Menceritakan seorang laki-laki bernama Revaldo Xavier pria mandiri, pintar dan tampan yang bersikap dingin. Dia tinggal sendirian sebatang kara karena terpisah dari orang tuanya sejak usia dini karena suatu tragedi.
FIKSI FIKSI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua hari telah berlalu sejak malam berkumpulnya Aldo dan teman-temannya di rumah miliknya.
Sejak kemarin sore pemuda tampan itu juga Angel—adiknya beserta Marsha dan Erlan telah mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, setelahnya mereka berpencar ke hunian tempat keluarga mereka menetap masing-masing, Surya dan Mahendra menempati hunian di Bali yang jaraknya tidak berdekatan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GARDEN—Mewah dan Aesthetic, dua kata yang bisa didefinisikan untuk dekorasi acara sore ini. Keluarga besar Utomo hari ini akan mengadakan Ramadhan Iftar Party yang sudah menjadi acara tahunan di keluarga ini.
Di edisi Ramadhan tahun ini, mereka memberikan tempat yang fresh bagi acara yang juga menjadi ajang silaturahmi bersama dengan para kolega anggota keluarga itu. Biasanya mereka akan mengadakan kegiatan ini di sebuah Ballroom mahal, tetapi tahun ini mereka mengadakannya di taman terbuka milik Gredo Hotel—hotel baru milik Mahendra yang akan siap launching malam ini juga.
Di dalam tempat acara beserta juga di lobi sudah banyak berkumpul kalangan para orang penting seperti para pengusaha dan pejabat pemerintahan beserta keluarganya yang sedang berbincang-bincang sambil menunggu kedatangan keluarga Utomo pemilik acara ini. Benar adanya, kesuksesan Utomo beserta para keluarganya membuat mereka mempunyai banyak rekan bisnis dan koneksi dengan pemangku pemerintahan di beberapa sektor.
Marsha beserta keluarganya turut hadir dalam acara ini, walaupun Surya masih bersitegang dengan Mahendra tetap saja Surya adalah salah satu kolega dari Kakak Mahendra yaitu Kiyandra dalam hal bisnis pertambangan yang mereka berdua naungi sudah lama.
"Kita gak mau masuk mi?" tanya Marsha.
Anin sadar ditanya lalu menatap anak gadisnya itu. "Sebentar, Tante Shani minta kamu buat nemuin dia." ucapnya sambil sedang menelisik tas mewah miliknya mencari sebuah barang.
"Hah?" Marsha kaget, ia sontak teringat kejadian yang dirinya lihat kemarin siang di ruangan khusus keluarga di MHN Corp yang melibatkan putra Shani sekaligus sahabatnya—Aldo.
Gadis itu melihat adegan Aldo yang sedang memeluk erat Ashel, ia yang waktu itu berinisiatif datang bersama Angel dan Erlan karena bosan dirumah dibuat kaget. Baru kemarin malam dirinya percaya bahwa dua insan itu tidak mempunyai hubungan, tetapi keesokannya ia langsung melihat dengan mata telanjang Aldo dan Ashel sedang berpelukan mesra sepertinya. Rasa penasaran makin megerogoti fikirannya.
