47

303 59 11
                                    

Jia Li melangkah masuk ke dalam penthouse yang terletak di lantai paling atas salah satu gedung pencakar langit yang ada di Seoul dengan wajah kesal. Dia melempar sembarangan tas tangan seharga satu buah mobil dengan bahan kulit buaya sambil menggeram marah.


"Kenapa sulit sekali menyingkirkan perempuan sial itu ??!!!!"


Jia Li berjalan ke arah dapur lalu membuka pintu lemari pendingin. Dia mengambil satu kaleng bir rendah alkohol dari dalam lemari pendingin tersebut, membukanya dengan kasar lalu meneguk isinya sampai tersisa separuh kemudian menyentakkan kaleng yang tidak bersalah itu ke atas counter top dari marmer kualitas nomor satu.


Salah satu pintu kamar terbuka. Sesosok pria dengan kimono berbahan satin warna ungu tua muncul setelahnya. Dengan wajah sembab, dia bersandar di kusen pintu sambil bersedekap.


"Baru kali ini Nona Muda keluarga Tang mendapatkan lawan yang seimbang ya ?" ejek pria itu pada Jia Li.


Jia Li mendengkus keras.


"Perempuan yatim piatu itu sama sekali bukan tandinganku...." jawab Jia Li dengan ekspresi angkuh.


Pria yang bersandar terkekeh geli.


"Benarkah ??? Tapi kenapa dia selalu berhasil membuat dirimu uring-uringan seperti sekarang ini ?" cibir pria itu.


Jia Li menyipitkan kedua matanya. Dia menandaskan kaleng bir yang ada di atas meja lalu melemparkan kaleng yang sudah kosong itu ke arah pria menyebalkan yang ada di hadapannya.


"TUTUP MULUTMU !!!!"


Karena kekuatan lemparan yang tidak seberapa, pria itu berhasil menghindar dengan mudah. Kaleng bir itu terjatuh tidak jauh dari pintu kamar. Pria dengan kimono satin ungu tua itu lantas menegakkan tubuhnya, mendekati kaleng bir kosong yang tadi diarahkan kepadanya lalu memungutnya. Dengan santai pria itu lalu berjalan ke arah dapur dan membuang kaleng kosong itu ke dalam tempat sampah.


"Hal ini tidak akan terjadi kalau kau melakukan pekerjaanmu dengan baik !!!" tukas Jia Li. Pria itu tidak menyahut. Dia malah membuka lemari pendingin di belakang Jia Li, mengambil satu botol air mineral dingin lalu meminumnya dengan tenang.


"Yaaakk !!!! Kau dengar aku atau tidak ??!!!" teriak Jia Li marah karena diacuhkan oleh pria itu.


"YAAAAKKK !!!!!" Jia Li berakhir memukuli pria itu dengan brutal.


"Ya...ya...YAAA !!!" Pria itu menangkap kedua tangan Jia Li lalu menghempaskannya.


"Kau sendiri yang menyuruh aku tutup mulut barusan kan ?" ucap pria itu sambil menyeringai.



"Aissshhh..... Kau benar-benar tidak berguna !!!!"


Pria itu sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Jia Li barusan. Dia malah tertawa geli melihat Jia Li yang mengamuk di hadapannya.


"Kalau aku tidak berguna, tidak mungkin kau menyuruhku jauh-jauh datang ke sini hanya untuk membantumu memuluskan semua rencanamu.... Aku bahkan harus diam saja di depan Kakekmu.... Atau, apa perlu aku beritahu dia yang sebenarnya ? Bahwa cu-...."


"CUKUP !!!!" Jia Li menyela sebelum pria di hadapannya itu meneruskan ucapannya sampai selesai. Itu membuat pria dengan kimono ungu tua itu tersenyum jumawa.


"Pakai otakmu, Jia-Li..... Kau punya kartu as tapi kau belum memanfaatkannya....."


Kedua alis Jia Li terangkat ke atas.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang