Menceritakan seorang laki-laki bernama Revaldo Xavier pria mandiri, pintar dan tampan yang bersikap dingin. Dia tinggal sendirian sebatang kara karena terpisah dari orang tuanya sejak usia dini karena suatu tragedi.
FIKSI FIKSI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Minggu ini adalah Minggu tenang bagi seluruh siswa kelas 12 di seluruh Indonesia termasuk di Mahendra International School. Mereka memang sengaja diberikan seminggu rehat untuk mempersiapkan mental dan fikiran menuju Ujian Akhir Sekolah yang akan dimulai minggu depan.
Rumah Marsha —Aldo saat ini sedang menunggu Marsha keluar dari rumahnya, dirinya duduk diatas motornya sembari memainkan HP canggihnya dengan membelakangi arah pintu rumah Marsha.
Aldo memang sengaja tidak masuk ke rumah Marsha karena hari ini dirumahnya tak ada Anin ataupun Surya karena tadi pagi kata sang pacar mereka berdua sudah keluar dari rumah karena ada kegiatan. Karena hal itu jadi dirinya tidak perlu pamit seperti yang biasanya dia lakukan.
"Hallo."
Aldo yang sadar bahunya ditepuk pun langsung memandang ke arah tangan orang yang menepuk bahunya itu dan sontak dirinya tersenyum karena orang yang menepuknya tadi adalah Marsha dengan wajah yang sangat cantik pagi ini.
"Morning sayang."
"Morning Aldo sayang."
Aldo lalu berdiri dan mengarah ke Marsha berada, lalu dirinya langsung memakaikan helm di kepala Marsha.
Di sela-sela dirinya memakaikan helm itu Aldo tersenyum sambil menatap Marsha. "Cantik banget sih, pantes jadi idaman sekolah" ucapnya.
"Inget! kamu juga idaman sekolah ya" balas Marsha tersenyum sambil mencolek dagu Aldo.
"Walaupun aku di idaman-idamanin satu sekolah, tetep aku sukanya sama kamu doang" ucap Aldo lalu melanjutkan memakai helm di kepala Marsha.
"Iyakah?" ucap Marsha dengan pandangan menggoda.
"Iya dong" jawab Aldo terkekeh.
"Yaudah ayo." ucapnya berbarengan.
"Eh.. kok bareng sih" ucap Aldo terkekeh.
"Apa kita jodoh ya kak?."
"Kayaknya iya deh dek."
"hahaha."
"hahaha."
"Aminin aja dulu deh."
"Aminn."
"Amiin."
Setelah itu Aldo langsung melaju dengan motornya meninggalkan pekarangan rumah besar Marsha untuk menuju ke toko buku yang Marsha telah tentukan tadi pagi disaat mereka mengobrol via aplikasi chatting.
