Part 54 : Willkommen in der Schweiz II

1.6K 189 6
                                        

Malam telah hinggap di sepanjang daerah Swiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam telah hinggap di sepanjang daerah Swiss. Cuaca malam ini di Grindewald sangat dingin membuat kebanyakan masyarakat disana lebih memilih untuk berdiam diri di rumah masing-masing sambil bercengkrama bersama orang-orang terdekatnya.

RUANG TAMU—Aldo sedang mengobrol bersama dengan Daniel, Indah dan Kathrin. Sedangkan yang lain sedang ada di kamar dan juga ada di dapur untuk mempersiapkan hidangan malam untuk mereka semua.

"Gila ya, omongan gue dulu itu bener do." ucap Daniel kagum setelah mendengar cerita Aldo tentang kebenaran sang empu adalah anak kandung Mahendra dan Shani.

Kathrina bingung. "Omongan apaan kak Daniel?" tanyanya.

"Dia dulu pernah bilang, kalok keluarga gue yang belum di temuin itu adalah keluarga kaya yang lebih kaya daripada keluarga dia." ucap bukan Daniel tetapi Aldo terkekeh.

Daniel bertepuk tangan kagum sedangkan Indah dan Kathrin mengangguk faham.

Beberapa detik kemudia Daniel menatap Aldo dengan fokus. "Wait—dari kemarin kita ketemu di danau sampe sekarang, lu belum cerita bagaimana bisa lu sampe di swiss nih." ucapnya lalu langsung diangguki yang lain.

"Lu enak kak tau Aldo masih hidup, sedangkan gue sama Marsha kagak tau apa-apa." ucap Kathrin.

Daniel terkekeh. "Suprise tin, suprise."

Aldo menghela nafasnya pelan. "Huft—semua ini berawal dari gua yang tiba-tiba dapet special invitation dari kampus gue di Swiss H-1 gue pergi ke jepang dan tepatnya pas gue lagi bareng Marsha di pantai waktu itu. Awalnya gue gak peduli dengan tawaran di Swiss ini, tapi pagi sebelum gue berangkat ke Jepang gue berubah fikiran dan memilih untuk ke Swiss di pagi itu juga dengan keputusan yang mutlak karena di sini gue dapet special invitation untuk langsung diterima juga dapet tiket langsung terbang ke sana." ucapnya.

"Gue mau ngabarin kalian semua sesampai di Swiss waktu itu, tapi nahasnya handphone gue kenak copet di bandara." lanjutnya tersenyum sedih.

Orang lain yang berada disana mengangguk faham. 

"Maafin gue gak ngabarin kalian setelah itu. Karena setelah gue tau kalok gue adalah anggota keluarga Utomo yang hilang, gue cuman ngabisin waktu untuk mencerna kebenaran ini dan ngilangin kebencian gue atas keluarga gue yang gak bersama gue dari dulu." ucap Aldo pelan.

Kathrina tersenyum lalu menepuk pundak Aldo. "Gapapa do, yang penting sekarang lu maafin keluarga kita kan."

Aldo mengangguk. "Iya, ini juga bukan salah bokap nyokap gue atau yang lain. Ini semua takdir dari tuhan." 

Pemuda tampan itu lalu menatap Indah yang sedari tadi diam. "Kak Indah, Marsha gimana?" tanyanya tentang kabar Marsha—mantan pacarnya itu.

"Marsha udah siuman kok, udah enak juga badannya. Huft—tapi kabar buruknya dia gak mau ketemu sama kamu do." ucap Indah. "Dia bilang belum bisa ketemu sama kamu untuk saat ini." lanjutnya.

Go and Go AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang