Jam 03:34 Waktu Bali dan sekitarnya— Mahendra terbangun dari tidur nyenyaknya sebab rasa dahaga yang sekarang menyerang tenggorokannya dengah hebat.
Tatapan sayu Mahendra sedari tadi sukses menjadi tatapan kaget dengan bola matanya membulat disaat melihat Shani—istri sempurnanya tidak berada disampingnya. Padahal tadi malam sedari awal tertidur dirinya memeluk erat istrinya.
Dengan cepat Mahendra meloncat dari ranjang empuk kamar hotelnya itu. Rasa khawatir mulai menggerogoti isi fikirannya.
Mahendra lalu ingin keluar dari kamar tidurnya dengan sedikit berlari. Sesampainya di daun pintu kamarnya yang masih tertutup, indera pendengarannya menangkap suara tangisan yang sukses menembus indera pendengarannya itu dengan sangat nyaring.
"Siapa nangis malem-malem sih"
Mahendra lalu dengan cepat membuka pintu kamarnya.
Sukses membuka pintu kamarnya, Mahendra lalu menatap ruang tamu kamar hotelnya dan seketika membuat dirinya kaget tertegun melihat pemandangan didepannya.
Terlihat Shani menangis sambil terduduk di sofa ruang tamu itu dengan kedua kakinya ditekuk lalu dikunci oleh kedua tangannya sendiri. Shani menangis hingga sesegukan, pipinya dibanjiri dengan air mata deras yang sedari tadi mungkin keluar dari indera penglihatannya itu.
Mahendra berlari dengan langkah kaki besarnya cepat ke arah sang istri berada. Dirinya langsung memeluk Shani erat dengan keadaan keduanya yang sambil berhadapan saat ini.
Rasa sesak mulai menusuk lubuk hati Mahendra dengan cepat, sangat sakit hati rasanya melihat keadaan istrinya seperti saat ini. Mahendra tau alasan Shani menangis seperti saat ini karena hal ini sering menyerang sang istri.
Beberapa menit kemudian, Mahendra melepas dekapannya dari badan Shani karena merasa sang istri sudah merasa tenang dan sudah tidak menangis kembali.
"Kenapa sayang, kamu mimpi dia lagi?" tanya Mahendra sambil mengelus lembut pucuk kepala Shani.
"Iya mas, dia balik lagi ke mimpi aku." jawab Shani dengan tatapan sendu. "Aku mimpi kita lagi duduk bertiga ditepi pantai." lanjutnya sambil kembali mengeluarkan air matanya.
Melihat istrinya kembali menangis, Mahendra kembali mendekap tubuh sang istri sambil menenangkannya hingga tidak terasa mereka sama-sama tertidur disana.
<><><><><><><>
Kediaman Keluarga Surya— Anin dan Surya sedang bersantai di ruang keluarga berdua saja, hari ini Surya tidak pergi ke kantor karena dirinya sedang tidak enak badan jadi semua pekerjaannya dirinya serahkan kepada sekretaris pribadinya.
"Mas kamu yakin mau jodohin Zean sama Marsha." tanya Anin berhati-hati agar suaminya itu tidak tersulut amarah.
"Yakin dong, Zean juga udah berubah kok." balas Surya yang tengah fokus mengotak-atik handphone pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go and Go Again
RomanceMenceritakan seorang laki-laki bernama Revaldo Xavier pria mandiri, pintar dan tampan yang bersikap dingin. Dia tinggal sendirian sebatang kara karena terpisah dari orang tuanya sejak usia dini karena suatu tragedi. FIKSI FIKSI