59

489 64 22
                                    

Ternyata, tidak hanya Jeonghan dan Joshua yang datang ke panti asuhan untuk mengecek kondisi Jeje. Para anggota Seventeen yang lain, terkecuali S.Coups tentu saja, juga ikut bersama dengan mereka berdua. Selain itu, Taeyong, Johnny, Doyoung, serta anggota Dream juga ikut ke sana.


Untuk anggota NCT tersebut memang sengaja diajak oleh Jeonghan. Dia merasa, sebentar lagi berita pertunangan S.Coups dan Jia Li akan menjadi trending topic. Daripada mereka mengetahui berita tersebut dari media, lebih baik Jeonghan mengajak mereka untuk ikut serta. Sekalian, dia butuh banyak kepala untuk membantunya berpikir.


Sayangnya, ketika mereka tiba di panti asuhan, mereka tidak diperbolehkan oleh Suster Ryu untuk bertemu dengan Jeje. Setelah banyak menangis, Suster Ryu ingin anak asuhnya itu beristirahat untuk menenangkan dirinya. Hanya Joshua yang diperbolehkan masuk untuk melihat keadaan Jeje.


Suster Ryu juga meminta Jeonghan untuk berbicara secara pribadi di ruang kerjanya. Wonwoo yang merasa terlibat dalam permasalahan Jeje dan S.Coups ini ikut masuk bersama dengan Wonwoo. Anggota Seventeen yang lain, Taeyong, Johnny, Doyoung serta anak-anak Dream berakhir di aula panti, berbincang-bincang dengan sesama mereka sembari menunggu Jeonghan, Joshua dan Wonwoo selesai dengan urusan mereka.


Dengan sangat perlahan, Joshua membuka pintu kamar yang ditempati oleh Jeje. Dia pikir, kakak angkatnya itu sedang tidur karena malam sudah sangat larut. Akan tetapi, dugaan Joshua ternyata salah. Ketika pintu kamar terbuka, dia mendapati Jeje masih terjaga, duduk bersandar ke kepala ranjang dengan pandangan yang menerawang ke arah jendela yang ada di samping ranjang.


"Noona....." panggil Joshua. Dia segera menutup pintu kamar Jeje, berjalan cepat menuju ke arah tempat tidur lalu memeluk perempuan yang tampak pucat itu.


Jeje cukup terkejut dengan kedatangan Joshua yang tiba-tiba. Tapi kemudian, dia membalas pelukan Joshua, menyandarkan kepalanya ke bahu adik angkatnya.


"Apa aku harus membunuh S.Coups sekarang supaya Noona tidak lagi bersedih seperti ini ?" tanya Joshua.


Sebuah tepukan pelan dia terima di punggungnya setelah menanyakan hal itu pada Jeje.


"Noona tidak mau punya adik seorang penjahat, Shua-ya...."


Joshua melonggarkan pelukannya, namun kedua tangannya tetap berada di bahu Jeje.


"Aku memukulnya tadi.... Keras sekali.... Sampai sekarang saja tanganku masib terasa sakit...." cerita Joshua sembari menunjukkan kepalan tangan kanannya yang sedikit lebam.


"Kalian sebentar lagi akan comeback.... Jangan melukai diri kalian seperti itu....."


Joshua berdecak pelan.


"Noona.... Masih saja memposisikan diri Noona sebagai manajer kami..... Sekali-sekali posisikan diri Noona sebagai kakak perempuanku yang baru saja disakiti oleh sahabat baikku.... Noona harusnya berterima kasih kepadaku karena aku sudah memberikan dia pelajaran.... Walau sebenarnya, aku belum merasa puas hanya satu kali memukul wajahnya yang menyebalkan itu... Harusnya tadi Jeonghan tidak melerai kami berdua...." gerutu Joshua panjang lebar.


Senyum tipis terulas di wajah Jeje.


"Baiklah... baiklah.... Terima kasih karena sudah membela Noona, Shua-ya..."


"Tahu dari mana kalau Noona ada di sini ?" tanya Jeje kemudian.


"Suster Ryu menghubungiku. Katanya beliau bertemu dengan Noona lalu membawa Noona kemari. Oh ya...." Joshua menjeda karena teringat sesuatu. "Suster Ryu bilang kalau saat bertemu dengan Noona tadi pagi, Noona baru saja ditabrak dengan sepeda. Apa Noona baik-baik saja ? Ada bagian tubuh Noona yang terluka ?" cecar Joshua sambil memindai seluruh tubuh Jeje.


What Kind of FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang