69

309 73 21
                                    



"Aku harus ikut !!!!"


S.Coups yang tengah meneliti kembali barang-barang bawaannya menghentikan kegiatannya karena Jia Li yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerjanya.


"Apa kau tidak diajari yang namanya sopan santun, Jia-ya ? Sebelum masuk ke dalam ruangan, seharusnya kau mengetuk pintunya terlebih dahulu..." dengus S.Coups karena sudah kesekian kalinya Jia Li masuk ke dalam ruang kerjanya tanpa permisi.


"Ini kan ruang kerja tunanganku, kenapa aku harus mengetuk pintu sebelum masuk ?" kelit Jia Li.


"Sopan santun, Jia-ya..... Nona besar sepertimu harusnya lebih tahu soal hal itu kan ?" tukas S.Coups malas. Daripada meladeni Jia Li, dia memilih untuk lanjut memeriksa barang-barang bawaannya. Tidak ada lagi Jeje yang biasanya mempersiapkan seluruh keperluannya dengan sedetail mungkin.


Jia Li berjalan menghampiri S.Coups dan duduk di ujung meja kerjanya.


"Oppa dengar aku tidak ? Aku mau ikut ke Jeju...." ulang Jia Li.


"Untuk apa kau ikut denganku ?" tanya S.Coups tanpa menolehkan kepalanya ke arah Jia Li.


"Ya untuk apalagi ? Untuk menjaga Oppa dari Jeje yang manipulatif itu.... Aku yakin, sebenarnya dialah yang membocorkan informasi pada wartawan sampai jadi viral seperti kemarin...."


"Jangan bicara yang tidak-tidak, Jia-ya.... Jeje tidak seperti itu...."


"Oppa membela dia ? Apa Oppa tidak lupa kalau dia pernah mengkhianati Oppa dengan Wonwoo ?"


S.Coups mendecakkan lidahnya. Dia menarik retsleting tasnya dengan kasar lalu sedikit membanting benda itu ke atas meja kerja.


"Maksudku, belum ada bukti kalau Jeje yang membocorkan cerita itu kepada wartawan.... Jadi jangan membuat spekulasi yang bisa mendorong opini orang lain, Jia-ya...."


Jia Li mengibaskan tangan kanannya ke udara kosong.


"Terserah Oppa.... Pokoknya aku tidak suka Oppa berdekatan dengan si Jeje itu.... Makanya, aku harus ikut Oppa ke Jeju...."


"Jia-ya..... Aku ke Jeju itu untuk bekerja.... Bukan untuk bermain-main...." S.Coups berusaha menjelaskan dengan sabar.


"Aku tahu.... Oppa tidak suka aku temani ya ?" tuduh Jia Li.


"Bukan begitu.... Tapi kau harus menyadari posisimu di agensi ini.... Kau itu wakil CEO. Kalau aku tidak ada, kau yang menggantikan aku.... Hal sesederhana itu tidak mungkin tidak kau pelajari di bangku kuliahmu kan ?" jawab S.Coups. Dia menyandang tas yang sudah siap ke atas bahunya, lalu pergi meninggalkan Jia Li sendirian.


Begitu S.Coups menghilang, Jia Li lantas dengan segera menghubungi seseorang.


"Kau terbang ke Jeju sekarang.... Awasi mereka untukku....."



🍒🍒🍒


Jeje menatap bayangan dirinya yang terpantul dari cermin dengan dahi yang berkerut. Wajah yang tertutup masker dan topi di atas kepalanya, membuat hanya bagian matanya saja yang terlihat.


"Apa memang harus seperti ini, Hoshi-ya ?" tanya Jeje.


Sementara si pelaku, Hoshi, berdiri di belakang Jeje sambil terkekeh.


"Masih kurang sih sebenarnya.... Sebentar....."


Hoshi meninggalkan Jeje sejenak dan sibuk mencari sesuatu dari dalam sling bag miliknya.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang