64

435 67 19
                                        



"Euhm, Eomma..... Besok pagi aku berangkat ke Jeju...."

Ritual Jeje sebelum tidur sekarang adalah menghubungi ibu angkatnya, melaporkan apa yang sudah dia lakukan sepanjang hari ini dan apa yang akan dia lakukan besok.


"Kamu berangkat sendirian ke bandara ? Tidak bersama Jisoo ?" tanya Nyonya Hong.


"Iya, Eomma.... Besok Joshua dan Wonwoo akan menjemputku... Kami akan berangkat bersama ke bandara...."


"Baguslah..... Besok kamu pasti sibuk mengurusi mereka di bandara. Tapi, jangan lupa tetap kabari Eomma sebelum pesawatmu berangkat ya?"


"Iya, Eomma...."


Nyonya Hong menghembuskan napas panjang.


"Berarti, besok si Choi itu akan berangkat juga dengan kalian ya ?"


"Tentu saja, Eomma.... Ini kan jadwal grup.... Dia pasti ikut...." jawab Jeje. Tanpa dijelaskan lebih lanjut oleh Nyonya Hong, Jeje sudah mengerti siapa Choi yang dimaksud oleh ibu angkatnya itu.


Nyonya Hong berdecak pelan.


"Bisa tidak kalian mendapatkan jadwal yang terpisah ?"


Jeje terkekeh pelan.


"Mana mungkin bisa begitu, Eomma ? Aku ini kan manajer mereka. Aku harus selalu mengikuti setiap jadwal mereka, apapun itu...."


"Kalau begitu, lebih baik kamu terus menempeli Jisoo saja.... Atau Wonwoo.... Pria itu lebih baik daripada si Choi.... Eomma belum cerita padamu karena dulu kamu masih bersama si Choi, tapi Jeon Appa pernah melamarmu untuk Wonwoo dulu. Meski saat dia melakukan itu, dia sedang dalam pengaruh alkohol...."


"Eomma.... Orang tua S.Coups juga sudah bertemu dengan Eomma kan ? Choi Eomma bahkan sudah memintaku untuk menjadi menantunya...." tanpa sadar, Jeje membela mantan kekasihnya itu.


"Tapi, lihat sekarang.... Siapa yang malah menjadi tunangannya ?"


Jeje menghela napas panjang.


"Kalau tidak mau dengan Wonwoo, dengan Johnny saja bagaimana ? Eomma kan sekarang berteman baik dengan Nyonya Suh.... Dia juga sangat menyukaimu...."


Jika telepon di akhir dengan Nyonya Hong adalah ritual baru Jeje, menjodohkan putri angkatnya dengan siapapun kenalan yang beliau ketahui adalah kebiasaan baru Nyonya Hong.


"Eomma....."


"Atau, dengan anak kenalan Eomma saja. Dia anak tunggal. Bekerja sebagai pialang saham di Bursa Efek New York.... Dia juga rajin ke gereja...."


"Sudah ya, Eomma.... Aku tidak mau membahas hal ini lagi.... Aku sedang berusaha menyembuhkan hatiku....." Jeje segera menyela sebelum Nyonya Hong melanjutkan daftar pria yang menurut beliau potensial untuk menjadi kekasih baru Jeje.


"Baiklah.... Baiklah.... Jaga dirimu dengan baik di sana.... Kabari Eomma kalau ada apa-apa.... Eh, tidak ada apa-apa pun, kamu harus tetap mengabari Eomma...."


"Iya, Eomma...."


"Kalau begitu, selamat beristirahat.... Saranghae, uri ttal....."


Jeje tersenyum tipis sebelum membalas ucapan Nyonya Hong.


"Saranghae, Eomma...."


🍒🍒🍒



"Selamat pagi, Noona...." Wonwoo menyapa Jeje ketika dia melewati perempuan itu sebelum menaiki mobil yang akan membawa dirinya, Joshua dan juga Jeje menuju ke bandara Gimpo.



What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang