Menceritakan seorang laki-laki bernama Revaldo Xavier pria mandiri, pintar dan tampan yang bersikap dingin. Dia tinggal sendirian sebatang kara karena terpisah dari orang tuanya sejak usia dini karena suatu tragedi.
FIKSI FIKSI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aldo sedang berkemudi bersama dengan Chika, mereka berdua membelah jalanan yang tiba-tiba lancar saja padahal pada jam itu biasanya begitu padat karena sedang berada di jam pulang kerja bagi seluruh orang.
Sedari tadi, Aldo fokus menyetir mobilnya sedangkan Chika hanya diam menikmati alunan musik yang sengaja disetel oleh Aldo untuk mengurangi rasa keheningan di dalamnya.
"Mau mampir ke rumah dulu atau aku langsung anter pulang kak?" tanya Aldo tanpa menoleh ke arah Chika.
Chika sedikit memiringkan badannya, ia menatap Aldo. "Gak usah deh mas, langsung pulang aja." ucapnya tersenyum, "Badanku kayaknya butuh istirahat deh." sambungnya cemberut.
"Kenapa?" tanya Aldo menatap sekilas Chika, merasa sedikit khawatir dengan wanita itu.
"Gapapa, kecapekan aja ini mungkin."
"Yakin?"
Chika mengangguk, "Iya."
"Yakin?"
Chika mendengus, "IYA MAS ALDOOOOO"
Aldo tertawa puas, "Yaudah, nanti sampai rumah langsung istirahat kak. Kalok butuh apa-apa, langsung hubungin aku aja."
Chika mendengus kesal, ia tidak terlalu suka menjadi orang yang merepotkan untuk orang lain walaupun itu orang terdekatnya. "Ish—ngapain aku harus hubungin kamu?"
"Ya.. kalok kamu butuh sesuatu, aku turutin kebutuhan kamu itu."
"Gausah kayak gitu deh."
Aldo melirik Chika, "Kenapa?"
"Gapapa, aku gak mau nyusahin kamu."
"Orang aku nggak merasa disusahin sama sekali."
"Kalok semisal aku minta bulan sama bintang, gimana? kamu mau turutin itu?" tanyanya.
Aldo menatap remeh Chika, "Cih... gampang itu mah kak, mau berapa? aku orderin nanti di Shopee."
Chika menatap Aldo dengan tatapan aneh, sedangkan Aldo sedang tertawa dengan jokes garing yang dirinya lontarkan sendiri itu.
"Aneh kamu mas."
"Aneh aneh gini, kamu suka sama aku loh kak." Aldo menaik turunkan alisnya.
Chika langsung memutus kontak matanya dengan Aldo, ia berbalik menoleh ke luar kaca mobil dengan telinga yang memanas dan pipi yang mulai memerah. "Bener sih." ucapnya pelan.
"Apa kak?"
Chika melototkan matanya, dengan cepat kemudian menoleh ke arah Aldo, "E—engga ada kok, ada apa emang?"
"Kamu tadi ngomong apa kak?"
Chika menggeleng cepat, "Engga, emang aku ngomong apa?" bohongnya.
Aldo menatap Chika sekilas lalu mengangguk tersenyum sambil kembali fokus kepada jalanan. Sebenarnya ia dengar dengan jelas ucapan Chika itu, dia bertanya hanya untuk menjahili wanita itu.
