55

318 62 29
                                    

Lelah diteror dengan pesan dari Jia Li soal janji untuk bertemu dengan bos besar Tang Tech, S.Coups terpaksa mengosongkan waktu di tengah-tengah padatnya jadwal persiapan comeback mereka. Setelah menyelesaikan rekaman lagu terakhir, S.Coups terbang ke Jepang menyusul Jia Li yang sudah lebih dulu berangkat beberapa hari sebelumnya. Tepatnya di satu hari sesudah kambuhnya serangan panik Jeje di rumah sakit.



Tempat S.Coups bertemu dengan kakek Jia Li sama seperti tempat pertemuan mereka sebelumnya. Entah karena memang beliau sedang memiliki urusan penting di Jepang  dan memilih untuk menginap disana. Atau karena keindahan dan kemewahan yang ditawarkan oleh Amanemu, resor dengan fasilitas premium yang terletak di provinsi Shima, sebelah tenggara prefektur Mei dan berhadapan langsung dengan Teluk Ago.



Menolak tawaran Jia Li yang ingin menjemputnya di bandara, S.Coups memilih untuk berkendara bersama dengan Do Hyun, asisten S.Coups yang juga mendampinginya dalam pertemuan sebelumnya.


Sepanjang perjalanan dari bandara Haneda menuju ke Amanemu, S.Coups terus menundukkan kepalanya. Pandangannya hanya tertuju kepada telepon pintar yang seperti sudah tertempel di kedua tangannya itu. Sejak dari Seoul sampai sekarang, atensi S.Coups hanya tertuju kepada benda tersebut.


Sesekali dia tertawa kecil sendirian lalu setelahnya jemarinya dengan lincah bergerak di atas layar ponsel, sibuk mengetik sesuatu di sana. Suasana hatinya sedang sangat baik. Dia bahkan tidak tersulut emosi ketika Do Hyun harus menginjak pedal rem mendadak karena hampir saja melewatkan exit tol yang seharusnya mereka lalui.


"Maafkan saya, Sajangnim.... Aku hampir melewatkan jalan keluar yang seharusnya...." ucap Do Hyun gugup.


Reaksi yang diberikan oleh S.Coups hanyalah gelengan kepala disertai dengan senyum di wajahnya.


"Tidak apa-apa.... Santai saja menyetirnya, Do Hyun-ah..... Kita kan tidak diburu-buru waktu....." ujar S.Coups.


"Tapi, sekretaris Jia Li Sangmunim menyuruhku untuk sesegera mungkin mengantar Sajangnim ke sana.... Katanya Sajangnim dan Jia Li Sangmunim punya janji makan bersama siang nanti...."


Kerutan langsung muncul di dahi S.Coups usai mendengar kegiatan yang tidak dia ketahui yang baru saja disampaikan oleh asistennya itu.


"Saya punya janji makan siang ? Dengan Jia Li ?"


Do Hyun yang masih berfokus pada jalanan di depannya menganggukkan kepala sebagai jawaban.


Kerutan di dahi S.Coups semakin terlihat jelas. Dia sedang mengingat-ingat apakah dia berjanji akan makan siang bersama dengan Jia Li sebelumnya. Tapi sepertinya tidak. Kedatangannya ke Jepang hanyalah untuk menemui kakek Jia Li lalu langsung kembali ke Seoul dengan pesawat yang paling cepat dengan waktu selesainya pertemuan tersebut. Tidak ada acara lain yang akan dilakukan oleh S.Coups, termasuk makan siang dengan Jia Li.


"Mungkin sekretaris Jia Li melakukan kesalahan.... Saya tidak punya janji apapun selain janji makan malam dengan pimpinan Tang Tech....." ujar S.Coups.


"Jadi, menyetir saja dengan hati-hati., Do Hyun-ah..."sambungnya.


S.Coups lantas semakin menurunkan sandaran kursinya, mencari posisi yang nyaman sebelum kembali berkutat dengan ponsel miliknya. Dia melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda, yaitu berbalas pesan dengan Jeje.


Iya,


Orang yang sepanjang hari ini berbalas pesan dengan S.Coups, yang membuat S.Coups terus-terusan menunduk dan sibuk dengan ponselnya adalah manajer utama Seventeen itu.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang