"Sudah selesai belum ?"
Woozi menghembuskan napas kesal karena konsentrasinya terganggu akibat seseorang yang masuk ke dalam studio miliknya tanpa permisi. Orang tersebut dengan seenaknya duduk di sofa yang diletakkan di belakang kursi kerja Woozi.
"Berisik !!!" hardik Woozi.
Orang yang datang hanya terkekeh pelan.
"Aku kan hanya datang untuk mengecek pesananku.... Aku ini klienmu loh...."
Woozi menghembuskan napas pendek, terdengar benar-benar terganggu. Dia menunda kegiatannya lalu memutar kursi yang dia duduki sampai menghadap langsung ke arah orang yang baru saja datang itu.
"Kalau sudah selesai, pasti sudah kuhubungi, Hyung...."
Yang dipanggil Hyung itu terkekeh pelan.
"Arraseo.... Arraseo..... Itu juga cuma alasan untuk datang kemari kok..... Sebenarnya, Hoshi yang memintaku lewat Doyoung untuk memeriksa keadaanmu. Katanya, sudah tiga hari tiga malam kau sama sekali tidak keluar dari ruangan sempit ini...."
Woozi tertawa sarkastik.
"Punya kaca tidak, Hyung ? Bukannya kau juga pernah tidak keluar selama dua hari dari kamarmu karena terlalu asyik bermain game sampai-sampai Johnny Hyung harus menyeretmu keluar supaya kau terpapar sinar matahari ?"
"Lagipula, kenapa harus minta tolong lintas grup sih ? Kan semalam kami juga habis bertemu...." Woozi bergumam tidak jelas.
Ingatan Woozi melayang ke malam sebelumnya. Dikala dia sedang mengerjakan lagu di studio, panggilan suara dari Dino masuk ke ponselnya. S.Coups meminta seluruh anggota Seventeen untuk bertemu di kantor. Katanya ada hal penting yang harus mereka bahas bersama. Woozi sempat menyatakan keberatan dan meminta pertemuan tersebut untuk diatur kembali. Tapi Dino bilang, hal yang harus mereka bahas itu sangat penting karena ada hubungannya dengan investasi di agensi.
Rasa-rasanya Woozi ingin menguliti Dino karena sudah membuat dia harus meninggalkan pekerjaannya yang sudah kepalang tanggung. Tinggal sedikit waktu lagi sampai lagu yang dia buat itu selesai. Woozi paling tidak suka kalau dia diganggu di tengah-tengah proses kreatifnya. Apalagi ketika tiba di sana, yang dibahas oleh S.Coups dan Jeje adalah hal yang tidak akan pernah disetujui oleh Woozi.
Menerima investasi tapi bukan Jeje yang menjabat sebagai wakil CEO agensi melainkan cucu dari perusahaan yang bersedia berinvestasi di perusahaan mereka, lelucon macam apa itu ?
Woozi paling tidak suka dengan orang yang memanfaatkan kekayaan dan koneksi yang dia punya untuk merebut sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Apalagi, jika hal itu menimpa orang terdekat Woozi. Harusnya, dia tidak perlu datang ke agensi semalam. Cukup dia mengirimkan pesan singkat di grup obrolan mereka tentang ketidak setujuannya dengan penggantian Jeje sebagai wakil CEO agensi.
Tidak ada yang tahu, salah satu alasan Woozi bersedia keluar dari perusahaan mereka yang lama dan melepaskan tawaran menjadi produser utama, selain karena dia ingin terus bersama-sama dengan anggota grupnya, tetapi juga karena keberadaan Jeje di agensi mereka. Melihat bagaimana Jeje menjaga mereka dan bagaimana Jeje dengan Dream membuat Woozi yakin untuk menginvestasikan semua yang dia punya untuk membangun agensi bersama-sama.
Woozi yakin, Jeje akan menjaga dan memperhatikan semua kebutuhan mereka dengan baik. Pembawaan Jeje membuat banyak orang nyaman berada di sekitarnya, membuat banyak orang betah bekerja dengannya. Dan hal itu yang Woozi butuhkan agar dia bisa lebih kreatif serta produktif bekerja.

KAMU SEDANG MEMBACA
What Kind of Future
FanfictionTiga tahun setelah proyek All Good selesai.... Apakah kisah S.Coups dan Jeje akan menemukan akhir bahagianya Atau justru mereka akan berpisah selamanya..... Inspired by : Woozi - What Kind Of Future Highest Rank : #1 in carat (13032024) #8 in yoon...