doa baik mereka. Bukanya berdiri Rony malah merebahkan tubuhnya dengan menaruh kepalanya di pangkuan Salma dan menyembunyikan wajahnya mencium permukaan perut buncit Salma yang tertutup mukenah

" Sayang kalo aku minta kamu untuk Caesar aja gimana?" Tanya Rony sangat hati-hati1

Salma mengeryit bingung " Loh kenapa gitu kak, kaka kan udah setuju untuk aku ambil persalinan normal."

Rony mendogak menatap wajah istrinya dari bawah, ada sorot yang tak dapat di jelaskan oleh Rony, ada ketakutan dihatinya yang sulit untuk terbendung lagi!!

" Sayang aku rasa akan lebih baik jika kamu Caesar , melahirkan normal terlalu besar resikonya dan aku ga mau kamu kenapa-napa. Aku juga merasa Caesar merupakan alternatif terbaik untuk proses kelahiran adek nanti selain normal beresiko aku juga ga akan sanggup liat kamu kesakitan nantinya" Rony menjelaskan dengan selembut mungkin agar Salma dapat mengerti maksudnya

" Kak udah berulang kali kita bicarakan soal ini, dan kamu tau betul melahirkan normal merupakan keinginan terbesar aku kak. Aku yakin aku mampu kalo kayak gini seakan kamu meragukan kemampuan ku untuk membawa adik lahir kedunia dengan selamat! Aku juga tau kak melahirkan normal itu masyallah sakitnya dan aku ingin merasakan sakit itu. Sakit yang akan aku nikmati kak"

" tapi sa---"

" Mau melahirkan normal atau pun Caesar sama sakitnya kak. Aku mampu dan aku bisa," Final Salma berdiri dengan mukenah yang masi terpasang berjalan keluar kamar meninggal kan Rony yang menatap punggungnya

Oh ayolah Salma tidakkah kamu mengerti sedikit tentang kekhawatiran Rony saat ini?

" aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu sayang tapi kenapa kamu tidak mengerti juga?"*batin Rony

***
Lapak Author

Hai warga dukung terus karya Salma dan Rony jadikan interaksi mereka mood boster kita

Maaf yah author ngilang lama, karena satu dan lain hal auhor jadi susah nulis kemarin-kemarin 😭

Keep streming karya-karya Salma dan Rony di seluruh platform music 🎸

Jangan lupa vote dan komentar kalian warga 🙏

SEE YOU 🙌
Terima Kasih

DUA GARIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang