fatamorgana

2.5K 188 12
                                        


Pukul tiga dini hari Rony terbangun dari tidurnya karena tangis keras sang buah hati. Ia turun perlahan dari kasur mengambil alih Arka dalam gendongan

Suhu tubuh bayi mungil itu masih panas bahkan sekarang terlihat plaster penurun panas terpasang di dahi kecilnya. Rony menatap lamat pada Arka sampai tak terasa setetes Air kembali menetes dari sudut matanya, lelaki itu kembali mengingat lisannya yang berhasil menoreh luka untuk sang istri tercinta Salma!

Kata-kata yang ia lontarkan serasa berputar di kepala, ia merutuki kebodohannya yang kini membuat benteng tinggi terbangun di antara dirinya dan juga Salma, bahkan wanita itu lebih memilih tidur di kamar tamu sekarang.

" Maaf sayang, you are a very great mother " Batin Rony mengelus dahi Arka sembari matanya menatap pajangan foto besar dalam kamarnya.

Rony turun ke bawah untuk membuat susu untuk Arka dengan harapan bayi itu akan kembali tertidur dan takan menagis lagi. Namun belum sampai langkah Rony menginjak lantai dapur seruan dibelakangnya mengintrupsi.

" Susunya Arka di meja makan " Ucap Salma sekenanya dan kembali masuk ke dalam kamar tamu.

Rony tersenyum menatap punggung Salma yang hilang dibalik pintu. Lihat Salma ternyata begitu peduli bada buah hatinya, ia rela bangun tengah malam hanya untuk menyeduh sebotol susu. Tapi dengan entengnya Rony menhujam nya dengan kata yang tak seharusnya terucap dari mulut seorang suami

" Kamu masih sudi untuk bangun demi membuat susu untuk Arka sayang. Kamu Ibu yang baik, aku saja yang bodoh" Monolog Rony menatap sendu pada botol susu di tangannya

Rony menguap beberapa kali sembari mengendong Arka dengan tangan kanan sementara tangan satunya menahan botol susu yang di hisap kuat oleh Arka. Rony bergerak tak tentu Arah di ruang tamu rumahnya berusaha menidurkan Arka putranya.

" Maaf kali ini sulit " Batin seseorang di balik pintu kamar yang terbuka sedikit

Cukup lama Rony menidurkan Arka sampai azan subuh berkumandang barulah bayi dalam gendong nya itu kembali terlelap dengan tenang. Maka dengan segera Rony membawanya kembali ke kamar untuk diletakan di baby box birunya.

Rony mengusap wajahnya selepas melaksanakan sholat subuhnya, ia menegadahkan tangannya ke atas mengucap hajat pada sang Pencipta tak lupa Rony menarik Al-qur'an nya diletakan di atas rekal kayu lalu ia mulai membaca lembar demi lembar!


" Shadaqallahul-'adzim' " Ucap Salma menutup Al-qur'an yang berada dalam genggaman tangannya setelah membaca lembar terahir

" Aku kecewa kak sama kamu, Kata-kata kamu tadi berhasil buat luka baru untuk hati ku. Tanpa kamu ingatkan aku tau aku tidak sempurna menjadi seorang Ibu untuk Arka tapi tidakkah kamu menilai usahaku! " Monolog Salma menatap foto di atas nakas samping tempat tidurnya dengan tetes air mata.

Di tengah gundahnya hati Salma dering telfon terdegar dari ponsel Salma yang terletak di atas Kasur. Salma meraih ponselnya tertera kontak Ibu mertuanya Bunda Nisa.

" Assalamu'alaikum Nak " Ucap Bunda Nisa diseberang telfon

"Waalaikumsalam Bunda"

" Bagaimana kabarmu abang dan Arka Nak? Kalian baik-baik saja kan! "

" Alhamdulillah kami baik Bun, Bunda sama Ayah bagaiamana di jakarta baik-baik saja kan! "

" Kami baik, Ca kenapa suaramu parau seperti baru selesai menagis Nak? "

" Caca lagi pilek Bun suaranya rada parau jadinya, caca sama kak Rony baik-baik saja kok"

Salma menahan mati-matian tangisnya, ia terpaksa berbohong agar Bunda Nisa tak kepikiran dengan keluarga kecilnya yang sedang tak baik itu!

" Syukurlah kalau begitu, Bunda tutup dulu yah Nak Assalamu'alaikum "

" Waalaikumsalam "

TUT.....

Sambung telefon terputus, lagi-lagi Salma kembali menagis entah sudah berapa liter air mata Salma yang terbuang dari kemarin sampai hari ini. wanita itu begitu lihai merangkai tangis sebagai luapan emosi dan kekecewaan.

Raganya yang selalu terlihat kuat nyatanya terkadang rapuh dan kini tempatnya untuk berbagi lelah menjadi tancapan luka baru untuknya. Lelaki yang harusnya berada di sisinya sebagai penguat nyatanya malah menjadi alasan tangisnya keluar!

Bayangan Salma akan kebahagiaan menikah di usia muda, bisa menjadi Ibu di masa sekarang, bayangan nya akan hidup tanpa melanjutkan pendidikan itu hal yang mudah. Ternyata hanya fatamorgana, lebih indah menikmati masa hidup bebas tanpa ikatan belengu.

Tapi sudah lah nasi telah menjadi bubur, semoga ilusi Salma akan semua kebahagian yang ia nantikan akan menjadi nyata.




Lapak Author

Hai warga dukung terus karya Salma dan Rony jadikan interaksi mereka mood booster untuk kita

Menikah di usia muda memang tak disalahkan ketika mental dan batin telah siap menikmati hidup seumur hidup dengan orang yang sama.


Keep streaming karya-karya Salma dan Rony di seluruh platform music digital 📯


Vote dan komentar yang banyak yah wargaku 🦋




SEE YOU🙌
Terima kasih

DUA GARIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang