Menceritakan seorang laki-laki bernama Revaldo Xavier pria mandiri, pintar dan tampan yang bersikap dingin. Dia tinggal sendirian sebatang kara karena terpisah dari orang tuanya sejak usia dini karena suatu tragedi.
FIKSI FIKSI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mentari pagi mulai menyambar hangat sekujur tubuh orang-orang hari ini di sebagian muka bumi.
Di kediaman Aldo di negeri Swiss saat ini semua orang dirumah itu sedang berada di halaman rumah untuk melepas kepergian Kathrin dan Marsha pulang ke Jepang yang terjadi secara mendadak itu.
Shani dan Mahendra yang baru tahu tadi malam tentang perihal ini awalnya melarang, tetapi setelah sejenak berfikir juga ditambah penjelasan Aldo mereka pun berubah fikiran dan mengizinkan hal itu sebab mereka juga mengerti alasan Marsha.
Kathrina sebenarnya bisa saja tetap berada disana dan membiarkan Marsha—sahabat kecilnya itu pulang sendiri, tetapi karena rasa persahabatan yang begitu erat dan rasa iba juga gadis dengan sebutan bocah kematian itupun ikut pulang ke Jepang.
Dua gadis cantik itu saat ini sedang berpamitan dengan orang-orang disana, Marsha yang keluarganya sedang mempunyai hubungan buruk dengan keluarga Mahendra awalnya enggan untuk berpelukan dengan Shani tetapi ibunda mantan pacarnya itu menariknya ke dalam dekapannya yang membuat Marsha mengurangi rasa canggungnya.
"Hati-hati ya sayang diperjalanan." ucap lembut Shani kepada keduanya.
Mengangguk dua gadis itu, setelahnya mereka berpamitan kepada Daniel dan Indah—dua sosok kakak diluar keluarga mereka masing-masing.
Sedangkan Aldo sedari tadi berada di belakang, pemuda tampan itu tidak banyak menampakkan diri sedari bangun tidur takut Marsha merasa tidak nyaman saja fikirnya. Walaupun merasa sedih, dirinya masih saja memikirkan perasaan orang lain sebab hal itu juga akan berdampak pada dirinya katanya.
"Aldo mana yak." bingung Kathrina.
Daniel dan Kathrin sedang saling menatap. Daniel lalu melirik ke arah belakang dimana terlihat Aldo yang sedang menatap mereka dengan tatapan biasa saja.
Kathrin lalu berjalan ke arah Aldo. "Ngomong kek bro, kayak orang bisu lu." ucapnya.
Setelahnya lalu Kathrina memeluk Aldo sebagai tanda perpisahan. "Gue balik dulu, ketemu di Indonesia nanti yak." ucap Kathrina tersenyum.
"Pulang lu?"
Kathrina melepas pelukannya lalu mengangguk. "Iya, gue pulang lah kan lagi libur. Nanti gue sambut kedatangan lu pakek tanjidor di bandara." ucapnya terkekeh.
"Khitanan apa gue."
Ucap Aldo, setelahnya dirinya menatap ke arah belakang badan Kathrin—sepupunya itu dengan tatapan heran sebab disana ada gadis yang tidak ingin bertemunya sedari kemarin.
"Aku pulang dulu." ucap Marsha mengulurkan tangannya tanpa menatap Aldo.
Aldo mematung sebentar, setelahnya pemuda tampan itu tersenyum sambil meneriman uluran tangan Marsha untuk dijabat itu. "Hati-hati sha." ucapnya sangat lembut.
Marsha hanya mengangguk tanpa sama sekali menatap Aldo, gadis itu lalu berbalik badan diikuti Kathrin untuk menuju mobil yang telah dipesan mereka berdua.